Memajukan Kota Denpasar Berbasiskan Budaya dan Kreativitas
Kota Denpasar berada di jantung Pulau Dewata dengan status sebagai ibu kota Provinsi Bali. Kota Denpasar menjadi simpul pergerakan berbagai sektor, mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan, hingga industri.
Dipimpin Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Pemerintah Kota Denpasar menetapkan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Makmur, Aman, Jujur, dan Unggul (Maju). Berbekal visi Kota Denpasar itu, pengembangan sumber daya manusia dan warisan budaya, atau heritage, menjadi modal, kekuatan, sekaligus tujuan penyelenggaraan pemerintahan, yakni Denpasar maju.
Kota Denpasar pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Badung. Saat itu, Kota Denpasar juga sebagai ibu kota Provinsi Bali. Setelah menjadi kota administratif dan otonom, Kota Denpasar masih tetap menjadi ibu kota Provinsi Bali. Tugas yang diemban Kota Denpasar pun sangat kompleks, tidak hanya sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pusat industri, dan pusat pariwisata. Di samping itu, Kota Denpasar juga rumah bagi 897.300 jiwa (2016).
Kota Denpasar menjadi anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dan menjadi tuan rumah kegiatan Apeksi Outlook 2021 pada Desember 2021. Kota Denpasar juga aktif mengikuti acara Kompas Collaboration Forum (KCF)-Apeksi, mulai diskusi perdana City Leaders Community diselenggarakan KCF-Apeksi pada Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Merawat Kreativitas Melestarikan Tradisi Tari
Dalam sebuah kesempatan di tengah-tengah padatnya jadwal acara yang harus diikuti, Selasa (6/9/2022), Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara meluangkan waktu diwawancarai Kompas di Kantor Wali Kota Denpasar. Sebelumnya, Jaya Negara juga memberikan jawabannya secara tertulis. Berikut petikan dari wawancara tersebut.
Menurut Anda, apa yang menjadi kekuatan Kota Denpasar? Apakah karena lokasi geografisnya, karena sumber daya manusianya, atau karena warisan budayanya?
Jikalau pertanyaannya difokuskan pada tiga hal tadi, yaitu geografis, sumber daya manusia, dan warisan budaya, tentu dapat saya sampaikan bahwa kekuatan Kota Denpasar ada pada ketiga hal tersebut.
Secara geografis, Kota Denpasar berada di jantung Pulau Bali dengan status sebagai ibu kota Provinsi Bali. Kota Denpasar menjadi simpul pergerakan berbagai sektor, mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan, hingga industri. Dengan demikian, posisi geografis ini membawa peluang bagi kemajuan Kota Denpasar.
Selanjutnya, dari sumber daya manusia, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, sebagai ibu kota Provinsi Bali, Kota Denpasar menjadi pusat pergerakan berbagai bidang, salah satunya, pendidikan. Hampir dari sebagian besar sekolah favorit ada di Kota Denpasar, termasuk kampus-kampus besar. Karenanya, pengembangan sumber daya manusia di Kota Denpasar secara otomatis terus meningkat. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai bonus demografi.
Adapun warisan budaya, saat ini Kota Denpasar berstatus sebagai anggota dari Organization of World Heritage Cities. Bahkan, Kota Denpasar menjadi tuan rumah forum Organisasi Kota Warisan Dunia itu pada 2019. Hal ini tentu menjadi kekuatan Kota Denpasar, khususnya dalam bidang pariwisata. Kawasan heritage di Kota Denpasar, misalnya, Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, kawasan zona Z (kota pusaka) Jalan Gajah Mada, Inna Bali Heritage Hotel, dan puri-puri serta pura, dan adanya situs serta ritus yang tersebar di wilayah Kota Denpasar, menjadi daya tarik tersendiri yang menemani Sanur sebagai ujung tombaknya.
Maka, dapat saya simpulkan, baik dari letak geografis, sumber daya manusia, maupun warisan budaya, itu menjadi kekuatan bagi Kota Denpasar. Akan bertambah lengkap lagi dengan bentang alamnya, Kota Denpasar memiliki garis pantai yang cukup panjang, yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir juga menjadi daya tarik wisata Kota Denpasar.
Baca Juga: Tumbuhkan Kewirausahaan, Pemkot Denpasar dan Universitas Udayana Jalin Kerja Sama
Apa rencana Anda untuk membangun kota? Adakah visi Anda untuk mengapitalisasi kekuatan dasar kota Anda?
Kami pasti mengacu kepada visi kenapa kami menjadikan Kota Denpasar sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Makmur, Aman, Jujur, dan Unggul, atau Maju. Berarti di sini kami melihat peluang kreatif dan peluang budaya. Dengan budaya inilah, yang menjadikan Kota Denpasar di samping menjadi pusat kebudayaan, ibu kota Provinsi Bali, juga menjadi destinasi dengan kearifan lokal, yang kami miliki.
Namun, belajar dari pandemi Covid-19, dengan hanya mengandalkan pariwisata, Kota Denpasar mengalami tantangan. Pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar tahun 2020 sangat drop hingga mencapai -9,42 persen. Namun, bersyukur dalam perkembangannya pada 2021 kontraksi minus menjadi -0,91, sudah menurun, dan sekarang sudah bisa tumbuh positif 3 persen.
Dengan melihat pengalaman tersebut, ternyata fundamen dan struktur perekonomian Kota Denpasar tidak cukup hanya dengan mengandalkan pariwisata berbasiskan budaya. Untuk itulah, kami melakukan beberapa inovasi bagaimana menjadikan Kota Denpasar sebagai kota kreatif. Kami mendorong setiap produk kreatif yang dimiliki, baik itu dari anak-anak muda, dari wirausahawan muda, enterpreneur, agar mampu bersaing. Kami membangun Gedung Dharma Negara Alaya yang menjadi creative hub bagi anak-anak muda Kota Denpasar.
Adapun Gedung Dharma Negara Alaya Art and Creative Hub Denpasar diresmikan pada 2019 di masa kepemimpinan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara. Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Art and Creative Hub Denpasar, yang berada di kawasan Lumintang dan berdekatan dengan Gedung Pemerintah Kota Denpasar Graha Sewaka Dharma, semula dibangun sebagai balai budaya Kota Denpasar. Namun, fungsi Gedung DNA Art and Creative Hub Denpasar tersebut juga berkembang menjadi fasilitas pengembangan kreativitas dan ekonomi kreatif, yang memberikan ruang bagi kreator dan kaum milenial Kota Denpasar.
Bagaimana kota Anda dalam 5, 10, 25 tahun ke depan? Seperti apakah dalam bayangan anda?
Tuntutan terhadap informasi teknologi ke depan sangat jelas. Digitalisasi itu, kan, tantangan pemerintah.
Saya memiliki keyakinan bahwa Kota Denpasar dalam 5, 10, dan bahkan 25 tahun ke depan akan terus bergerak ke arah kemajuan. Hal ini dapat dilihat dengan mulai tumbuhnya kesadaran kolaborasi dan sinergitas di antara pemangku kepentingan di Kota Denpasar. Ruang-ruang kreatif pun mulai diisi anak-anak muda sebagai pemilik masa depan.
Di samping itu, dengan memiliki Gedung Dharma Negara Alaya Art and Creative Hub menjadi hub kreatif bagi anak-anak muda. Kami memberikan dukungan berkreativitas dan berinovasi agar dia (anak muda) mampu mengembangkan produk-produk berkualitas menjadikan orange economy sehingga memiliki nilai tambah.
Meski demikian, tantangan terbesar dari sebuah kemajuan itu tentu ada. Masalah sampah, misalnya, ketersediaan ruang, sehingga, ke depan, penataan ruang di Kota Denpasar harus sejalan dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan dan pertumbuhan masyarakat. Adapun untuk permasalahan sampah, secara perlahan kami sudah menciptakan solusi, pembangunan tiga TPST dan optimalisasi TPS3R serta bank sampah contohnya.
Bagaimana pihak eksternal dapat membantu untuk lebih cepat dan lebih baik dalam membangun kota Anda?
Tentu banyak dan kami mengapresiasi. Sejak awal pandemi Covid-19, beragam pemangku kepentingan ikut serta dalam pembangunan di Kota Denpasar. Tidak hanya itu, bantuan Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat juga sangat signifikan. Terutama dalam pembangunan Pelabuhan Sanur, penyediaan lahan TPST, dan banyak lainnya. Dengan demikian, pembangunan kota menjadi lebih holistik dan bermanfaat.
Kami bersyukur ada beberapa kebijakan dari pemerintah pusat, misalnya, di Sanur dibangun menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) dengan pembangunan kawasan medical tourism dengan Mayo Clinic dan juga MICE tourism sehingga fondasi pariwisata di Kota Denpasar tidak hanya berdasarkan atau berbasiskan budaya, tetapi sekarang juga dilengkapi medical tourism dan juga MICE tourism. Begitu pula di kawasan BTID di Serangan akan dibangun Universitas Tsinghua, yang merupakan universitas berkualitas internasional. Maka, fondasi pariwisata Kota Denpasar menjadi semakin lengkap dengan industri pariwisata berbasis pendidikan.
Juga di Kota Denpasar juga ada pelabuhan Pelindo di Benoa, yang akan menggarap potensi wisata kapal pesiar dan yacht. Kementerian Perhubungan juga membangun kawasan Pelabuhan Sanur sebagai destinasi pariwisata baru. Inilah yang menjadi keunggulan dan potensi menatap Kota Denpasar ke depan menjadi kota, yang maju, minimal mulai 2025.
Baca Juga: Kolaborasi Pusat dan Daerah Tangani Pandemi Covid-19
Apa contoh terbaik dari kerja-kerja nyata yang sudah Anda perbuat saat memimpin kota Anda? Dapatkan hal-hal terbaik itu diterapkan di kota-kota lain?
Itu dapat dinilai sendiri. Kita lihat di lapangan bagaimana. Sebelumnya, saya menjadi Wakil Wali Kota Denpasar bersama Bapak Rai Mantra (Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra) sebagai Wali Kota Denpasar. Sejak itu, kami mengoptimalkan digitalisasi. Pelayanan kepada masyarakat terus kami permudah, bahkan hingga pengaduan masyarakat pun kami berikan ruang.
Banyak pelayanan yang dipangkas akibat kemajuan teknologi, terlebih saat pandemi, dan inovasi digitalisasi sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti, Anjungan Dukcapil Mandiri, Pro Denpasar, perizinan on line, dan Mal Pelayanan Publik Sewaka Dharma. Atau, pelayanan terpadu satu pintu yang memberikan pelayanan one stop service bagi masyarakat Kota Denpasar.
Tidak sedikit daerah lain yang mencontoh inovasi dari Pemerintah Kota Denpasar.
Saat ini saya juga sedang menggenjot pembangunan monumental dan sudah dirampungkan, yakni mulai dari penataan plaza Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Kawasan Heritage Pasar Badung, kawasan Pantai Sanur, dan akan segera kami garap, yaitu eks Pasar Suci Sari Jaya yang akan menjadi pusat kreatif anak muda Kota Denpasar.
Sejauh mana Anda melibatkan anak-anak muda untuk meremajakan pembangunan kota? Seyakin apa Anda terhadap anak-anak muda untuk mengambil alih kepemimpinan kota di masa depan?
Setiap derap langkah kami selalu memberikan ruang untuk anak-anak muda dalam pembangunan kota. Seperti optimisme Bung Karno terhadap pemuda. Inilah yang kami adopsi.
Kenapa visi kota kreatif? Karena kami memiliki keunggulan di antaranya generasi milenial di Kota Denpasar yang cukup tinggi serta sangat produktif dan inovatif. Kami memiliki potensi anak-anak muda yang sangat berkualitas yang menghasilkan produk-produk bukan hanya sampai tingkat nasional saja, melainkan sudah mampu bersaing di tingkat dunia, misalnya, Kedux Custom Garage. Kami memiliki acara khusus anak muda, yang namanya DYouth Fest, yang akan segera kami gelar kembali.
Setiap kepemimpinan akan berganti. Lebih jauh dari itu, kami dapat menciptakan legacy, warisan. Jadi, kami tidak perlu khawatir dengan anak-anak muda masa kini. Mereka lebih mampu melihat dunia, mereka lebih lincah menangkap peluang. Banyak anak muda sekarang, yang telah sukses. Tinggal sekarang bagaimana memberikan peluang dan ruang untuk mereka berkreasi. Gedung DNA dan penataan eks kawasan Pasar Suci Sari Jaya ini kami sediakan untuk anak muda.
Apa yang menjadi harapan Anda kepada warga Anda?
Yang namanya pemerintah, tentu kami berharap agar warga Kota Denpasar melihat tantangan yang ada dan ke depannya, (tantangan) akan sangat kompleks sekali. Apalagi, Kota Denpasar sebagai kota besar. Secara jujur, pandemi Covid-19 ini juga menjadi tantangan, di sisi lain, terjadi inflasi.
Tentu, yang pertama, kami tidak akan mendiamkan masyarakat dalam posisi tantangan tersebut. Makanya, kami membangun spirit Vasudhaiva Kutumbakam (kita semua bersaudara), bahwa kota ini harus dibangun dengan kebersamaan, dengan berkolaborasi. Kami pun begitu. Bagaimana kami di pemerintah melayani masyarakat dengan berkolaborasi, dengan kebersamaan dengan seluruh stakeholders yang ada.
Harapan kami, jelas, kami akan melibatkan masyarakat, seluruh stakeholders yang ada di Denpasar, untuk bagaimana meningkatkan kualitas pembangunan di Kota Denpasar ini, yang muaranya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Denpasar.