Kementerian ESDM Investigasi Kebocoran Gas Beracun, Sudah Pernah Ditemukan Kesalahan Prosedur
Kementerian ESDM masih menyelidiki keracunan gas yang menyebabkan 79 warga sekitar sumur panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power dirawat di rumah sakit. Sudah pernah ditemukan kesalahan prosedur.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih menyelidiki keracunan gas yang menyebabkan 79 masyarakat di sekitar sumur panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power dirawat di rumah sakit. Sudah pernah ditemukan kesalahan prosedur dalam uji alir sumur di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, itu.
”Kejadian dugaan keracunan gas di Mandailing Natal masih dalam investigasi. Harus dibuktikan keluhan masyarakat yang menyampaikan (keracunan gas) ini berasal dari gas H2S sumur yang sedang dilakuan pengujian itu,” kata Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris, Jumat (30/9/2022).
Sebanyak 79 warga dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan gas dari uji alir sumur yang dilakukan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), Selasa (27/9). Warga mencium seperti bau busuk, lalu mengalami sesak napas, pusing, mual, dan muntah.
Sebagian warga pun mengungsi ke desa lain setelah kejadian itu. Kebocoran gas beracun di sekitar PT SMGP sedikitnya sudah lima kali terjadi sejak pembangkit listrik tenaga panas bumi itu beroperasi pada 2020. Kejadian pertama pada Januari 2021 menyebabkan lima korban jiwa.
Menurut Harris, mereka selalu melakukan investigasi setiap kali ada kejadian dugaan kebocoran gas beracun. Mereka pun pernah menemukan kesalahan prosedur, khususnya pada investigasi kejadian Januari 2021.
”Pembukaan sumur yang menyebabkan kejadian (keracunan gas) tahun 2021, pelaksanaan SOP-nya (prosedur operasional standar) memang kacau,” katanya.
Hasil investigasi ketika itu, kata Harris, menyimpulkan ada kebocoran gas H2S. Berdasarkan sejumlah parameter, tim menemukan gas H2S dengan konsentrasi yang membahayakan bocor dari sumur. Arah angin juga ke permukiman tempat masyarakat terpapar. ”Saat itu kami memberikan sejumlah rekomendasi dan semua telah dilakukan,” ujarnya.
Keracunan gas dialami puluhan masyarakat dan selalu terjadi saat ada uji alir sumur. Lalu dari mana keracunan gas itu.
Akan tetapi, kata Harris, hasil investigasi beberapa kejadian lain pun menyimpulkan dampak yang dialami masyarakat tidak berasal dari kebocoran gas dari sumur panas bumi.
Tidak terkait
Keluhan kesehatan yang dialami masyarakat pada Maret 2022, menurut dia, tidak terkait langsung dengan aktivitas di sumur panas bumi.
Harris mengatakan, pemerintah juga tidak bisa langsung memberikan sanksi kepada perusahaan karena ada tahapan, mulai dari menyampaikan rekomendasi, peringatan, penghentian operasional sementara, hingga seterusnya. Kewenangan pengawasan operasional juga melekat di Kementerian ESDM.
Bupati Mandailing Natal M Jafar Sukhairi Nasution sebelumnya meminta agar operasional PT SMGP dihentikan sementara karena membahayakan kesehatan dan mengancam keselamatan warga.
Ia juga meminta agar kewenangan pengawasan Kementerian ESDM dialihkan sebagian kepada pemerintah kabupaten agar bisa diambil langkah cepat dari setiap kejadian.
”Dengan kejadian ini, kami juga meminta kepada Menteri ESDM tidak memberikan izin operasional PT SMGP sampai ada penyelesaian yang komprehensif berdasarkan rekomendasi tim yang telah dibentuk,” kata Sukhairi.
Kariamin Lubis (36), warga Sibanggor Julu, mengatakan, warga desa merasakan bau busuk menyengat setelah ada pengumuman uji alir sumur PT SMGP. Beberapa saat setelah mencium bau itu, ia mengalami pusing dan kepala sangat berat.
”Beberapa warga lain mual dan muntah dan langsung kami dilarikan ke rumah sakit. Kami sangat trauma mencium bau busuk itu karena sudah pernah warga meninggal,” kata Kariamin.
Dari lima kejadian dugaan keracunan gas, selalu terjadi ketika dilakukan uji alir sumur panas bumi yang didahului dengan pengumuman dari pengeras suara.
Warga pun menyesalkan jika beberapa kejadian disebut tidak berasal dari sumur SMGP. Kejadian keracunan gas baru terjadi setelah SMGP beroperasi di desa itu.
Manajer Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut Khairul Bukhari menyebutkan, penyelidikan yang mengatakan ada kejadian yang tidak disebabkan kebocoran gas beracun dari SMGP sangat disesalkan.
”Keracunan gas dialami puluhan masyarakat dan selalu terjadi saat ada uji alir sumur. Lalu dari mana keracunan gas itu,” kata Khairul.
Kepala Komunikasi Perusahaan PT SMGP Yani Siskartika mengatakan, SMGP saat ini berfokus menangani dan membantu warga yang dirawat di rumah sakit ataupun yang sedang mengungsi.
”SMGP berkomitmen memberikan dukungan kepada masyarakat, termasuk bantuan kesehatan,” kata Yani dalam keterangan tertulisnya.
Disebutkan SMGP melakukan uji alir sumur T-11 dalam rangka persiapan operasional pembangkit listrik unit 3. Sejak tahun 2020, SMGP sudah mengoperasikan dua unit pembangkit listrik tenaga panas bumi.