Warga Sering Keracunan Gas, Bupati Mandailing Natal Minta PT SMGP Hentikan Operasi
Bupati Mandailing Natal meminta pemerintah pusat menghentikan pengoperasian PT Sorik Marapi Geothermal Power setelah terjadi lagi kebocoran gas beracun. Sudah lima kali masyarakat keracunan gas dari sumur panas bumi itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PANYABUNGAN, KOMPAS — Bupati Mandailing Natal M Jafar Sukhairi Nasution meminta pemerintah pusat menghentikan pengoperasian pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power atau SMGP. Sedikitnya sudah lima kali masyarakat keracunan gas dari sumur panas bumi itu. Kejadian itu juga pernah menyebabkan lima korban jiwa pada 2021.
Kejadian terakhir, sebanyak 79 warga dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan gas dari uji alir sumur yang dilakukan oleh PT SMGP, Selasa (27/9/2022). Warga mencium bau busuk lalu mengalami sesak napas, pusing, mual, dan muntah. Sejumlah warga pun mengungsi ke desa lain setelah kejadian itu.
”Kami meminta PT SMGP untuk menghentikan sementara pengoperasian kegiatan khususnya di sumur T-11 sampai ada penyelesaian komprehensif,” kata Sukhairi.
Sukhairi sudah mengirim surat kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar melakukan pengawasan ketat kepada PT SMGP yang sudah berulang kali mengalami kebocoran gas beracun. Selama ini, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal pun tidak bisa melakukan pengawasan karena kewenangannya ada di Kementerian ESDM.
”Kami juga meminta kepada Kementerian ESDM mendelegasikan tugas pengawasannya kepada Pemkab Mandailing Natal karena ini sangat diperlukan untuk keselamatan warga,” kata Sukhairi.
Sebanyak 79 warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga dilarikan ke rumah sakit karena keracunan gas, Selasa (27/9/2022) sekitar pukul 17.52. Saat itu, bau busuk yang menyengat tercium di dua desa tersebut. Sebagian warga lain memilih mengungsi dari desa.
Dengan kejadian ini, kami juga meminta kepada Menteri ESDM tidak memberikan izin operasional PT SMGP sampai ada penyelesaian komprehensif berdasarkan rekomendasi tim yang telah dibentuk.
Sebelum warga mencium bau menyengat, menurut Sukhairi, PT SMGP sedang melakukan uji alir sumur T-11. Kesiapan uji sumur itu pun diinspeksi oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Mandailing Natal, dan petugas keamanan PT SMGP. Namun, setelah dilakukan uji alir sumur, warga mencium bau menyengat serta mengalami pusing, mual, dan muntah.
”Dengan kejadian ini, kami juga meminta kepada Menteri ESDM tidak memberikan izin operasional PT SMGP sampai ada penyelesaian komprehensif berdasarkan rekomendasi tim yang telah dibentuk,” kata Sukhairi.
Dalam catatan Kompas, setidaknya sudah lima kali kebocoran gas beracun terjadi di PT SMGP. Peristiwa pertama pada 25 Januari 2021 membuat warga mengalami trauma karena lima orang meninggal dan 44 orang dirawat di rumah sakit. Berselang setahun, 58 warga dirawat di RS pada 6 Maret 2022. Sebulan kemudian, Minggu (24/4/2022), sebanyak 21 orang dilarikan ke RS.
Dua kejadian terakhir terjadi pada dua pekan ini, yakni pada Jumat (16/9/2022) dengan delapan orang muntah-muntah dan Selasa (27/9/2022). Dampaknya pun meluas, dari sebelumnya hanya di Desa Sibanggor Julu, kini berdampak ke Desa Sibanggor Tonga.
Kepala Komunikasi Perusahaan PT SMGP Yani Siskartika mengatakan, SMGP saat ini berfokus menangani dan membantu warga yang dirawat di rumah sakit ataupun sedang mengungsi. ”SMGP berkomitmen memberikan dukungan kepada masyarakat, termasuk bantuan kesehatan,” kata Yani dalam keterangan tertulisnya.
Yani menyebut, SMGP melakukan uji alir sumur T-11 dalam rangka persiapan operasional pembangkit listrik unit 3. Sejak tahun 2020, SMGP sudah mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga panas bumi.
”Kegiatan uji alir sumur dimulai pukul 15.10 dan dihentikan sementara untuk penggantian oksigen pada alat pelindung diri. Semua kegiatan telah sesuai prosedur yang berlaku dan disaksikan tim Ditjen EBTKE dan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Mandailing Natal, Polres Mandailing Natal, TNI, pengamanan desa, dan berbagai pihak lain,” kata Yani.
Pada saat bersamaan, dilaporkan beberapa warga mengeluhkan gejala kesehatan sehingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan medis. ”Sebagian sudah diperbolehkan pulang dan beberapa lainnya dilaporkan mengungsi,” katanya.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris Yahya dalam siaran persnya menyebut, pihaknya menurunkan tim untuk melakukan investigasi terhadap kasus tersebut. Kegiatan uji alir sumur panas bumi memiliki risiko keluarnya gas H2S. Hal ini harus diantisipasi dengan serangkaian prosedur ketat dengan menetralkan gas H2S sebelum fluida sumur panas bumi dialirkan.