Pelajar Didorong Jaga Kebinekaan

Dokumentasi Kemdikbud

Pembukaan Jambore Pelajar Teladan Bangsa di Jakarta, Senin (7/8).

JAKARTA, KOMPAS — Pelajar harus senantiasa menjaga semangat kebinekaan yang merupakan jati diri bangsa. Semangat ini diharapkan mampu membentengi siswa dari serbuan paham radikalisme dan intoleransi yang marak lewat media sosial.

”Untuk dunia yang semakin tidak menentu ini, tidak ada jalan selain kembali pada jati diri bangsa,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kepada 100 pelajar terpilih dari 48 kota/kabupaten dan 19 provinsi di seluruh Indonesia dalam pembukaan Jambore Pelajar Teladan Bangsa Tahun 2017 di Jakarta, Senin (7/8).

Jambore Pelajar Teladan Bangsa diselenggarakan Maarif Institute bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sejak 2012.  Tahun ini, 100 peserta dipilih dari 300 pelajar yang diseleksi dari seluruh Indonesia. Dalam seleksi, pelamar diminta untuk menyampaikan visi besar untuk Indonesia dalam bentuk esai.

Mendikbud berpesan agar peserta jambore dapat berkomunikasi dengan baik, membangun jaringan agar kemudian berkolaborasi untuk masa depan bangsa. ”Coba bayangkan 20 tahun dari sekarang, apa yang ingin Anda lakukan untuk bangsa ini bersama-sama?” ujar Muhadjir.

Mendikbud menyinggung ancaman paham radikalisme dan intoleransi yang menyebar di media sosial. Muhadjir ingin agar sekolah dibanjiri dengan berbagai aktivitas untuk menyibukkan siswa dengan aktivitas yang positif.

Direktur Eksekutif Maarif Institute Muhammad Abdullah Darraz mengungkapkan, kegiatan jambore untuk remaja ini merupakan partisipasi aktif dalam upaya membangun karakter bangsa sesuai dengan karakter ideologi Pancasila. Ia berharap, jambore ini dapat membumikan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara.

Selama tujuh hari, 6-12 Agustus, peserta jambore diajak untuk mengunjungi sejumlah tempat bersejarah, tempat peribadatan, serta membangun kesetiakawanan sosial dengan mengunjungi panti sosial. Peserta juga berkesempatan melakukan diskusi interaktif dengan tokoh publik serta ikut menyuarakan kebinekaan dalam kampanye publik di kawasan Kota Tua. (*)