Ruang Kreatif Bentengi Pelajar dari Pengaruh Negatif
Pelajar rentan terpapar pengaruh negatif seperti narkoba dan terorisme. Pemberian ruang kreatif sebesar-besarnya niscaya membentengi mereka dari hal-hal tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Para pelajar rentan terpapar pengaruh negatif seperti narkoba dan terorisme. Pemberian ruang kreatif sebesar-besarnya niscaya membentengi mereka dari hal-hal tersebut. Dengan berkreasi, mereka mengalihkan energi pada karya positif yang sarat prestasi.
Ruang kreatif tersebut diberikan Lembaga Penyiaran Publik Indonesia Radio Republik Indonesia (LPP RRI) lewat Festival Pelajar Nusantara 2022, yang digelar di sejumlah wilayah di Indonesia, pada 23 Oktober 2022 hingga 28 Oktober 2022. Berbagai kegiatan diadakan, antara lain lomba musik, peragaan busana, tari kreasi Nusantara, monolog, permainan edukasi, lokakarya jurnalistik, dan seminar.
Tema-tema yang diangkat seputar persatuan dalam keberagaman. Sebab, pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94. Untuk itu, pesan-pesan terkait merawat kesatuan bangsa selalu digemakan.
”Ini adalah sebuah kegiatan yang digagas untuk memberi wadah bagi para pelajar di seluruh Indonesia untuk mengekspresikan berbagai kreativitas melalui hasil karyanya. Itu sekaligus membangu nilai-nilai keindonesiaan,” kata Direktur Utama LPP RRI Hendrasmo, dalam upacara penutupan Festival Pelajar Nusantara, di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (31/10/2022).
Hendrasmo menyadari adanya tantangan yang semakin berat menghadapi perkembangan zaman. Ada pihak-pihak yang selalu berusaha menggugah kesatuan bangsa. Untuk itu, pihaknya menginginkan rangkaian kegiatan yang digelar bisa mengokohkan rasa persatuan tersebut. Terutama di kalangan generasi muda.
”Festival Pelajar Nusantara menjadi wujud dan tugas dari peran RRI untuk ikut mencerdaskan bangsa, menumbuhkan jiwa kebangsaan, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa di tengah dinamika nasional maupun global yang penuh tantangan,” kata Hendrasmo.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh LPP RRI. Ia mengharapkan gelaran serupa diadakan kembali tahun selanjutnya. Pihaknya bakal memberikan dukungan penuh. Diyakininya, semakin banyak ruang kreatif yang diberikan, semakin besar pula kemungkinan generasi muda terhindar dari banyak pengaruh negatif.
Secara umum, kata Zainudin, pengaruh negatif bisa berupa narkoba hingga terorisme. Keduanya mulai bermunculan di kalangan generasi muda. Menurut dia, internalisasi nilai-nilai persatuan bangsa mesti digiatkan lagi. Kesadaran untuk bersatu dalam keberagaman mesti ditanamkan sejak dini. Usia muda, kata dia, menjadi waktu yang tepat untuk menanamkan semangat persatuan tersebut.
”Saya minta betul kesadaran kita semua. Seluruh elemen bangsa untuk setiap saat ingat bahwa kita berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Maka, kita harus merawat kebinekaan ini. Kita tidak boleh lelah merawat persatuan,” kata Zainudin.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengutarakan hal serupa. Pelajar perlu diberi perhatian besar demi mencegah paparan pengaruh buruk pada mereka. Ia menekankan agar anak-anak muda selalu mencintai kebudayaan. Lewat kebudayaan, ada kepribadian bangsa yang mencintai kerukunan meski saling berbeda-beda. Ruang kreatif menjadi saluran ekspresi dalam tumbuh kembang mereka.
Perihal paparan terorisme, Ganjar juga menyoroti peran guru. Seharusnya para guru juga bisa menjadi benteng awal agar anak-anak dijauhkan dari pemahaman yang mengoyak sendi-sendi persatuan bangsa. Pancasila juga hendaknya dijadikan pedoman bagi anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.
”Gurunya kita titipi pesan agar mereka bisa menyaring dan tidak ikut terlibat (terorisme). Ini saya kasih peringatan secara keras,” kata Ganjar.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar menyatakan, narasi kebencian yang memecah belah banyak tersiar lewat media sosial. Pelajar yang begitu dekat dengan gawai hendaknya dihindarkan dari narasi tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan ialah memperbanyak narasi toleransi dan kebinekaan di ruang-ruang tersebut.
”Kami juga sempat mengadakan lomba untuk anak-anak sekolah memproduksi konten video bernarasi perdamain. Ini cara mitigasi kita menumbuhkembangkan semangat toleransi. Benih-benih menghargai perbedaan dituangkan dalam konten tersebut. Ini menjadi hal yang sangat penting,” kata Boy.