Kawasan Industri Tumpuan Kebangkitan Ekonomi Jateng
Kawasan industri dinilai berperan besar dalam membangkitkan perekonomian di Jawa Tengah. Dengan adanya kawasan industri, peluang investasi masuk dan tenaga kerja terserap semakin tinggi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pekerja berada di kawasan industri untuk menyiapkan berbagai infrastruktur jaringan listrik dan penerangan jalan di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (13/6/2022).
SEMARANG, KOMPAS — Upaya membangkitkan kondisi perekonomian Jawa Tengah yang terpuruk akibat pandemi terus dilakukan oleh berbagai pihak. Kawasan industri turut ambil bagian dengan cara menarik sebanyak-banyaknya investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Di tengah perekonomian dunia yang masih belum kondusif, sejumlah investasi masuk ke Indonesia. Yang terbaru, investasi langsung dari Global Orbia Group (Meksiko) dan Wavin BV (Belanda) masuk ke Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Nilai investasinya sebesar 125 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,9 triliun.
Keputusan investor asing untuk berinvestasi di tengah kondisi perekonomian dunia yang kurang baik membuktikan bahwa mereka percaya dengan Jateng dan Indonesia. Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jateng Sujarwanto Dwiatmoko meyakini, ke depan, akan lebih banyak lagi investor yang menanamkan modal di wilayahnya, salah satunya melalui kawasan industri.
”Perekonomian dunia memang diprediksi kurang bagus, tetapi kita tahu bahwa dunia usaha punya strategi masing-masing. Situasi yang tidak baik boleh-boleh saja menjadi waktu untuk investasi yang baik. Maka, kita tidak boleh kendur dalam mempersiapkan infrastruktur industri,” ujar Sujarwanto seusai peringatan Hari Ulang Tahun PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Jumat (7/10/2022), di Kota Semarang.
Sujarwanto menyebut, Jateng menargetkan investasi di wilayahnya tumbuh di atas 10 persen pada tahun 2023. Target itu dinilai realistis jika melihat perkembangan investasi di KITB dan kawasan industri lain di Jateng.
Pekerja proyek kawasan industri beristirahat dengan membeli makanan dan minuman dari pedagang keliling di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (13/6/2022).
”Sekarang ini, kawasan industri menjadi sarana investasi terbaik di Jateng. Industri dari berbagai negara memutuskan untuk migrasi ke kawasan industri yang ada di Jateng karena semuanya sudah disiapkan dengan baik,” katanya.
Untuk mencapai target tersebut, diperlukan komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pendukung. Menurut Sujarwanto, infrastruktur pendukung kawasan industri yang akan ditingkatkan antara lain jaringan listrik dan gas di KITB.
Sebagai pemegang saham terbesar KITB, PT Kawasan Industri Wijayakusuma berkomitmen akan melakukan sejumlah transformasi untuk menggaet lebih banyak investor. Transformasi itu, antara lain, dilakukan dari segi model bisnis. Model bisnis yang akan diterapkan mengarah pada kebutuhan Industri 4,0.
”Transformasi juga akan kami lakukan dari segi sumber energi. Ke depan, kami akan menjadi kawasan industri yang ramah lingkungan. Hal itu akan diwujudkan dengan penggunaan energi baru terbarukan dan sistem pengolahan limbah sesuai standar,” ucap Ahmad Fauzie Nur, Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma.
Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan mengenai pabrik pipa PT Wavin Manufacturing Indonesia dan produk-produknya yang akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Batang, Senin (3/10/2022).
Hal ini sejalan dengan amanah Presiden bahwa salah satu tujuan utama dibangunnya KITB adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.
Ahmad mengatakan, KITB memiliki luas lahan sekitar 4.300 hektar yang dibagi dalam tiga kluster. Kluster pertama seluas 3.100 hektar, kluster kedua 800 hektar, dan kluster ketiga 400 hektar. Pada kluster pertama, lahan seluas 450 hektar sudah terjual habis. Sepuluh investor dalam dan luar negeri telah menandatangani perjanjian penggunaan tanah industri pada lahan 450 hektar tersebut. Sepuluh perusahaan itu disebut siap beroperasi pada 2023-2024.
Proyek KITB diproyeksikan menyerap sekitar 282.000 tenaga kerja hingga tahun 2031. Dalam jangka pendek, 20.533 pekerja akan terserap di KITB pada tahun 2023. ”Hal ini sejalan dengan amanah Presiden bahwa salah satu tujuan utama dibangunnya KITB adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya,” ucap Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan.
Sementara itu, Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menyatakan siap menyuplai tenaga kerja berkualitas ke KITB. Persiapan membentuk sumber daya berkualitas sudah mulai dilakukan sejak pertama kali KITB digagas. ”Saat ini sudah dilakukan kerja sama untuk mendata, menginventarisasi, dan memetakan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kompetensinya,” ujar Lani.
Selain dari Batang, sejumlah tenaga kerja dari wilayah tetangga, seperti Pekalongan, Pemalang, dan Kendal, juga bisa diserap oleh sejumlah perusahaan di KITB.