DPD Partai Golkar Kota Surakarta Usulkan Gibran Jadi Calon Gubernur Jateng
DPD Partai Golkar Kota Surakarta mengusulkan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka agar dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2024. Usulan ini diajukan kepada pengurus pusat partai tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — DPD Partai Golkar Kota Surakarta mengusulkan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka agar dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2024. Usulan itu diajukan kepada pengurus pusat Partai Golkar yang akan segera merapatkan penentuan bakal calon kepala daerah. Dasar pengusulannya ialah kinerja positif Gibran selama menjabat Wali Kota Surakarta.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Surakarta Bandung Joko Suryono menyampaikan, usulan tersebut diperoleh lewat rapat pengurus harian terbatas yang diadakan pada 26 Oktober 2022. Hal itu sekaligus menjadi tindak lanjut atas pemberitahuan dari DPP Partai Golkar mengenai penyusunan nama fungsionaris bakal calon kepala daerah dan verifikasi nama-nama bakal calon legislatif baik dari provinsi maupun kabupaten/kota. Finalisasi nama-nama bakal calon bakal diadakan, Senin (31/10/2022) malam, oleh jajaran pengurus pusat.
”Tentunya bukan hanya untuk kepentingan politik Partai Golkar. Namun, juga seluruh rakyat Jateng. Kami berharap gayung bisa bersambut. Baik itu oleh internal Partai Golkar maupun elemen masyarakat yang lain,” kata Bandung di Kompleks DPRD Kota Surakarta, Jateng, Senin siang.
Bandung menjelaskan, Gibran dimunculkan sebagai sosok bakal calon yang berasal dari eksternal partai. Dari internal partai, sosok yang diajukan ialah Ketua DPD Partai Golkar Jateng Panggah Susanto. Ia mengaku tidak ada ”pesanan” dari pihak-pihak tertentu untuk memunculkan nama Gibran. Menurut dia, usulan tersebut merupakan aspirasi murni dari kader yang melihat sosok pemimpin muda potensial.
Lebih lanjut, Bandung menyatakan, kekagumannya berangkat dari kemampuan Gibran membuktikan diri. Padahal, semula banyak pihak yang meragukannya.
Dalam pandangannya, di bawah kepemimpinan Gibran, Kota Surakarta mampu menekan angka penularan Covid-19 dengan baik. Pertumbuhan ekonomi juga dijaga agar tetap berada pada tren positif. Hal itu ditempuh lewat pendampingan 6.500 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta berbagai gelaran acara dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional.
Bandung juga menyoroti perihal pembangunan sejumlah proyek strategis yang dijalankan semasa kepemimpinan Gibran. Ia menilai, proyek-proyek itu kelak bakal jadi fondasi kuat dalam upaya memajukan Kota Surakarta di masa depan. Beberapa proyek yang dimaksud antara lain Rel Layang Joglo, revitalisasi Solo Technopark, revitalisasi Lokananta, dan pembangunan Sentra IKM Mebel.
”Secara personal, potensi dan kemampuan ini akan menjadi semakin bermanfaat untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. Khususnya rakyat Jateng apabila beliau menjadi kepala daerah atau Gubernur Jateng pada 2024,” kata Bandung.
Di sisi lain, Bandung menyatakan, kewenangan penentuan bakal calon kepala daerah sepenuhnya berada di tangan pengurus pusat. Pihaknya hanya mampu berharap agar usulan tersebut benar-benar dipertimbangkan oleh para elite politik dari partai tersebut. Tidak hanya elite politik di tingkat provinsi, tetapi juga di tingkat pengurus pusat.
Ditemui secara terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku sama sekali belum mengetahui pengajuan namanya dalam proses penjaringan oleh partai tersebut. Ia juga enggan terlalu memikirkannya. Sebab, pihak yang mengajukan berasal dari partai yang berbeda. Selama ini, menurut dia, juga belum ada partai-partai lain yang berkomunikasi perihal wacana pencalonan kepala daerah dengannya.
Kini, lanjut Gibran, pihaknya tengah fokus merampungkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di hadapannya. Masih banyak proyek pembangunan yang perlu dipantau pengerjaannya. Ia juga terus mencari cara-cara efektif soal pemulihan ekonomi masyarakat setelah dihantam pandemi Covid-19. Karier politik selanjutnya belum ada dalam benaknya.
”Belum tahu. Aku belum tahu arahnya mau ke mana. Ini bergantung warga saja. Kalau warga enggak mau lagi, ya aku pensiun. Aku enggak memikirkan itu. Santai saja,” kata Gibran.