”Meramu” Kekuatan Dasar, Membangun Kota Singkawang
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie memiliki tantangan untuk meramu segenap potensi Singkawang menjadi kota yang lebih maju di masa depan. Berbekal kehidupan masyarakat yang toleran dan harmonis, jalan itu terbuka lebar.
Masyarakat Kota Singkawang, Kalimantan Barat, hidup harmonis di tengah keberagaman. Kota ini juga memiliki beragam potensi wisata alam dan warisan budaya nan memesona. Hal itu menjadi kekuatan dasar yang harus ”diramu” oleh Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie bersama potensi lainnya untuk membangun masa depan Singkawang.
Berikut petikan wawancara harian Kompas dengan Tjhai Chui Mie, wali kota anggota Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), yang juga anggota Kompas Collaboration Forum (KCF)-Apeksi, Kamis (8/9/2022), di kantornya.
Baca Juga: KCF-Apeksi Bawa Sejumlah Isu Daerah
Apa kekuatan kota Anda? Apakah karena lokasi geografisnya? Apakah karena SDM atau karena warisan budayanya?
Masyarakat Kota Singkawang, Kalimantan Barat, beruntung memiliki alam dan penduduk beragam. Ada 17 paguyuban di Singkawang yang hidup berdampingan. Semua komunitas terlibat dalam agenda besar.
Saat rangkaian acara Cap Go Meh, setiap paguyuban diberi ruang untuk tampil. Dengan demikian, mereka juga turut mempromosikan Singkawang ke daerah asalnya. Hal tersebut menjadi nilai tambah Singkawang serta nilai jual bahwa Singkawang adalah miniatur Indonesia.
Singkawang merupakan kota tertoleran di Indonesia. Antarkomunitas saling menghargai. Pernah suatu ketika pawai Cap Go Meh bertepatkan dengan hari Jumat. Maka, saat itu, kegiatan pawai Cap Go Meh berhenti sejenak hingga Jumatan selesai.
Singkawang juga memiliki pantai dan wisata religi serta dikenal dengan julukan ”Kota Seribu Kelenteng”. Singkawang juga memiliki masjid tertua dan gereja yang sudah ratusan tahun. Belum tentu di daerah lain memiliki selengkap itu.
Keunggulan ini yang akan dikemas dan harus kita lestarikan serta promosikan. Berbagai potensi tersebut berkolaborasi sehingga menjadi kekuatan dalam membangun kota, misalnya dalam bidang ekonomi. Apalagi, Singkawang berada pada posisi ”segi tiga emas”.
Jika orang ingin ke Aruk, Kabupaten Sambas, perbatasan Indonesia-Malaysia, melintasi Singkawang. Demikian juga jika masyarakat luar ingin ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia lainnya yang terletak di Kabupaten Bengkayang.
Anak-anak yang kuliah di luar diharapkan bisa kembali ke Singkawang dan bekerja di sini. Tidak perlu lagi ada cerita harus menjadi tenaga kerja Indonesia dan mereka diharapkan bangga bisa bekerja di Singkawang.
Baca Juga: Apeksi Dorong Ada Peta Jalan Tingkat Komponen Dalam Negeri
Apa rencana Anda untuk membangun kota? Adakah visi Anda untuk mengapitalisasi kekuatan dasar kota itu?
Saya dan wakil wali kota memiliki visi ”Singkawang Hebat”. Itulah menjadi dasar kami mewujudkan mewujudkan visi kedepan dengan masyarakat yang harmonis antarsuku dan agama. Itu sudah diwujudkan dengan mendapat kota tertoleran di Indonesia.
Untuk mencapai visi, kami harus menjaga kenyamanan dan keharmonisan. Baru setelah itu melaksanakan hal lainnya. Situasi yang nyaman dan harmonis memungkinkan banyak ide masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Dengan keharmonisan, kami juga menjadi tidak ragu mempromosikan Singkawang.
Dengan mempromosikan Singkawang yang harmonis, orang tertarik datang. Masyarakat juga diharapkan tidak melakukan hal-hal yang merugikan calon investor dan pengembangan ekonomi. Pengembangan ekonomi yang dilakukan, misalnya dengan e-ekonomi kreatif dan mandiri. Bentuknya, produk-produk ekoprint dan dipromosikan dengan Bank Indonesia.
Selain itu terdapat aplikasi market bussines centre (MBC). Di situ, jika ada pelaku usaha memiliki produk kain atau sepatu, bisa membantu mereka mempromosikan dan memasarkan produk. Salah satunya ialah produk sepatu yang memberdayakan orang-orang mantan penderita kusta. Ada sekitar 200 pedagang Singkawang yang masuk di aplikasi MBC.
Saya juga segera membentuk tim agar produk-produk Singkawang bisa dilihat di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Oktober nanti semua aparatur sipil negara (ASN) diwajibkan menggunakan produk Singkawang. Bahkan, ASN sudah diwajibkan memakai batik motif ”tidayu” (Tionghoa, Dayak, Melayu) setiap Kamis. Konsumsi rapat juga menggunakan stik talas produksi Singkawang.
Bagaimana kota Anda dalam 5, 10, 25 tahun mendatang? Bagaimana bayangan Anda?
Singkawang memiliki rencana induk (masterplan). Saat awal menjabat, saya memiliki visi untuk Singakawang beberapa puluh tahun mendatang yang kuat dalam bidang jasa, perdagangan, dan pariwisata. Kala itu, saya sampaikan itu ke arsitek. Awalnya berupa pemetaan di mana lokasi perkantoran, peternakan, dan cagar budaya.
Visi besar itu sudah dimulai dengan pembangunan bandara di Singkawang yang pembangunannya sedang berjalan dan direncanakan diresmikan pada 2024. Bandara akan berdampak besar bagi perkembangan ekonomi di Singkawang, termasuk pengembangan pariwisata.
Rencana induk juga kami presentasikan ke investor. Bahkan, baru-baru ini ada investor dari Singapura yang bergerak dalam bidang garmen menjajaki berinvestasi di Singkawang. Mereka memerlukan lahan sekitar 1 hektar. Pembangunan berjalan paralel, sembari membangun bandara kami juga mempromosikan arah pengembangan kota ke depannya.
Pemerintah Kota Singkawang juga pada tahun ini mulai menjalankan program pembersihan lahan (land clearing) untuk jalan lingkar (ring road), tetapi baru di bagian barat terlebih dulu. Dengan adanya ring road, alur transportasi bisa lebih lancar sekaligus mengurai kemacetan. Destinasi wisata juga diharapkan lebih berkembang karena mudah dijangkau.
Apa tantangan terbesar membangun kota Anda?
Dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih kecil, sekitar Rp 800 miliar-Rp 900 miliar per tahun. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) di birokrasi masih lamban sehingga, jika ingin bergerak cepat, kerap kali kesulitan.
Bagaimana pihak eksternal dapat membantu Anda untuk lebih cepat dan lebih baik dalam membangun kota Anda?
Peran pihak eksternal atau swasta sangat diperlukan dalam pembangunan kota. Pintu gerbang dan taman di kota banyak sekali yang dibangun atas kerja sama dengan pihak swasta. Bahkan, pengembangan destinasi wisata pantai dan taman juga berkat peran serta dari swasta. Dalam mengajak pihak ketiga selalu didasari regulasi yang jelas sehingga pembangunan itu bisa memberi manfaat bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Apa contoh terbaik dari kerja-kerja nyata yang telah Anda perbuat saat memimpin kota Anda?
Contohnya aplikasi untuk membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menangah (UMKM), yaitu MBC. Dalam hal infrastruktur, ada jalan yang menghubungkan Kecamatan Singkawang Utara, Kecamatan Singkawang Selatan, dan Kecamatan Singkawang Barat yang terintegrasi. Dengan demikian, mempermudah akses dan pengangkutan hasil panen.
Selain itu, dalam penataan kota, contohnya menata lorong-lorong di pasar. Dengan menata Lorong-lorong di pasar, dapat mendatangkan pengunjung wisata dan pada akhirnya berdampak secara ekonomi bagi para pelaku usaha di sekitarnya.
Baca Juga: KCF-Apeksi Dorong Sinkronisasi Kebijakan Pusat dan Daerah Kembangkan Produk Lokal
Dapatkah hal-hal terbaik itu diterapkan di kota-kota lain?
Hal-hal tersebut bisa diterapkan di kota-kota lainnya. Kita tidak boleh takut dengan perubahan karena akan tertinggal. Dengan perkembangan saat ini suka atau tidak suka harus bisa menguasai teknologi informasi.
Sejauhmana Anda melibatkan anak muda untuk meremajakan atau menata kembali pembangunan kota?
Justru anak muda ke depan menjadi penopang kemajuan kota. Sekarang era milenial. Sekarang saja, ide-ide kreatif mereka diperlukan membangun kota, contohnya mural-mural di kota dibuat generasi muda. Anak muda Singkawang yang studi di Yogya saat libur di Singkawang kami minta mereka menghias kota. Tak hanya itu, dalam pertemuan-pertemuan tertentu, mereka juga kami libatkan.
Kafe-kafe di Singkawang juga banyak yang dimiliki anak-anak muda. Mereka berperan dalam pembangunan ekonomi. Mereka bisa membangun usaha itu dengan patungan modal karena memerlukan modal yang besar.
Seyakin apa Anda dengan anak-anak muda untuk mengambil alih kepemimpinan kota di masa depan?
Kita harus yakin dengan anak-anak muda. Yang penting mereka harus bekerja keras, jujur, berkomitmen, dan fokus. Saya yakin anak-anak Singkawang mampu karena orangtua mereka yang berhasil awalnya susah, tetapi bisa menyekolahkan anak mereka bahkan hingga ke luar negeri.
Anak-anak muda juga melihat jejak orangtuanya yang bekerja keras sehingga ke depan anak-anak muda bisa dipercaya. Sikap kerja keras ”tahan banting” itu membuat mereka berkembang dan berhasil ke depannya.
PROFIL SINGKAT WALI KOTA SINGKAWANG
Nama: Tjhai Chui Mie
Jabatan: Wali Kota Singkawang 2017-2022
Tempat, Tanggal Lahir: Singkawang, 27 Februari 1972
Pendidikan:
1. SDN 1 Sedau Singkawang
2. SMP Santo Tarssius Singkawang
3. SMK Pratiwi Singkawang
4. Pendidikan S-1 di STIE MULIA Singkawang
5. Pendidikan S-2 Magister Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak
Pekerjaan:
1. Ketua DPRD Kota Singkawang (2009-2014)
2. Anggota DPRD Kota Singkawang (2014-2017)
3. Wali Kota Singkawang (2017-sampai saat ini).