Komunikasi dan Koordinasi Faktor Kunci Kecepatan Tanggap Darurat Bencana
Koordinasi dan komunikasi menjadi faktor kunci dalam kecepatan menanggapi kejadian bencana alam gempa bumi agar meminimalkan korban. Basarnas melalui forum INSARAG menguatkan kerja sama dan kolaborasi SAR internasional.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kecepatan menjadi penting dalam tanggap darurat bencana, termasuk bencana alam gempa bumi. Kecepatan dalam tanggap darurat bencana dipengaruhi kesamaan persepsi, kelancaran komunikasi, dan kemudahan dalam koordinasi dan kerja sama, terutama dalam mengoordinasikan bantuan tanggap darurat bencana dari kalangan internasional.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas) Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno mengatakan, Indonesia melalui forum Badan Penasihat Internasional bagi Pencarian dan Pertolongan (International Search and Rescue Advisory Group/INSARAG) menguatkan komunikasi dan koordinasi antarinstitusi SAR internasional dan elemen SAR lainnya.
Hal itu disampaikan Eko seusai penutupan forum INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise 2022 di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (8/9/2022).
”Dari pengalaman menangani kebencanaan, misalnya, tsunami Aceh, komunikasi dan koordinasi menjadi penting demi melancarkan masuknya bantuan-bantuan dalam kondisi humanitarian disaster (bencana kemanusiaan),” kata Eko.
Eko menambahkan, jika terjadi suatu bencana berskala besar, maka segera setelah pemerintah mengumumkan situasi tanggap darurat bencana secara internasional, pemerintah juga harus memiliki kesiapan menerima kedatangan bantuan tanggap bencana dari negara-negara lain.
Basarnas menjadi tuan rumah pelaksanaan simulasi dalam ruang terkait tanggap darurat bencana gempa bumi dalam forum INSARAG Regional Asia Pasifik. Simulasi meliputi proses penerimaan kedatangan tim SAR internasional, koordinasi, dan mekanisme kerja tim SAR sampai pemberangkatan tim SAR ke lokasi operasi SAR.
Simulasi tanggap darurat
Forum INSARAG Regional Asia Pasifik dengan materi simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi, yang diikuti 105 delegasi dari 20 negara, di Nusa Dua, Badung, dibuka Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi, Senin (5/9/2022).
INSARAG menjadi jejaring koordinasi dan komunikasi antarnegara dalam merespons kedaruratan bencana dan menguji kesiapsiagaan penanggulangan bencana melalui skenario bencana dan analisis reaksi. INSARAG Regional Asia Pasifik adalah satu dari tiga grup organisasi INSARAG, selain INSARAG Regional Amerika dan INSARAG Regional Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
Dalam penutupan forum INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise 2022 di Nusa Dua, Kamis (8/9/2022), Global Lead UN Disaster Assessment and Coordination (UNDAC)-UNOCHA Peter Muller menyatakan, tidak ada satu negara pun yang bekerja sendiri dalam menangani bencana berskala besar, termasuk bencana alam gempa bumi.
Hal senada disampaikan Head of UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA) Indonesia Victoria Saiz Omenaca dalam sambutannya di acara penutupan forum INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise 2022 di Nusa Dua, Kamis (8/9/2022).
Victoria mengatakan, persiapan dan latihan menjadi mekanisme penting dalam tanggap darurat bencana. Sejalan hal itu, menurut Victoria, kerja sama dan kolaborasi antarbadan SAR dan institusi pemerintah juga penting, mulai dari tingkat daerah, nasional, regional, hingga internasional.
UN-OCHA juga mendukung dan terlibat dalam kerja sama secara internasional. ”Bekerja bersama dalam menyelamatkan nyawa dengan meningkatkan respons menanggapi kebencanaan,” kata Victoria.
Dalam sambutannya, yang dibacakan Eko saat penutupan forum INSARAG Regional Asia Pasifik, Kepala Basarnas menyatakan pertemuan dan pelatihan simulasi di Bali diharapkan akan lebih menguatkan kerja sama dan koordinasi antarinstitusi SAR internasional.
Namun, memiliki kesiapan dan strategi meskipun tidak sempurna, itu jauh lebih baik. Selain itu, kerja sama dan komunikasi antarjejaring SAR menjadi penting. (Peter Muller)
Kepala Basarnas juga mengapresiasi seluruh peserta INSARAG Regional Asia Pasifik yang berpartisipasi dalam pertemuan dan simulasi di Nusa Dua, Bali.
Lebih lanjut, Eko mengatakan, pertemuan SAR regional Asia Pasifik di Bali juga untuk menunjukkan kesiapan Basarnas mendukung kegiatan Presidensi G20 Indonesia.
”Melalui kegiatan SAR di Bali ini, kami ingin meyakinkan kalangan internasional bahwa Bali siap menyambut acara G20 itu,” ujar Eko seusai acara penutupan forum INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise 2022, Kamis (8/9/2022).