Basarnas Kuatkan Kerja Sama Internasional Terkait Penanganan Gempa
Basarnas menggelar pertemuan Badan Penasihat Internasional bagi Pencarian dan Pertolongan Regional Asia Pasifik. Pertemuan itu bertujuan meningkatkan kerja sama internasional terkait kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR) Nasional menggelar pertemuan forum Badan Penasihat Internasional bagi Pencarian dan Pertolongan (International Search and Rescue Advisory Group/INSARAG) Regional Asia Pasifik. Pertemuan itu bertujuan meningkatkan kerja sama terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi, baik secara nasional maupun internasional.
Acara bertajuk ”INSARAG Asia Pacific Regional Earthquake Response Exercise” itu digelar di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, mulai Senin (5/9/2022). Dalam pertemuan yang diikuti 105 delegasi dari 20 negara itu juga dilaksanakan simulasi dalam ruang terkait tanggap bencana gempa bumi.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyatakan, penyelenggaraan forum INSARAG Regional Asia Pasifik bertujuan menjaga kualitas dan standar tanggap bencana dari seluruh elemen SAR. ”Forum INSARAG Regional Asia Pasifik di Bali ini juga serangkaian bentuk dukungan untuk Presidensi G20 Indonesia,” ujar Henri.
Henri menambahkan, pertemuan itu juga menjadi ajang dukungan dan pembuktian kepada kalangan internasional tentang kesiapan dan kemampuan Basarnas. ”Jika Indonesia mengalami kondisi bencana yang sangat hebat, kami siap menerima bantuan dari negara-negara INSARAG. Sebaliknya, kami juga siap membantu negara lain,” tuturnya.
Menurut Henri, selama ini, Basarnas juga aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat yang berkeinginan membantu dalam upaya respon bencana dan tanggap darurat. Selain itu, Basarnas menjadi bagian pemangku kepentingan dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam penanganan pencarian dan pertolongan serta tanggap bencana.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyambut baik pelaksanaan pertemuan INSARAG Regional Asia Pasifik di Bali. Pria yang akrab dipanggil Tjok Ace itu menyatakan, koordinasi dan sinergi antarkementerian, lembaga, dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya tanggap darurat serta tanggap bencana sangat penting dikuatkan.
Tjok Ace menyebut, penguatan koordinasi di antara negara anggota INSARAG internasional, yang dinaungi Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN OCHA), akan mengefektifkan kerja sama dalam menanggapi kondisi darurat dalam kebencanaan. Dengan begitu, dampak bencana bisa.
INSARAG menjadi jejaring koordinasi dan komunikasi antarnegara dalam merespons kedaruratan bencana dan menguji kesiapsiagaan penanggulangan bencana melalui skenario bencana dan analisis reaksi. INSARAG Regional Asia Pasifik adalah satu dari tiga grup organisasi INSARAG selain INSARAG Regional Amerika serta INSARAG Regional Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
Global Lead UN Disaster Assessment and Coordination (UNDAC)-UN OCHA Peter Muller menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia atas penyelenggaraan forum INSARAG Regional Asia Pasifik. Peter menyebut, kawasan Asia Pasifik memiliki potensi ancaman bencana gempa bumi dan juga bencana tsunami.
Menurut Peter, sejumlah bencana gempa besar dan tsunami yang pernah terjadi di kawasan Asia, termasuk di Indonesia, memberikan pengalaman tentang pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap kedaruratan. ”Indonesia menunjukkan investasi yang besar dalam penguatan kesiapsiagaan dan tanggap bencana dan komitmennya dalam kemitraan internasional,” katanya.
Peter menambahkan, INSARAG sebagai jejaring koordinasi dan jejaring organisasi membantu negara-negara dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan tanggap bencana serta pengerahan bantuan kemanusiaan dalam situasi tanggap darurat bencana.
INSARAG juga menjadi forum pelatihan dan kerja sama dalam menyiapkan standar dan pedoman tanggap bencana. ”Mengoordinasikan kedatangan tim bantuan tanggap darurat dari internasional,” ujar Peter lebih lanjut.
Dukung KTT G20
Sementara itu, terkait pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022, Henri memaparkan, Basarnas siap mendukung pelaksanaan acara penting tersebut. Basarnas akan mengerahkan personel dan peralatan, termasuk unit helikopter untuk evakuasi, selama pelaksanaan KTT G20 dan rangkaian acaranya.
Terkait persiapan menyambut KTT G20, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyebut pengerjaan penataan Jalan Tol Bali Mandara yang dikelola PT Jasamarga Bali Tol (JBT) sudah rampung. Penataan yang dikerjakan untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 itu mencakup penataan lanskap, termasuk penanaman mangrove, dan pembuatan taman.
Selain itu, ada juga pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan penambahan ornamen budaya lokal pada penerangan jalan umum ataupun renovasi gerbang tol.
Jika Indonesia mengalami kondisi bencana yang sangat hebat, kami siap menerima bantuan dari negara-negara INSARAG. Sebaliknya, kami juga siap membantu negara lain.
Dalam siaran pers PT Jasa Marga (Persero) Tbk disebutkan, pengerjaan penataan Jalan Tol Bali Mandara menerapkan program berbasis green environment dan green energy. Dalam program green environment, misalnya, PT JBT menanam 756.000 bibit mangrove di sekitar simpang susun (interchange) Ngurah Rai dan KM 3+600.
PT JBT juga bekerja sama dengan PT Bukit Energi Investama dalam pemasangan PLTS untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi PJU, gerbang tol, dan kantor operasional.
Direktur Utama PT JBT I Ketut Adiputra Karang mengatakan, Jalan Tol Bali Mandara menjadi infrastuktur pendukung mobilisasi para delegasi negara G20. Oleh karena itu, penataan Jalan Tol Bali Mandara juga menjadi bentuk dukungan atas fokus Presidensi G20 Indonesia, yakni, pengurangan emisi karbon.