Festival Pekalipan Malam Ini, Kesenian dan Kuliner Khas Cirebon Ditampilkan
Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia menggelar Festival Pekalipan Pusat Kuliner dan Aksi Kesenian, Sabtu (24/9/2022) malam. Selain kuliner, kesenian khas juga ditampilkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, meluncurkan Festival Pekalipan Pusat Kuliner dan Aksi Kesenian, Sabtu (24/9/2022) malam. Ajang itu menyajikan kesenian dan kuliner khas Cirebon.
Festival yang pertama kali digelar itu berlangsung di Jalan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan. Di sepanjang 400 meter jalan terdapat lampu hias berlambang megamendung, motif batik khas Cirebon, dan logo Bank Indonesia. Tenda pedagang kaki lima juga berdiri di sisi jalan.
Pemkot Cirebon menutup sementara ruas Jalan Gudang ke arah Pasar Balong dari pagi hingga pukul 24.00. Begitu pun ruas Jalan Pekiringan ke arah Pekalipan ditutup mulai sore ini hingga pukul 24.00. Selain memberikan ruang untuk pejalan kaki, penutupan juga untuk keperluan membangun panggung.
”Di festival nanti ada kuliner khas Cirebon, seperti nasi bogana yang biasa disajikan di keraton, nasi jamblang, sampai kerupuk melarat yang ada peragaannya,” ucap Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman.
Ajang itu juga bakal menampilkan aneka kesenian Cirebon yang beragam. Misalnya, ”Tarian Sufi” Al Jazeera, barongsai, hingga tari topeng Losari. ”Semua ini menunjukkan akulturasi kesenian dari China, Arab, dan Cirebon. Inilah bentuk keberagaman di Cirebon,” ungkap Iing.
Nantinya, Festival Pekalipan ini diharapkan menjadi model one stop shopping, kuliner, dan turisme.
”Nantinya, Festival Pekalipan ini diharapkan menjadi model one stop shopping, kuliner, dan turisme. Jadi, wisatawan cukup ke Pekalipan untuk merasakan kuliner dan wisata di Cirebon,” ujarnya.
Pekalipan juga berjarak sekitar 1,4 kometer dari Keraton Kasepuhan, salah satu kerajaan yang masih eksis di Nusantara.
Kepala Perwakilan BI Cirebon Hestu Wibowo mengatakan, Festival Pekalipan juga untuk membangkitkan usaha kecil menengah yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Apalagi, UMKM di Cirebon punya potensi kuliner dan budaya yang terkenal, seperti nasi jamblang dan empal gentong.
”Dengan festival ini diharapkan wisatawan banyak yang datang ke Cirebon. Kalau berkunjung, mereka pasti butuh tempat menginap, membeli makanan, sampai oleh-oleh. Artinya, perekonomian bergerak,” ujar Hestu.
Sektor pariwisata, lanjutnya, cukup berkontribusi untuk pembangunan. Tahun ini saja, Pemkot Cirebon menargetkan kontribusi pajak dari perhotelan, hiburan, dan restoran mencapai lebih dari Rp 80 miliar atau hampir setengah dari target restribusi daerah sebanyak Rp 196 miliar. Oleh karena itu, pihaknya berharap Festival Pekalipan jadi agenda rutin setiap tahun.
”Tantangannya adalah bagaimana memastikan pusat kuliner di Pekalipan ini tertata, tetap bersih, aman, dan tertib. Ini butuh peran berbagai pihak,” ujarnya.