Hari Raya dan Pariwisata Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bali
BPS Provinsi Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II-2022 mencapai 7,38 persen. Kinerja positif ekonomi Bali seiring menggeliatnya pariwisata harus tetap dijaga.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kinerja ekonomi Bali dalam semester pertama 2022 membaik. Hal itu ditandai ekonomi Bali yang bertumbuh positif pada triwulan II-2022 setelah mengalami kontraksi pada triwulan I-2022. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, ekonomi Bali triwulan II-2022 tumbuh sebesar 7,38 persen.
Juga dibandingkan pencapaian selama triwulan II-2021, ekonomi Bali pada triwulan II-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,04 persen secara year on year (yoy). Hal itu dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya saat pemaparan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali mengenai Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan II-2022 di Kantor BPS Provinsi Bali di Kota Denpasar, Jumat (5/8/2022).
Sejumlah fenomena, yang mempengaruhi situasi regional Bali selama triwulan II-2022, menurut catatan BPS Provinsi Bali, antara lain, hari besar keagamaan hari raya Idul Fitri dan hari raya Galungan–Kuningan dan momen perayaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2022.
Kegiatan tersebut bersamaan momen liburan, pembayaran gaji ke-14 bagi aparatur sipil negara (ASN), dan dampak pembukaan rute penerbangan internasional di Bali pada Februari 2022.
Hanif juga menyebutkan, total perekonomian Bali pada triwulan II-2022 berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 60,65 triliun, atau diukur atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010 mencapai Rp 37,94 triliun.
Dari sisi produksi, kondisi ekonomi Bali pada triwulan II-2022 masih didominasi penyediaan akomodasi dan makan minum, sedangkan dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar ekonomi Bali pada triwulan II-2022 pada komponen konsumsi rumah tangga.
Pada triwulan I-2022, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi dengan kondisi -4,28 persen. Namun, pada triwulan II-2022, pertumbuhan ekonomi Bali meningkat secara signifikan dengan pencapaian 7,38 persen.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II-2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan pencapaian pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II-2021 sebesar 5,72 persen. Apabila mengacu kondisi selama 2021, momentum pertumbuhan positif ekonomi Bali pada triwulan II-2022 penting untuk dijaga agar tetap berlanjut pada triwulan III-2022.
”Kondisi ini menunjukkan aktivitas ekonomi di Bali mulai pulih. Memang belum normal, tetapi ini menunjukkan tren baik,” kata Hanif, yang ditemui seusai memberikan pemaparan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali, Jumat.
Hanif menyatakan, pertumbuhan ekonomi Bali tersebut digerakkan aktivitas masyarakat di Bali dan juga kunjungan wisatawan ke Bali, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Kondisi ini menunjukkan aktivitas ekonomi di Bali mulai pulih. Memang belum normal, tetapi ini menunjukkan tren baik. (Hanif Yahya)
Bergeraknya sektor pariwisata, menurut Hanif, menggerakkan sektor-sektor penunjang pariwisata, termasuk ketenagakerjaan di Bali.
Secara terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan, sektor pariwisata mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. Setelah pandemi Covid-19 dinyatakan terkendali dan diberlakukannya kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat, kunjungan wisatawan ke Bali mulai bergerak.
Apalagi didukung tersedianya tambahan penerbangan langsung ke Bali. ”Diselenggarakan berbagai event internasional di Bali juga mendorong pertumbuhan ekonomi Bali,” kata Trisno, yang dihubungi, Jumat.
Trisno menambahkan, pertumbuhan ekonomi Bali juga dipengaruhi situasi dalam negeri dan situasi luar negeri. Disebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat menahan pertumbuhan ekonomi Bali, di antaranya belum pulihnya kondisi akomodasi pariwisata di Bali dan ada kenaikan harga logistik dan biaya transportasi.
Efek lain masih diberlakukannya kebijakan pelarangan wisata bepergian ke luar negeri (outbound) dari China dan belum pulihnya kondisi perekonomian dunia serta faktor geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Adapun laporan PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Jumat, menyebutkan, tren kenaikan penumpang internasional dan domestik di Bandara I Gusti Ngurah Rai didukung bertambahnya rute penerbangan internasional dan rute penerbangan domestik.
Secara keseluruhan, terdapat 21 rute domestik dan 21 rute internasional yang sudah dilayani di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani penerbangan ke 12 negara dengan jumlah maskapai, yang beroperasi, sebanyak 23 maskapai.
”Di bulan Juli ini, kami mendapatkan dua tambahan rute internasional, yaitu Philippine Air Asia menuju Manila dan Korean Air menuju Incheon,” kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Handy Heryudhitiawan dalam siaran pers tersebut.
”Selain itu, terdapat tambahan satu rute domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, yaitu, Indonesia AirAsia dengan tujuan Balikpapan,” ujar Handy lebih lanjut.