Tabrak Belakang Terjadi Lagi di Cipali Subang, Seorang Tewas dan Tiga Luka-luka
Seorang warga meninggal dan tiga lainnya luka-luka dalam kecelakaan di ruas Jalan Tol Cipali Kilometer 109+600, Subang. Polisi menduga penyebab kecelakaan karena sopir mengantuk.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Kasus tabrak belakang di ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali terjadi, Selasa (18/10/2022). Seorang warga meninggal dan tiga lainnya luka-luka. Polisi menduga penyebab kecelakaan karena sopir mengantuk.
Insiden itu bermula saat minibus Toyota Kijang Innova bernomor polisi B 1167 UZT melaju dari Jakarta menuju Cirebon. Namun, sesampainya di Kilometer 109+600, Desa Jabong, Kecamatan Pagaden, Selasa pukul 06.00, minibus yang dikemudikan M Wari (36) itu hilang kendali.
Kendaraan berwarna hitam itu pun menghantam bagian belakang truk yang belum diketahui identitasnya. Akibat kecelakaan, seorang penumpang minibus, Siti Aminah (20), meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit. Tiga penumpang lainnya menderita luka-luka.
Mereka adalah Arif yang baru berusia 1,5 tahun, Riskiyah (16), dan Ridwan (20). Semua korban yang merupakan warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Subang. Polisi juga menyimpan minibus itu di Km 92/B untuk penyelidikan lebih lanjut.
”Penyebab kecelakaan diduga karena sopir mengantuk,” ucap Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Subang Inspektur Dua Endang Sudrajat saat dihubungi. Untuk memastikan penyebabnya, penyelidikan masih terus dilakukan, termasuk untuk mengetahui kecepatan minibus.
Kecelakaan maut itu merupakan kasus ketiga yang terjadi di Jalan Tol Cipali wilayah Subang dalam sepekan terakhir. Selasa (11/10) lalu, kasus tabrak belakang terjadi di Km 91+300 arah ke Cirebon dan Km 91+700 arah ke Jakarta. Dua orang tewas dan tiga lainnya menderita luka-luka.
Sebelumnya, akhir 2019 lalu, sebuah minibus menabrak bagian belakang truk di Km 113+200 ke arah Jakarta. Akibatnya, enam orang meninggal. Berdasarkan pemetaan Astra Tol Cipali, pengelola jalan tol, titik rawan kecelakaan ada di ruas Subang-Cikedung, sekitar 120 km dari Jakarta.
Selama 2019-2021, sebanyak 170 nyawa melayang akibat tabrak belakang. Angka ini sekitar 76 persen dari total korban jiwa karena kecelakaan di Cipali. Penyebab kecelakaan di Cipali juga didominasi faktor manusia, seperti mengantuk dan melebihi batas kecepatan.
Padahal, terdapat area istirahat di Km 102 A arah ke Cirebon dan Km 101 B arah ke Jakarta di ruas itu. Selain memasang imbauan agar pengendara rehat saat lelah, pengelola jalan tol juga membuat speed reducer mengurangi kecepatan hingga sling baja agar kendaraan tidak menyeberang.
”Dengan berbagai upaya, kami sudah mengurangi blank spot (titik rawan kecelakaan) dari 14 titik tahun lalu jadi 10 titik,” ujar Prayogi Setyo Pratomo, Department Head Traffic Astra Tol Cipali, beberapa waktu lalu. Pihaknya juga mengimbau pengendara menaati batas kecepatan.
Sebab, kasus tabrak belakang kerap melibatkan mobil dengan kecepatan tinggi atau lebih dari 100 km per jam dan kendaraan besar yang kecepatannya di bawah batas minimum, 60 km per jam. Perbedaan kecepatan tersebut memicu tingginya fatalitas saat kedua kendaraan kecelakaan.
Selama 2019-2021, sebanyak 170 nyawa melayang akibat tabrak belakang. Angka ini sekitar 76 persen dari total korban jiwa karena kecelakaan di Cipali. Penyebab kecelakaan di Cipali juga didominasi faktor manusia, seperti mengantuk dan melebihi batas kecepatan.