Festival Pesona Bunaken Diharapkan Gairahkan Lagi Pariwisata Sulut
Festival Pesona Bunaken di Manado diharapkan dapat mengawali kebangkitan pariwisata daerah. Beragam acara akan menjadi ujung tombak dalam pemulihan ekonomi nasional seiring meredanya pandemi Covid-19.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Penyelenggaraan Festival Pesona Bunaken di Manado, Sulawesi Utara, diharapkan dapat mengawali kebangkitan pariwisata daerah. Pemerintah pusat juga menyatakan, beragam acara atau event akan menjadi ujung tombak pemulihan ekonomi nasional seiring meredanya pandemi Covid-19.
Untuk kali kedua sejak pandemi Covid-19 merebak, Festival Pesona Bunaken diadakan secara hibrida dengan berpusat di Manado. Acara dibuka pada Rabu (2/11/2022) di Manado Beachwalk pada pagi hari, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian konser pada malam hari.
Dibuka dengan penampilan tari dan musik tradisional, hadirin yang sebagian adalah undangan dari berbagai instansi disuguhi pemandangan parade puluhan perahu ketinting dan kapal hias di Pantai Malalayang berlatar Pulau Manado Tua dan Bunaken. Kapal Republik Indonesia (KRI) Hasan Basri 382, Kapal Angkatan Laut (KAL) Tedong Selar II-VIII-28, dan KAL Tedong Naga juga dikerahkan dalam parade.
Pada hari kedua dan ketiga, akan digelar di Pulau Bunaken, sekitar 45 menit pelayaran dari Manado daratan, dengan beragam kegiatan bahari, seperti penanaman pohon bakau, transplantasi terumbu karang, serta pelepasan tukik. Panitia mengklaim rangkaian acara selama dua hari diikuti puluhan ribu orang.
”Peserta offline diperkirakan 10.000 orang dan online 20.000 orang. Nilai ekonomi festival ini diperkirakan mencapai Rp 30 miliar dengan harapan membawa multiplier effect (efek pengganda) bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Adriana Dondokambey, Ketua Panitia Festival Pesona Bunaken, yang juga anggota Komisi X DPR.
Kakak Gubernur Sulut Olly Dondokambey sekaligus ibu Wakil Bupati Minahasa Utara Kevin Lotulung itu mengatakan, festival itu adalah satu dari 110 acara pariwisata yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) yang dirancang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Ia pun berharap festival ini bisa memulihkan kembali pariwisata Sulut.
”Terpaan pandemi sangat berdampak pada sektor pariwisata kita. Dengan berbagai upaya dan stimulus, kita akan bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Saya harap festival ini membangkitkan kembali pariwisata kita,” ujar Adriana.
Pariwisata di Sulut memang mulai menunjukkan tanda perbaikan. Pada September lalu, tercatat kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak sepanjang 2022, yaitu 2.178 orang dari total 10.971 orang sejak awal tahun. Pada 2021, hanya 593 wisman yang datang ke Sulut.
Rata-rata lama tamu menginap pun meningkat. Pada September 2022, baik wisman maupun wisatawan Nusantara (wisnus) tinggal di Manado selama 1,86 hari, naik dari rata-rata 1,59 hari pada September 2021.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw pun meminta semua pelaku pariwisata di Sulut bersiap karena Sulut akan segera menyambut wisman dalam waktu dekat. Pada Desember 2022, misalnya, perjanjian antara Pemprov Sulut dan maskapai penerbangan Korea Selatan, Jeju Air, akan segera berlaku dalam bentuk penerbangan langsung Jeju-Manado.
”Bulan ini (November) hingga Desember juga akan ada 15 penerbangan (carter) dari Taiwan. Ini buah tekad Pak Gubernur (Olly) dengan semangat nasional, pulih bersama dan lebih kuat. Kita harus mengembalikan pariwisata sebagai sektor unggulan untuk PDRB (produk domestik regional bruto) kita,” ujarnya.
Steven menambahkan, penyelenggaraan acara adalah salah satu cara untuk mendatangkan wisatawan dari luar Sulut ataupun dari mancanengara. Tahun ini, ada lima acara unggulan yang diadakan, yakni Festival Pesona Selat Lembeh, Festival Bunga Internasional Tomohon, Festival Danau Tondano, Kompetisi Foto Bawah Laut Sulut, dan Festival Pesona Bunaken.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Indovasi dan Kreativitas Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak menyebut, event sebagai bagian penting dari upaya pemulihan ekononomi nasional. Itulah mengapa pemerintah membuat kalender 110 acara pariwisata nasional dalam bentuk KEN.
Festival Pesona Bunaken juga ia sebut memainkan peran penting sebagai representasi keindahan bawah laut Indonesia sekaligus bagian dari Segitiga Koral Dunia. ”Tugas kita adalah menggali potensi pariwisatanya,” ujar Joshua.
Ia yakin, berbagai event yang telah dimasukkan dalam KEN akan efektif. Hal ini sudah terbukti pada 2021 oleh peningkatan peringkat pariwisata Indonesia pada Travel and Tourism Index yang dibuat oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), yaitu dari urutan ke-44 menjadi ke-32. Ini berarti Indonesia berada di posisi yang lebih baik ketimbang Thailand (36) dan Malaysia (38).