Harga BBM Naik, Harga Cabai Rawit Meroket di Palangkaraya
Sejak kenaikan harga bahan bakar minyak, sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan harga. Masyarakat berharap pemerintah bisa menstabilkan harga.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Harga sejumlah komoditas di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, merangkak naik sejak kenaikan harga bahan bakar minyak. Komoditas yang harganya naik di antaranya cabai rawit dan ayam potong,
Dari pantauan Kompas, di Pasar Kahayan, harga cabai rawit mencapai Rp 80.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 50.000 per kg. Ayam potong yang semula Rp 32.000 per kg kini menjadi Rp 40.000 kg. Adapun beberapa komoditas lain, seperti bawang merah dan bawang putih, masih normal.
Zainal (42), pedagang di Pasar Kahayan, mengungkapkan, dirinya mengambil pasokan cabai rawit dari Pasar Besar Kota Palangkaraya yang jaraknya hanya sekitar 6 kilometer dari tempatnya berdagang. Adapun pedagang dari Pasar Besar mengambil pasokan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
”Harga bensin naik, jadi transportasi juga pengaruhi harga. Mereka, kan, ngambil di Banjarmasin, empat jam dari sini,” ungkap Zainal di Pasar Kahaya, Senin (12/9/2022).
Sedangkan bawang putih dan bawang merah, Zainal masih menjualnya dengan harga lama, begitu juga beberapa pedagang lain di Pasar Kahayan.
Di Pasar Besar Kota Palangkaraya, Farida (40), pedagang ayam pedaging atau ayam potong, mengaku harga daging ayam dalam seminggu terakhir terus berubah. Jika harga normalnya hanya Rp 32.000 per kg, kini menjadi Rp 40.000 per kg. Dua hari sebelumnya, Farida mengaku menjual daging ayam dengan harga Rp 36.000 per kg.
”Saya ini cuma menjual aja, kami kerja di peternakan. Jadi, yang menentukan harga bos kami, enggak tahu juga gimana cara nentuin harganya,” kata Farida.
Farida mengaku, kenaikan harga daging terjadi sejak harga BBM naik. ”Tapi, daging ayam masih banyak saja, yang penting enggak kurang,” ungkapnya.
Inflasi
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah Yura Djalins mengungkapkan, penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh pemerintah secara langsung akan berdampak pada kenaikan inflasi pada kelompok transportasi. Meski demikian, saat ini sedang berlangsung musim panen komoditas pangan dan hortikultura baik di sentra produksi Jawa maupun di Kalteng.
”Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki bobot sangat besar terhadap perhitungan inflasi diperkirakan dapat menahan kenaikan inflasi lebih lanjut. Kami perkirakan inflasi secara tahunan (yoy) pada September masih dalam rentan terkendali pada kisaran 7 persen dan kembali akan menurun di bawah 7 persen pada Oktober,” ucap Yura.
Menurut Yura, secara umum kenaikan harga BBM akan berdampak pada menurunnya daya beli jika inflasi naik. Menurunnya daya beli masyarakat bakal terjadi pada kelompok tertentu, seperti pekerja dengan penghasilan tetap.
”Namun, telah diantisipasi oleh pemerintah dengan pengalihan alokasi subsidi baik dalam bentuk BLT (bantuan langsung tunai) untuk rumah tangga rentan, BSU (bantuan subsidi upah) untuk tenaga kerja, serta subsidi transportasi. Hal dimaksud tentunya untuk mengarahkan agar subsidi lebih tepat sasaran sehingga penurunan daya beli dapat tertahan,” ungkap Yura.
Yura menambahkan, pada triwulan II tahun 2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 7,31 persen. Triwulan sebelumnya tumbuh 7,32 persen dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan regional Kalimantan ataupun nasional.
”Konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap baik didukung pengalihan alokasi subsidi yang lebih tepat sasaran sehingga diperkirakan tidak akan berdampak lebih lanjut pada kemiskinan,” kata Yura.
Walakin, masyarakat di Palangkaraya berharap pemerintah bisa menstabilkan harga. Yuliana Laman (28), warga Kota Palangkaraya, mengungkapkan, dampak kenaikan harga BBM mulai ia rasakan saat pergi berbelanja harian di pasar. Ibu dua anak itu mengaku pengeluaran bulanannya bertambah.
”Di rumah, kan, yang bekerja hanya suami. Jadi, hanya berharap gaji, semoga harganya bisa normal lagi,” kata Yuli, sapaan akrabnya.