Polisi Masih Cari Bukti Kasus Tewasnya Gadis Cilik di Jambi
Gabungan mahasiswa di Jambi mendesak aparat mengungkap pelaku di balik tewasnya Kl, gadis cilik yang diduga sebagai korban kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan korban perdagangan anak.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Penyidik kepolisian meyakini adanya tindak pidana di balik kematian Kl (4), bocah perempuan yang ditemukan tewas dalam tangki septik komunal di Rawasari, Kota Jambi. Namun, hingga Senin (5/9/2022), aparat masih mencari alat bukti kuat setelah memeriksa 30 saksi dan mendalami 113 rumah di kampung itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jambi Komisaris Besar Andri Ananta mengatakan, pihaknya meyakini adanya tindak kejahatan pidana pada kasus tewasnya gadis cilik itu. Hal itu berdasarkan hasil visum dan otopsi jenazah dari dokter.
”Dalam hasil otopsi, ada bukti-bukti kekerasan pada tubuh korban, makanya kami yakin ada tindak pidana di sana,” katanya, seusai berdialog dengan gabungan mahasiswa di Jambi yang berunjuk rasa di Markas Polda Jambi, Senin.
Hasil otopsi itu menjadi petunjuk kuat. Penyidik lalu memeriksa 30 saksi dan mendalami 113 rumah yang para penghuninya berada di sekitar tempat tinggal korban di kampung Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Sejauh ini, kata Andri, penyidik memperoleh sejumlah petunjuk. Di antaranya, adanya residivis kriminal ataupun pengguna narkoba yang tinggal di sekitar rumah korban yang patut dicurigai. ”Akan tetapi, belum ada bukti kuat yang mengarah kepada terduga pelaku kejahatan ini,” ujarnya.
Para pengunjuk rasa mendesak penyidik untuk secepatnya mengungkap kasus itu. Sebab, penanganan kasus telah berjalan 1,5 bulan, tetapi belum menunjukkan progres yang kuat. ”Kami meminta kepastian hukum dari aparat kepolisian yang menangani kasus ini,” ujar Novita Sari, salah seorang mahasiswa.
Unjuk rasa itu dilaksanakan gabungan mahasiswa yang mewakili Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia di Jambi. Selain mendorong pengungkapan kasus, mahasiswa juga mendesak aparat melindungi keluarga korban dari ancaman intimidasi.
Di tengah aksi, mahasiswa diterima untuk beraudiensi dengan tim Direktorat Reskrimum Polda Jambi. Sejumlah pertanyaan yang disampaikan mahasiswa dijelaskan oleh Andri dan juga Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Jambi Komisaris Handres.
Lebih lanjut, Handres menjelaskan adanya rekaman kamera CCTV viral yang menggambarkan seorang wanita berjalan bersama dua anak kecil. Salah satunya diduga adalah korban. Handres mengatakan, dari hasil analisis video, gambar tersebut bukanlah korban, melainkan anak kecil lainnya.
Andri memastikan, penanganan kasus terus berlanjut sampai berhasil diungkap. ”Kalau memang kami sudah yakin dengan pelakunya dan alat bukti yang kami miliki, pasti akan kami tangkap,” katanya.
Kl ditemukan tewas dalam kolam septik komunal di Rawasari, Sabtu (23/7/2022). Penemuan itu tiga hari setelah dirinya dinyatakan hilang. Pada jenazahnya, tampak bekas luka pada kepala, leher, dan wajah. Ada pula luka mengenaskan pada organ vitalnya.
Dokter Erni Situmorang, yang melakukan pemeriksaan jenazah korban, membenarkan tanda-tanda luka pada tubuh mengindikasikan adanya kekerasan seksual dan kekerasan fisik. Korban diperkirakan telah meninggal dua hari sebelum ditemukan.
Menurut Andri, penyidik telah menggali keterangan dari A (4), teman bermain menjelang korban hilang. Namun, ditemukan inkonsistensi dalam jawabannya. Sejauh ini, pihaknya tidak akan memaksa saksi karena kondisinya yang masih belia.
Dalam penggalian keterangan, setidaknya satu kali A turut didampingi petugas perlindungan anak. Pihaknya juga sempat mendatangi rumah keluarga A untuk mengupayakan pendalaman. Namun, belum ada titik terang.