BOGOR, KOMPAS — Para kepala daerah bermaksud membawa sejumlah isu dalam diskusi City Leaders Community-Kompas Collaboration Forum bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Sabtu (3/9/2022), di Kompleks Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Isu itu mulai dari keinginan menambahkan sejumlah produk unggulan ke dalam e-katalog hingga permintaan bantuan tenaga fungsional untuk meng-input produk unggulan ke e-katalog.
Sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam penguatan produk lokal terus diupayakan oleh sejumlah pihak. Salah satunya melalui diskusi bertajuk ”Mengoptimalkan Pemanfaatan Produk Lokal demi Pemulihan Ekonomi dan Antisipasi Resesi” yang diadakan oleh harian Kompas bekerja sama dengan Apeksi.
KOMPAS/YOLA SASTRA
Para wali kota berfoto bersama di sela-sela Rakernas Apeksi XV di Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (8/8/2022). Rakernas Apeksi ini digelar pada 7-10 Agustus 2022 dan diikuti oleh 95 dari 98 pemerintah kota di Indonesia.
Dalam diskusi yang diikuti oleh para wali kota anggota Apeksi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas hadir menjadi pembicara. Diskusi tersebut merupakan yang ketiga diselenggarakan sepanjang 2022.
Wali Kota Pangkal Pinang Maulan Aklil menilai, penggunaan e-katalog sangat penting untuk pemasaran produk lokal dari wilayahnya. Menurut Maulan, sudah ada sejumlah produk dari Pangkal Pinang yang masuk ke e-katalog LKPP, salah satunya Getas, olahan dari makanan laut. Ke depan, ia ingin agar lebih banyak lagi produk dari Pangkal Pinang yang masuk dalam e-katalog LKPP.
”Dalam diskusi saya akan mencoba meminta arahan dari ketua LKPP terkait bagaimana caranya supaya lebih banyak produk unggulan kami yang bisa masuk e-katalog. Prosedur dan persyaratan yang belum kami pahami juga akan kami tanyakan untuk pengembangan,” kata Maulan.
Maulan menyebut, di wilayahnya ada dua produk yang ditargetkan masuk ke e-katalog LKPP, antara lain Kain Cual Pangkal Pinang dan Lada.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Bali, Senin (12/7/2021).
Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara juga berencana memasukkan lebih banyak produk unggulan wilayahnya ke e-katalog, khususnya produk makanan. Hal itu karena masih belum banyak produk makanan yang masuk e-katalog.
Kendalanya (pembayaran) pajak. Selain itu, para pengusaha produk lokal tidak mau menjalani proses yang terkesan bertele-tele. Kebanyakan pengusaha makanan ingin selalu ada fresh money untuk memutar modal, kalau masuk e-katalog, proses pembayarannya membutuhkan waktu sedikit lebih lama, itu yang membuat pengusaha makanan lokal enggan mendaftar,” ujar Jaya Negara.
KRISTI DWI UTAMI
Suasana diskusi KCF-Apeksi, Sabtu, (3/9/2022), di Kebun Raya Bogor.
Kendati demikian, Jaya Negara berkomitmen untuk terus berupaya membujuk dan menyosialisasikan kepada pengusaha makanan dan produk lokal unggulan dari Kota Denpasar untuk masuk e-katalog. Dengan demikian, target penjualan produk lokal sebesar Rp 50 miliar bisa segera tercapai. Saat ini, realisasi penjualan produk lokal dari Kota Denpasar sekitar Rp 21 miliar. ”Kami juga membutuhkan bantuan tenaga fungsional dari LKPP untuk mencapai target penjualan,” katanya.