Investasi Terus Dikejar untuk Menciptakan Lapangan Kerja
Pembangunan pabrik pipa investasi Wavin BV dan Orbia dimulai di Kawasan Industri Terpadu, Batang, Jawa Tengah. Pembangunan ini diharap membuka lapangan kerja.
Oleh
NINA SUSILO, KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo meninjau lahan pabrik pipa yang mulai dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Senin (3/10/2022). Pabrik PT Wavin Manufacturing Indonesia diperkirakan beroperasi mulai akhir 2024.
JAKARTA,KOMPAS — Pemerintah akan terus menyambut investasi yang masuk ke Indonesia. Harapannya, selain menciptakan lapangan kerja, penerimaan negara juga muncul dan impor bisa ditekan.
Presiden Joko Widodo menyambut investasi dari Orbia dan Wavin di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Investasi sekarang ini menjadi rebutan semua negara. Sebab, dengan investasi, nilai tambah diciptakan, lapangan kerja bertambah, dan penerimaan negara serta cadangan devisa muncul.
Lebih lagi, apabila sebelumnya Indonesia harus mengimpor pipa; setelah pabrik pipa selesai, Indonesia tak perlu lagi mengimpor. Selain memenuhi kebutuhan di Indonesia, pipa yang diproduksi juga akan diekspor ke negara-negara Asia Pasifik, Australia, serta Eropa.
”Ini hal yang terus akan kita kejar. Investasi apa pun karena akan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih kepada Wavin BV juga Orbia yang sudah memberi kepercayaan kepada Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo dalam groundbreaking PT Wavin Manufacturing Indonesia di KIT Batang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Senin (3/10/2022).
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo menyalami CEO Orbia Sameer Bharadwaj seusai meresmikan dimulainya pembangunan PT Wavin Manufacturing Indonesia di KIT Batang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Senin (3/10/2022).
Hadir pula dalam acara ini Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Selain itu, tampak hadir Duta Besar Belanda Lambert Grijns, CEO Orbia Sameer Bharadwaj, dan President & CEO Wavin Group Maarten Roef.
Presiden Jokowi menilai, tak mudah mendapatkan kepercayaan investor. Ketika suatu negara dicap tidak bisa dipercaya, tidak ada investor mau datang dan negara tersebut harus mengimpor barang. ”Meski dunia sedang krisis finansial tapi Indonesia masih dipercaya untuk investasi perusahaan-perusahaan besar dunia karena stabilitas ekonomi dan politik yang sangat baik di negara kita,” kata Presiden.
Sameer Bharadwaj dalam sambutannya menyampaikan antusiasme untuk investasi pertama Orbia dan Wavin di Indonesia. Indonesia dipilih bukan hanya karena memiliki populasi banyak, kaya sumber daya alam, dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Namun, menurut Sameer, karena memiliki stabilitas kendati kondisi dunia tak pasti akibat perang Ukraina-Rusia.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
CEO Orbia Sameer Bharadwaj
Lebih lagi, Orbia dan Wavin bersama Indonesia disebutnya mampu berkontribusi dalam mengatasi setidaknya lima tantangan dunia. Pertama, menyediakan akses air bersih dan sanitasi. Hal ini dinilai sangat penting karena satu dari empat orang di dunia tidak bisa mengakses air bersih dan satu dari dua orang di dunia tidak bisa mengakses sanitasi.
Kedua, pengelolaan air di tengah perubahan iklim yang membawa banjir, tsunami, dan angin ribut. Ketiga, menyediakan pangan untuk dunia dengan populasi yang terus bertambah. Populasi masyarakat dunia Oktober ini berkisar 8 miliar jiwa, sedangkan di 2050 diprediksi mencapai 10 miliar jiwa. Karena itu, diperlukan peningkatan produksi komoditas pangan dengan irigasi yang baik. ”Kami juga bekerja untuk mengatasi emisi metana. Pertanian padi dituding menghasilkan 10 persen emisi metana dunia. Dengan drip irrigation, kita bisa kurangi emisi metana,” kata Sameer.
Kelima, senyawa yang digunakan dalam aplikasi kabel di bangunan akan mengamankan bangunan dari kebakaran, semua bangunan aman. Selain itu, Orbia masih ada bisnis telekomunikasi dengan memproduksi konduit untuk kabel optik fiber serta bisnis florin yang penting untuk membuat baterai litium.
Sameer juga gembira dengan langkah investasi bersama Wavin yang sudah tidak asing di Indonesia. Sebab, perusahaan produsen pipa dan fitting (sambungan) di Indonesia menggunakan lisensi dari Wavin.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Bahlil dalam laporannya menambahkan, penjajakan investasi dengan perusahaan asal Belanda Wavin dimulai November 2020. Industri yang dimulai pembangunannya ini akan menjadi yang terbesar dan diperkirakan bisa mulai berproduksi akhir 2024. ”Produk Wavin 80% digunakan di Indonesia dan selama ini kita impor terus. Pembangunan pabrik dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dan Asia Pasifik,” tambah Bahlil.
Penuh
KIT Batang seluas 450 hektar, lanjut Bahlil, sudah penuh. Selain itu, seribu hektar tahap kedua juga sudah penuh. Sejauh ini, terdapat sepuluh perusahaan terdiri dari lima penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan lima penanaman modal asing (PMA) yang sudah masuk. Kelima PMDN itu adalah Jayamas Medica Industry (Onemed) produksi alat kesehatan, Interskala Medika industri alat kesehatan, Rumah Keramik industri keramik, Tawada Healthcare industri alat kesehatan, dan Unipack Plasindo industri PVC.
Adapun lima perusahaan asing yang berinvestasi di KIT Batang adalah Cosmos Ink (Korea Selatan) industri tinta, KCC Glass (Korea Selatan) industri kaca, Wavin Orbia (Belanda) industri pipa, Window Shutters (Inggris) industri frame jendela, dan Yih Quan (Taiwan) industri alas kaki.
Bahlil menjanjikan, pada akhir 2023 akhir atau menjelang 2024, minimal 50 persen dari 4.300 hektar lahan KIT sudah akan terisi. Tahap kedua akan dilakukan Januari-Februari mendatang termasuk perumahannya. Dia meyakinkan semua akan diurus dengan baik.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan mengenai pabrik pipa PT Wavin Manufacturing Indonesia dan produk-produknya yang akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Senin (3/10/2022).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menyebut, masuknya investor ke KITB di tengah kondisi perekonomian dunia yang sulit membuktikan bahwa kepercayaan mereka terhadap Indonesia, khususnya Batang, cukup baik. ”Menurut saya, hal itu menunjukkan kepercayaan bahwa kita negara yang siap dalam situasi apa pun dan kondusif,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, Pemerintah Kabupaten Batang selama ini telah memberikan layanan yang cepat, mudah dan murah bagi para investor agar mereka tertarik berinvestasi di KITB. Usaha-usaha itu diharapkan Ganjar bisa ditiru oleh pemerintah kabupaten/kota lain di Jateng dalam mempercepat ataupun mendorong investasi di wilayahnya. Selain memastikan kemudahan investasi, bupati/wali kota di Jateng juga diharapkan bisa menjaga stabilitas perekonomian di wilayahnya. Kondisi ekonomi suatu daerah yang stabil bisa menjadi bekal meyakinkan investor untuk berinvestasi.
Dari total lahan yang disiapkan di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sekitar 4.300 hektar, lahan seluas 450 hektar sudah digarap pada fase satu. Proyek KITB diproyeksikan menyerap sekitar 282.000 tenaga kerja hingga tahun 2031. Dalam jangka pendek, 20.533 pekerja akan terserap di KITB pada tahun 2023. ”Hal ini sejalan dengan amanah Presiden bahwa salah satu tujuan utama dibangunnya KITB adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya,” ucap Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan.
Sementara itu, Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengaku siap menyuplai tenaga kerja berkualitas ke KITB. Tenaga kerja yang disiapkan berasal dari Batang ataupun daerah di sekitarnya, seperti Pekalongan dan Kendal. Persiapan membentuk sumber daya berkualitas sudah mulai dilakukan sejak pertama kali KITB digagas. ”Saat ini sudah dilakukan kerja sama untuk mendata, menginventarisasi, dan memetakan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kompetensinya,” ujar Lani.