Jalan Layang Bukit Rawi Siap Digunakan, Trans-Kalimantan Bebas Banjir
Jalan layang atau ”pile slab” di Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, yang merupakan jalur Trans-Kalimantan, sudah bisa digunakan. Jalan itu dibangun di atas gambut dalam.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PULANG PISAU, KOMPAS — Jalan layang (pile slab) jalur Trans-Kalimantan di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sudah beroperasi. Jalan di atas rawa gambut itu menjadi solusi banjir di jalan antarprovinsi tersebut.
Murjani (43), sopir travel jurusan Kota Palangkaraya menuju Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, lega. Setelah lebih kurang empat tahun, pembangunan jalan layang itu akhirnya selesai dan dapat digunakan.
Selama ini, ia selalu mengeluh melintas di jalan tersebut karena terendam banjir Sungai Kahayan. ”Di sini tidak hujan saja airnya masuk ke jalan, mana lubangnya banyak. Kanan dan kiri jalan rawa gambut dalam. Kalau terperosok, mobil langsung mogok,” ungkap Jani, saat ditemui sebelum masuk jembatan pada Minggu (11/9/2022).
Pile slab tersebut sepanjang 3.134 meter dan terletak di Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau. Jaraknya sekitar 24 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng. Jalan itu setinggi lebih kurang 3 meter.
Di bawah infrastruktur baru itu, jalan lama masih terendam banjir. Jalan lama masih digunakan warga Desa Penda Barania yang tinggal sekitar 4 km dari lokasi tersebut.
Warga Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau, sampai kini masih menggunakan perahu kayu bermesin untuk keluar desa. Bahkan, kendaraan roda dua pun diangkut menggunakan perahu saat banjir.
Dari data Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE), informasi tender proyek jalan layang itu bernilai lebih kurang Rp 221 miliar. Jalan itu diselesaikan menggunakan APBN tahun 2020.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalteng Shalahuddin menjelaskan, proyek jalan tersebut dilaksanakan sejak awal 2019 dan berakhir pada Agustus 2022. Hadirnya jalan itu menjadi jawaban dari masalah banjir yang selama ini mengganggu transportasi. Selain menghubungkan kabupaten dan provinsi lain, jalur itu juga merupakan jalur industri dan penopang ekonomi daerah.
”Kami bersyukur jalan itu bisa selesai sesuai harapan. Kini masyarakat sudah bisa menikmatinya tanpa khawatir kebanjiran,” ungkap Shalahuddin.
Shalahuddin mengungkapkan, kini jalan tersebut masih dalam tahap uji coba selama satu bulan. Secara resmi, jalan tersebut baru akan dipakai menunggu seremoni dari pemerintah pusat ataupun provinsi.