Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Makassar Lumpuhkan Jalan
Penolakan kenaikan harga BBM terus terjadi di Kota Makassar. Aksi tak lagi sekadar orasi tetapi juga menutup jalan hingga sejumlah ruas jalan di Makassar lumpuh total.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak masih terus berlanjut di Kota Makassar sepanjang Kamis (8/9/2022). Demonstrasi mahasiswa sepanjang siang hingga petang di beberapa titik itu telah membuat sejumlah ruas jalan lumpuh.
Di Jalan Perintis Kemerdekaan, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Hasanuddin membuat ruas jalan itu lumpuh total sepanjang siang hingga petang. Jalan Perintis Kemerdekaan adalah jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan Makassar dengan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan serta sejumlah provinsi, yakni Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Aksi yang dilakukan mahasiswa dengan menutup dua sisi jalan itu membuat kendaraan menumpuk dari dan menuju Makassar. Penutupan jalan itu memicu kemarahan pengguna jalan. Akibatnya, bentrokan diwarnai baku lempar batu terjadi antara mahasiswa dan pengguna jalan. Aksi bentrokan itu akhirnya dilerai aparat keamanan dan petugas keamanan Unhas. Kendaraan mulai bisa melintas pada Kamis malam tetapi masih padat merayap.
Di Jalan Urip Sumoharjo yang merupakan terusan Jalan Perintis Kemerdekaan, kemacetan juga terjadi akibat jalan dua arah ditutup oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia.
Sementara di ruas Jalan Sultan Alauddin, kendaraan tak bisa melintas akibat penutupan jalan oleh pengunjuk rasa. Jalan ini adalah jalan poros yang menghubungkan Makassar dengan sejumlah kabupaten di jalur selatan Sulsel. Penutupan jalan membuat puluhan truk terpaksa diparkir di sisi Jalan Sultan Alauddin hingga AP Pettarani.
Di ruas jalan ini, tepatnya di depan Kampus 1 Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, mahasiswa menahan tiga truk. Ketiga truk dipasang melintang di kedua ruas jalan. Akibatnya tumpukan kendaraan terjadi di jalan dan area parkir ruko yang berada di sisi jalan.
”Susah juga kalau begini. Saya rencananya membawa barang ke Bulukumba dan mestinya malam ini bisa sampai. Ini barang pesanan untuk pedagang barang campuran di sana. Tapi kalau begini, saya tidak tahu jam berapa bisa jalan. Mau menerobos tidak bisa. Kalaupun nekat, bisa-bisa truk ditahan mahasiswa,” kata Syamsuddin (45), salah seorang sopir truk yang tertahan aksi unjuk rasa.
Di depan Kantor Gubernur Sulsel, mahasiswa juga menutup jalan. Dalam aksinya, selain menolak kenaikan harga BBM, mereka juga meminta evaluasi kinerja lima kementerian. Kelimanya adalah Kementerian Sosial, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, serta Kemenko Maritim dan Investasi.
”Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf telah gagal memimpin. Keputusan menaikkan harga BBM hanya menyengsarakan rakyat. Lima kementerian juga tidak menunjukkan kinerja yang baik, termasuk dalam memberi pertimbangan kepada presiden. Presiden mestinya mengevaluasi kinerja lima kementerian ini,” kata Aldi, jenderal lapangan aksi Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia.