Tao Silalahi Arts Festival, Bangkitkan Pariwisata Danau Toba Berbasis Wisatawan Lokal
Setelah sempat berhenti selama pandemi Covid-19, Tao Silalahi Arts Festival digelar kembali di Silahisabungan, Dairi. Pariwisata berbasis wisatawan lokal membangkitkan pariwisata di masa pemulihan pascapandemi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
DAIRI, KOMPAS — Setelah sempat berhenti selama pandemi Covid-19, Tao Silalahi Arts Festival digelar kembali di Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Acara ini diharapkan bisa membangkitkan minat pariwisata di masa pemulihan pascapandemi. Acara ini diisi festival 1.000 tenda dan pergelaran budaya.
”Kami berharap acara ini menjadi motor menggerakkan kembali ekonomi masyarakat lokal di kawasan Danau Toba. Kami bekerja sama langsung dengan masyarakat lokal untuk melaksanakan semua acara ini,” kata Direktur Rumah Karya Indonesia Marojahan Manalu, Jumat (9/9/2022).
Marojahan mengatakan, Tao Silalahi Arts Festival akan dilaksanakan pada Jumat- Minggu (16-18/9/2022) di tepi Danau Toba, tepatnya di Pulo Silalahi. Berbagai acara akan diselenggarakan, seperti festival 1.000 tenda, pergelaran kebudayaan, pertunjukan musik, dan peragaan busana.
Marojahan mengatakan, Kabupaten Dairi yang merupakan satu dari tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba itu mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar. Tao Silalahi Arts Festival yang hingga tahun ini sudah tujuh kali dilaksanakan, adalah salah satu upayanya. Namun, selama pandemi Covid-19, acara tahunan itu ditunda.
Sejak Tao Silalahi Arts Festival dilaksanakan di Silahisabungan, kata Marojahan, pariwisata di daerah itu pun hidup dengan berbasis ekonomi masyarakat lokal. Setiap akhir pekan, banyak anak muda dari Kota Medan dan daerah lainnya berkunjung untuk berkemah di tepi Danau Toba.
Daerah itu pun berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata akhir pekan. Sebab, jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Medan, sekitar120 kilometer atau 4 jam perjalanan. Masyarakat lokal pun menyewakan tenda, membuka rumah makan, dan mengadakan pergelaran seni dan kebudayaan.
”Sebelumnya, ekonomi masyarakat bergantung pada sektor pertanian. Saat ini, sudah mulai hidup dari pariwisata meskipun sempat meredup selama pandemi Covid-19,” kata Marojahan.
Marojahan mengatakan, pergelaran pariwisata sangat penting untuk dihidupkan. Tujuannya, mempromosikan dan membangkitkan kembali pariwisata Danau Toba. Di masa pemulihan ini, target pengunjung fokus pada wisatawan Nusantara. Sektor pariwisata belum bisa mengharapkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Direktur Tao Silalahi Hermanto Situngkir mengatakan, pendaftaran pengunjung sudah dibuka hingga (12/9/2022) dan bisa dilakukan melalui akun Instagram rumah_karya-indonesia. Pengunjung hanya perlu membayar Rp 35.000 per orang untuk pendaftaran secara daring atau Rp 45.000 per orang jika mendaftar di tempat.
Pengunjung langsung mendapat lapak tenda, kamar mandi, dan parkir. Peserta yang tidak membawa tenda bisa menyewa kepada panitia atau masyarakat setempat.
Acara akan dimulai dengan pergelaran kebudayaan hahomion, yakni doa yang meminta agar acara bisa berjalan dengan lancar. Acara lainnya adalah peragaan busana dan lomba mewarnai dari anak-anak di Kecamatan Silahisabungan.
”Pada Jumat malam, akan ada penampilan dari sanggar-sanggar kesenian dari sejumlah daerah di Danau Toba,” kata Harmanto.
Acara selanjutnya pun akan diisi penampilan-penampilan musisi lokal. Pertunjukan musik juga akan dipanggungkan siswa-siswi dari SMA Negeri 1 Silahisabungan dengan membawakan karya berjudul ”Batu ni Huta”.