Sebanyak Enam Korban Meninggal akibat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Bali
Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Bali menelan korban jiwa. Sebanyak enam orang meninggal akibat bencana alam, yang terjadi sejak Minggu (16/10/2022).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Sebanyak enam orang meninggal selama kejadian bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah daerah di Bali sejak Minggu (16/10/2022). Selain menelan korban jiwa dan menyebabkan warga mengungsi, bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut juga mengganggu sarana dan fasilitas umum.
Dalam laporan perkembangan situasi bencana alam di Bali, yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Selasa (18/10/2022), terdapat enam korban meninggal terkait bencana banjir dan tanah longsor, yaitu, masing-masing satu korban meninggal di Bangli dan satu korban meninggal di Tabanan serta tiga korban meninggal di Karangasem.
Adapun seorang korban hanyut di Jembrana ditemukan pada Selasa (18/10) siang dalam kondisi sudah meninggal.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana I Made Budiasa mengatakan, warga di Jembrana, yang terdampak bencana banjir sejak Minggu (16/10/2022), masih bertahan di tempat pengungsian, yang disediakan di wilayah Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring; dan di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.
”Kami sudah membuat dapur umum dan mengirimkan bahan makanan serta kebutuhan obat-obatan,” kata Budiasa, yang dihubungi dari Nusa Dua, Badung, Selasa (18/10/2022).
Budiasa menambahkan, Pemkab Jembrana masih mendata dampak bencana banjir bandang tersebut dan berupaya memulihkan fasilitas umum, termasuk air bersih dan listrik, yang sebelumnya terganggu akibat bencana banjir bandang tersebut.
Akses diberikan untuk mobil kapasitas besar yang mengangkut bahan kebutuhan pokok dan logistik. (Rentin)
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menyatakan, akses lalu lintas berupa jalan dan jembatan di wilayah Mendoyo, Jembrana, dalam proses pemulihan.
”Sekitar pukul 14.15 Wita jalur utama Denpasar ke Gilimanuk dan sebaliknya, dari Gilimanuk ke Denpasar, sudah dibuka untuk kendaraan besar dengan penerapan sistem buka tutup,” ujar Rentin, Selasa (18/10/2022).
”Akses diberikan untuk mobil kapasitas besar yang mengangkut bahan kebutuhan pokok dan logistik,” ujarnya menambahkan.
Diprioritaskan
Ia mengatakan, penanganan upaya pemulihan akses lalu lintas dan penanganan dampak bencana alam di Jembrana mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk dari Gubernur Bali, Wakil Gubernur Bali, dan Kepala Polda Bali.
Rentin menyatakan, dirinya bersama Bupati Jembrana I Nengah Tamba juga sudah mendatangi rumah keluarga korban meninggal akibat terhanyut di Jembrana untuk menyampaikan rasa dukacita dan sekaligus menyerahkan bantuan santunan senilai Rp 15 juta dari Pemprov Bali.
Sementara itu, pihak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali dalam konferensi pers pada Selasa (18/10/2022) menyebutkan, pengalihan fungsi lahan akibat pembangunan infrastruktur mempengaruhi daya dukung Bali dalam memitigasi bencana alam, termasuk bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem.
Dihubungi terpisah, Direktur Walhi Bali Made Krisna Dinata menyatakan, upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Bali masih lemah dan kurang sehingga kerusakan lingkungan terjadi.