Pabrik Produsen Obat Berbahaya di Medan Didatangi Polisi
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi rapat dengan kepala puskesmas dan RS terkait penanganan gangguan ginjal akut atipikal. Daerah diminta memperkuat diagnosis dan segera merujuk ke RSUP H Adam Malik jika menemukan kasus.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Aparat Kepolisian Daerah Sumatera Utara memasang segel pada kardus produk yang diduga mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol di pabrik yang memproduksi obat sirop PT Universal Pharmaceutical Industries. Sementara itu, semua daerah di Sumut diminta memperkuat diagnosis dan segera merujuk pasien ke Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik jika menemukan dugaan kasus gangguan ginjal akut.
Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Panca Putra Simanjuntak mengatakan sudah mendatangi pabrik itu bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan. Produk yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) lantas disegel.
”Yang kami segel bukan pabriknya, melainkan produknya yang dilarang sementara untuk diedarkan. Pabrik ini sudah berproduksi sejak 1977,” kata Panca di Medan, Senin (24/10/2022).
Sementara itu, dalam rapat koordinasi dengan semua kepala puskesmas dan rumah sakit terkait penanganan gangguan ginjal akut atipikal, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta semua daerah memperkuat diagnosis dan segera merujuk pasien ke Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik jika menemukan dugaan kasus gangguan ginjal akut.
”Langkah pertama, apabila ada anak dengan tanda gangguan ginjal akut seluruhnya harus segera dibawa ke rumah sakit rujukan, yakni RSUP H Adam Malik, bukan diobati di daerah,” kata Edy saat rapat koordinasi tatap muka dan daring, di Medan, Senin.
Edy mengatakan, beberapa kasus dari daerah terlambat ditangani setelah sampai di Medan karena kondisinya sudah mengalami perburukan. Hingga kini sudah 14 kasus gangguan ginjal akut di Sumut. Delapan di antaranya meninggal, empat sembuh, dan dua masih dirawat di rumah sakit.
Menurut Edy, RSUP H Adam Malik telah membentuk tim khusus menangani kasus gangguan ginjal akut pada anak. Rumah sakit itu juga memiliki dua dokter spesialis anak subspesialis ginjal.
Direktur Utama RSUP H Adam Malik Zainal Safri mengatakan siap menerima pasien gagal ginjal akut dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya. Mereka pun meminta agar rumah sakit dan puskesmas di daerah memperkuat diagnosis untuk gangguan ginjal akut, yang umumnya menyerang anak balita itu.
”Perkuatan diagnosis di daerah sangat penting agar bisa segera dirujuk ke RSUP H Adam Malik dan mendapatkan penanganan maksimal,” kata Zainal.
Zainal menyebut, mereka juga akan menyediakan nomor hotline yang akan langsung tersambung dengan tim khusus di RSUP H Adam Malik untuk melakukan diagnosis. Ia juga meminta dinas kesehatan di kabupaten/kota melakukan penyelidikan epidemiologi yang baik untuk memperkuat data penyebab gangguan ginjal akut ini.
Dokter spesialis anak Konsultan Nefrologi Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, Rosmayanti Syafriani Siregar, memaparkan, kasus gangguan ginjal akut pada anak awalnya ditemukan pada Mei 2022. Namun, ketika itu belum ada peningkatan kasus secara signifikan sehingga belum menjadi perhatian khusus. Kasusnya pun ketika itu bisa disembuhkan.
Kemudian, ditemukan tiga kasus pada Juli 2022, satu kasus pada Agustus 2022, empat kasus pada September 2022, dan lima kasus pada Oktober 2022. Semua kasus tersebut berusia < 1 - 5 tahun. Delapan kasus berasal dari Medan, dua dari Labuhanbatu, dua dari Sibologa, serta masing-masing satu dari Mandailing Natal dan Binjai.
”Minggu malam, seorang pasien berusia delapan bulan dirujuk dari Sibolga dan sekarang sedang dirawat di RSUP H Adam Malik,” kata Rosmayanti.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Sumatera Utara Yazid Dimyati pun meminta semua dokter anak dan dokter umum tetap menghindari meresepkan obat cair atau sirop pada anak sampai ada hasil studi tentang penyebab gangguan ginjal akut.
”Kejadian sekarang ini sekaligus menjadi introspeksi kepada dokter anak dan umum agar lebih berhati-hati meresepkan obat. Kalau memang tidak diperlukan, jangan meresepkan obat,” kata Yazid.
Yazid mengatakan, sampai sekarang ada tiga dugaan penyebab gangguan ginjal akut, yakni intoksikasi (keracunan), inflamasi (peradangan), dan infeksi. Semua dugaan itu memiliki bukti masing-masing dan hingga kini belum ada hasil studi tentang penyebabnya. Pemerintah pun masih melakukan investigasi epidemiologi tentang penyebabnya