Pascalongsor, Jalur Kereta Malang-Blitar Sudah Bisa Dilalui
Jalur kereta api antara Stasiun Sumberpucung, Kabupaten Malang, dan Stasiun Pohgajih, Kabupaten Blitar, di Jawa Timur yang longsor sudah bisa dilalui kembali.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jalur kereta api antara Stasiun Sumberpucung di Kabupaten Malang dan Pohgajih di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sudah bisa dilalui kembali setelah material longsor yang menutup jalur itu dibersihkan pada Selasa (18/10/2022) pukul 16.44.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 8 Surabaya Luqman Arif, Selasa malam, mengatakan, semua kereta api dari dan ke Malang dapat beroperasi kembali.
”Kami atas nama manajemen KAI mengucapkan permohonan maaf kepada para pelanggan karena terganggunya perjalanan dan pelayanan kereta api akibat jalur KA terkena longsor di wilayah tersebut,” ujarnya melalui pesan tertulis.
Kereta pertama yang melintas adalah Parcel yang berangkat dari Stasiun Malang pukul 17.00, disusul Kereta Malabar relasi Malang-Bandung yang berangkat 10 menit kemudian.
Luqman menjelaskan, untuk upaya normalisasi jalur, PT KAI telah mengerahkan puluhan pekerja beserta perlengkapan lain untuk menyingkirkan material longsor di Kilometer (Km) 85+4/5 serta beberapa lokasi lain di Km 84+8/9, Km 82+6/7, Km 81+3, Km 86+2/3, Km 82+400/500, dan Km 83+900/000 yang berada di antara Stasiun Sumberpucung dan Pohgajih.
Hingga kini, lanjut Luqman, proses normalisasi terus berjalan meski situasi di lapangan cukup menyulitkan lantaran hujan dan banyaknya material longsoran. Pihaknya berupaya meningkatkan kemampuan jalur hingga bisa dilintasi kereta dengan kecepatan normal.
”Demi pertimbangan keselamatan, saat melintasi jalur tersebut, kecepatan kereta dibatasi maksimal 5 km per jam. Secara bertahap, petugas akan melakukan pembersihan dan pengawasan sehingga kecepatan KA dapat berjalan seperti normal,” katanya.
Sebelumnya ada beberapa kereta jarak jauh yang terpaksa dialihkan melalui Sidoarjo, Mojokerto, dan Kertosono akibat longsor ini. Kereta itu adalah Kereta Matarmaja relasi Malang-Pasar Senen, Kereta Gajayana relasi Malang-Gambir, dan Kereta Brawijaya relasi Malang-Gambir.
Terdapat tujuh titik rawan bencana di wilayah Daop 8.
PT KAI Daop 8 telah berupaya mengantisipasi daerah rawan bencana dengan melakukan pemetaan dan penanganan lokasi yang berpotensi mengganggu keselamatan dan kelancaran perjalanan KA.
Sejauh ini terdapat tujuh lokasi rawan bencana di wilayah Daop 8, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Beberapa upaya antisipasi sudah dilakukan, di antaranya menempatkan alat dan material untuk siaga (AMUS) serta menyiagakan petugas daerah rawan.
AMUS disiagakan di tujuh stasiun yang terdekat dengan daerah rawan, yaitu di Mojokerto, Babat, Sepanjang, Boharan, Bangil, Wlingi, dan Sidotopo. Wujudnya berupa bantalan rel beton dan kayu, batu balas, pasir, perancah, dan karung.
Beberapa daerah rawan itu ada di Km 32+700 sampai dengan 33+200, jalur antara Stasiun Tanggulangin dan Stasiun Porong yang punya potensi banjir. ”Petugas mengantisipasi dengan membuat drainase saluran air ataupun memaksimalkan fungsi saluran yang sudah ada,” katanya.
Antisipasi lain, tambah Luqman, manajemen Daop 8 yang dipimpin oleh executive vice president dan diikuti jajarannya juga melakukan pemeriksaan langsung dengan kegiatan cek lintas stasiun dan jalur KA rutin setiap pekan. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan jalur aman dari gangguan.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana melalui Kepala Kepolisian Sektor Sumberpucung Ajun Komisaris Lukman Hudin mengatakan, tanah longsor di jalur kereta terjadi akibat dinding turap penahan di sekitar Terowongan Karangkates tergerus air hujan yang mengguyur sejak pagi.