Dua Tahun Absen, Kapal Pesiar Kembali Bersandar di Bali
Setelah sepi pengunjung selama pandemi Covid-19, aktivitas pelayaran wisata kembali menyinggahi Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, Senin (19/9/2022). Pemulihan pariwisata Bali diharapkan semakin cepat.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kapal pesiar asal Australia, Le Laperouse, bersandar di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, Senin (19/9/2022). Kedatangan kapal wisata ini adalah yang pertama di Bali dalam dua tahun terakhir.
Kedatangan penumpang dan kru kapal pesiar Le Laperouse disambut sejumlah pejabat PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kota Denpasar. Kapal pesiar yang membawa 120 wisatawan asing tersebut dijadwalkan bersandar di Benoa sampai Selasa (20/9/2022). Setelah itu, kapal akan melanjutkan pelayarannya ke sejumlah daerah di Indonesia.
Menurut Regional Head 3 PT Pelindo (Persero) Ardhy Wahyu Basuki, kedatangan Le Laperouse mengindikasikan kebangkitan pariwisata Indonesia. Kedatangannya menjadi yang pertama setelah pandemi Covid-19. ”Kedatangan (kapal pesiar) terakhir sekitar Maret 2020,” kata Ardhy.
Ardhy menambahkan, sampai Desember 2022, sekitar 20 jadwal kapal pesiar direncanakan akan singgah di Bali. Jumlah penumpangnya mencapai 10.000 orang. Sementara tahun 2023, menurut Ardhy, Pelabuhan Benoa sudah menerima 33 pemberitahuan kedatangan kapal pesiar dengan estimasi penumpang hingga 25.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan, kedatangan kapal pesiar menunjukkan pulihnya kepercayaan masyarakat wisata dunia kepada Indonesia. Kembalinya Bali dalam rute pelayaran kapal wisata menunjukkan kesiapan semua pihak menyambut wisatawan dunia.
Menurut Tjok Pemayun, dengan kembali aktifnya wisata jalur laut, aktivitas pariwisata di Bali diharapkan semakin cepat bergerak untuk kembali pulih. Saat ini, 22 rute penerbangan internasional dari dan menuju Bali juga sudah aktif.
Selama Januari-Agustus 2022, PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melayani lebih dari 6,91 juta penumpang dan 48.899 pergerakan pesawat udara, baik untuk rute domestik maupun rute internasional. Sebanyak 22 rute penerbangan internasional dan 21 rute penerbangan domestik dilayani melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Lembaga dan Kerja Sama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati mengatakan, Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum pemulihan pariwisata Indonesia. Menurut Tjok Bayu, yang juga Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud, kehadiran delegasi mancanegara menjadi bentuk promosi dan penguatan citra Indonesia, termasuk Bali.
”Kedatangan 10.000 orang untuk kegiatan KTT G20 itu jumlahnya tidak seberapa dan secara angka masih kecil. Namun, kedatangan mereka adalah promosi besar bagi Bali,” ujar Tjok Bayu.