Balai Pemuda Surabaya Kembali Jadi Pusat Kegiatan Seni Budaya
Rangkaian pameran di Balai Pemuda, Surabaya, Jawa Timur, yang sedang berlangsung diharapkan segera mengembalikan ruang publik itu sebagai pusat kegiatan seni budaya warga yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mendorong pemanfaatan kembali Balai Pemuda sekaligus Alun-alun Surabaya sebagai pusat kegiatan seni budaya masyarakat di masa pandemi Covid-19 dianggap terkendali.
Dorongan itu diwujudkan dengan dukungan terhadap pembukaan kembali kompleks Balai Pemuda dan Alun-alun Surabaya untuk publik dan sejumlah pameran sejak enam bulan terakhir. Meski sudah terbuka, masih ada kegiatan seni budaya yang belum intens kembali diadakan, misalnya pementasan rutin dan kursus tanpa biaya setiap akhir pekan untuk anak dan remaja.
Kegiatan terkini di Balai Pemuda ialah pameran Nostalgia Srimulat di lantai dasar alun-alun. Pameran berlangsung kurun 22-30 September 2022. Pameran merupakan kerja sama pemerintah, Srimulat, dan Museum Gubug Wayang Mojokerto. Dipamerkan properti kelompok lawan legendaris, antara lain naskah drama, poster, majalah, kostum, aksesori, alat musik, komik, kumpulan kaset drama, foto, video, patung, dan karya instalasi.
Kepala Museum dan Gedung Seni Balai Budaya Surabaya Saidatul Ma’munah mengatakan, pameran Nostalgia Srimulat merupakan jalan untuk kembali meramaikan kompleks Balai Pemuda sebagai pusat kegiatan seni budaya seperti sebelum masa pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. ”Setelah ini berbagai kegiatan dapat kembali meramaikan Balai Pemuda,” katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, situasi pandemi Covid-19 sudah melandai sehingga aktivitas sosial masyarakat dapat menuju normal. Namun, masyarakat tetap perlu disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan kembali meluas atau situasi memburuk yang dapat menghambat dan membatasi aktivitas sosial.
Eri melanjutkan, sepekan lalu, legenda ludruk Sapari Suhendra berpulang. Untuk mengenang jasa-jasa Cak Sapari dalam pengembangan ludruk, akan diadakan rangkaian kegiatan seni budaya di Balai Pemuda. Kegiatan yang sedang dirancang dan dimatangkan itu diharapkan dapat mengembalikan suasana Balai Pemuda, terutama pementasan ludruk, ketoprak, dan wayang orang, yang pernah rutin diadakan, yakni setiap Sabtu malam dan Minggu malam sebelum pandemi Covid-19.
Di awal bulan lalu, juga sempat diadakan semacam peragaan busana bertema Mejeng Nang Suroboyo dengan kehadiran publik terbatas agar memenuhi protokol kesehatan. Kegiatan itu mengakomodasi gerakan yang sedang viral yakni peragaan busana jalanan Citayam Fashion Week. Kegiatan serupa bisa kembali diadakan tetapi tampaknya menunggu momentum senada.
Peludruk senior Kartolo sekaligus sahabat Cak Sapari dari kelompok Kartolo Cs mengatakan, seniman dan budayawan di Surabaya memerlukan pembukaan lebih banyak ruang publik untuk ekspresi dan interaksi dengan masyarakat. Pandemi memperparah situasi seniman budayawan yang sepi tanggapan atau nyaris tiada pementasan.
Kartolo sendiri akhirnya berkreasi ke ruang media sosial dengan meluncurkan program Kartolo Cs di saluran Youtube. Balai Pemuda diharapkan kembali diramaikan pementasan seni dan budaya tradisional, bukan sekadar untuk menyambung kehidupan seniman dan budayawan, melainkan juga untuk pelestarian dan pengembangan.
Peludruk senior Meimura mengingatkan, ada suatu masa taman hiburan rakyat yang kini telah dirobohkan juga menjadi ruang ekspresi seni budaya selain Balai Pemuda. Karena taman hiburan rakyat belum dibangun, apalagi difungsikan, Balai Pemuda menjadi tumpuan bagi seniman dan budayawan untuk berekspresi. ”Memang ada galeri dan ruang lainnya tetapi untuk pementasan kurang memungkinkan,” katanya.