Kecelakaan Maut di Jalan Parakan-Wonosobo Kembali Terulang, Enam Orang Meninggal
Kecelakaan maut kembali terjadi di jalur tengkorak Parakan-Wonosobo, Jawa Tengah. Kecelakaan terjadi akibat sebuah bus wisata yang diduga mengalami rem blong. Enam orang meninggal dalam kecelakaan tersebut.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan raya penghubung Parakan-Wonosobo, tepatnya di jalanan menurun sepanjang 9 kilometer di Simpang Empat Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (10/9/2022) pukul 02.00. Enam orang meninggal dunia dalam kecelakaan ini. Pembuatan jalur lingkar dibutuhkan untuk mencegah berulangnya kecelakaan di sana.
”Korban meninggal ada yang di rumah sakit dan ada yang di lokasi. Itu mungkin mau ke Dieng, kan, berangkatnya dari sana sore atau malam,” kata Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Wonosobo Ajun Komisaris Slamet Prihatin saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Kecelakaan bermula saat bus pariwisata bernomor polisi N-7994-US yang dikemudikan HA (34) dengan penumpang sekitar 39 orang melaju dari arah Parakan, Kabupaten Temanggung, Jateng, ke Wonosobo. Menjelang lokasi kejadian, ketika melewati jalan beraspal lurus dan menurun, rem bus diduga tidak berfungsi sehingga bus tidak bisa dikendalikan. Saat kecelakaan terjadi, cuaca di lokasi kejadian dalam kondisi cerah.
Bus tersebut kemudian membentur mobil pick up atau bak terbuka dengan nomor polisi AA-8948-YF yang melaju searah di depannya. Akibatnya, bus dan mobil bak terbuka itu melaju kurang lebih 2 kilometer, lalu membentur mobil minibus Kijang Innova, Grand Livina, dan mobil pick uplain. Mobil yang terlibat rangkaian kecelakaan itu lalu membentur tugu di kawasan itu dan berhenti di depan pasar.
Berdasarkan data yang dirilis kepolisian, ada enam korban meninggal dunia. Korban tersebut adalah Supono, Nur Suwarto, Ponijan, Andi Bahtiyar, Yuliani, dan Dita.
Korban meninggal antara lain mengalami luka terbuka di kepala. Disebutkan pula ada dua korban mengalami luka-luka, yaitu Muhammad Ainun Zaki dan Galih Setiawan sebagai penumpang bus.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Wonosobo Ajun Komisaris Ragil Irawan menyampaikan, pihaknya masih mengecek dan melakukan olah tempat kejadian perkara. ”Ini kami masih mau cek dan olah TKP. Mohon waktunya. Ada tiga TKP yang sudah pasti. Korban yang tiga masih dalam perawatan atau observasi di RSI Wonosobo,” kata Ragil.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo Bambang Trie menyampaikan, pihaknya menerjunkan enam personel untuk membantu evakuasi setelah kecelakaan serta melakukan penyemprotan jalan akibat tercecernya solar.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno menyampaikan, kecelakaan di lokasi itu terus berulang karena sejumlah faktor, misalnya kondisi jalan, kelayakan kendaraan, juga sopir yang belum pernah lewat jalur tersebut.
”Kecelakaan terulang kembali. Biasanya sopir belum pernah lewat jalur ini. Di sana sudah ada jalur penyelamat, tapi memang perlu jalan lingkar walau mahal. Ini untuk menghindari turunan panjang lurus sekitar 9 kilometer,” papar Djoko.
Pembuatan jalur lingkar dibutuhkan untuk mencegah berulangnya kecelakaan di sana.
Berdasarkan catatan Kompas, musibah serupa juga pernah terjadi di sekitar jalur itu. Pada 7 Januari 2022, misalnya, kecelakaan beruntun yang melibatkan tiga truk terjadi Dusun Prumbanan, Desa Purwojati, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Dua orang meninggal dalam kecelakaan ini. Kecelakaan diduga akibat rem blong (Kompas.id, 7/1/2022).
Selain itu, kecelakaan akibat rem blong juga pernah terjadi di Wonosobo pada 31 Mei 2021. Empat orang tewas ditabrak truk yang diduga mengalami rem blong di jalan raya Parakan-Wonosobo. Empat orang tewas itu adalah pengendara sepeda motor yang tertabrak truk pengangkut air mineral (Kompas.id, 31/5/2021).
Sebelumnya, 30 September 2020, empat orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka dalam kecelakaan beruntun di jalur Dieng-Wonosobo, tepatnya di Desa Kuripan, Kecamatan Garung, Wonosobo. Bus pariwisata Kurnia Jati Mandiri menabrak sejumlah kendaraan diduga akibat rem tak berfungsi (Kompas.id, 30/9/2020).
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, lokasi itu sudah disurvei oleh timnya serta akan ada penanganan jangka pendek serta jangka panjang.
”Akan ada penanganan jangka pendek membuat marka red spot dan penanganan jangka panjang dengan Kementerian PUPR mungkin (pembuatan) jalan lingkar,” papar Budi (Kompas.id,7/1/2022).