Kisah Tragis KL, Gadis Cilik di Jambi yang Ditemukan Tewas dalam Tangki Septik
Indikasi kekerasan seksual dan fisik yang menewaskan seorang gadis cilik menimbulkan trauma warga. Mereka berharap aparat segera menangkap pelaku kekerasan itu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Sudah dua pekan semenjak KL (4) ditemukan tewas dalam lubang pembuangan komunal, aparat belum berhasil mengungkap pelaku. Selama itu pula, para orangtua di wilayah Rawasari, Kota Jambi, dibayangi ketakutan. Tak berani membiarkan anak-anak bermain seperti biasanya di kampung.
”Kami takut kalau kejadian yang dialami (KL) berulang pada anak-anak lainnya,” ujar Fitria (42), warga Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Selasa (9/8/2022).
KL adalah gadis cilik berusia 4 tahun yang hilang pada Sabtu (23/7/2022). Ia ditemukan tewas dalam kolam septik komunal di kampung itu tiga hari kemudian. Penemuan tersebut menimbulkan trauma keluarga dan warga kampung.
Biasanya, anak-anak bebas bermain di kampung itu. Mereka saling menjemput kawan untuk kemudian berkumpul di salah satu tempat, lalu bermain bersama. Main masak-masakan atau rumah-rumahan.
Tradisi bermain bersama-sama, selama bertahun-tahun lamanya, tak pernah menimbulkan masalah. Apalagi jika sampai mengancam nyawa anak.
Namun, keceriaan di Sabtu (23/7/2022) pagi mendadak suram. Sekitar pukul 09.00, KL dijemput seorang kawannya untuk bermain. Ibunya, NU, semula ingin menahan KL. Sebab, putrinya belum sarapan. Namun, KL telanjur berlari ke luar rumah.
Sekitar satu jam ditunggu, KL tak kunjung kembali. NU pun mulai mencari. Di sekitar rumah dan tempat bermain, putrinya tak terlihat. Dicari pula ke rumah-rumah tetangga, KL masih tak tampak.
Karena melihat kegelisahan NU, para tetangga akhirnya ikut mencari. Mereka teliti sudut-sudut di kampung itu. Termasuk pula di semak-semak. Tak ketinggalan kolam tangki septik komunal di kampung itu. Kolam yang berbau busuk itu diobok-obok, tetapi KL tidak ditemukan. Hingga malam, pencarian belum membuahkan hasil.
KL baru ditemukan pada hari ketiga. Penemuan itu terjadi setelah kawan yang menjemputnya bermain pada Sabtu pagi menunjukkan lokasinya, yakni kolam pembuangan septik. Di situ KL sudah dalam kondisi tewas.
Temuan itu langsung menuai kejanggalan. ”Hari sebelumnya kami sudah mengobok-obok kolam ini, tetapi dia tidak ditemukan,” ujar YS, ayah KL.
Jenazah KL juga dalam kondisi mengenaskan. Tampak bekas luka pada kepala, leher, dan wajahnya. Ironisnya lagi, tampak luka mengenaskan pada organ vitalnya.
Kondisi itulah yang mendorong YS untuk mendesak aparat mengotopsi jenazah anaknya. Karena berasal dari keluarga tidak mampu, seluruh warga di kampung itu pun urunan untuk membiayai otopsi sebagaimana yang diminta oleh petugas kepolisian.
Dokter Erni Situmorang yang melakukan pemerikasan jenazah KL membenarkan tanda-tanda luka pada tubuhnya mengindikasikan adanya kekerasan seksual dan kekerasan fisik. Korban diperkirakan telah meninggal dua hari sebelum ditemukan.
Dari indikasi adanya kekerasan seksual dan kekerasan fisik yang berujung pada tewasnya KL, warga berharap aparat segera menangkap pelakunya. Menurut Aman, warga sekitar, masyarakat sudah memiliki sejumlah petunjuk yang akan membantu aparat penegak hukum mengungkap kasus itu.
Di antaranya, ada bukti video CCTV pada salah satu toko kelontong di kampung itu memperlihatkan KL dibawa oleh seseorang keluar kampung itu pada hari kehilangannya. Warga mengenal orang tersebut. Namun, mereka tak mau gegabah main hakim.
”Bukti ini kami sampaikan kepada penyidik dengan harapan aparat akan berproses cepat,” ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Jambi, Komisaris Afrito mengatakan hingga kini pihaknya belum menetapkan tersangka. ”Kasus ini masih kami selidiki,” katanya.
Afrito mengaku belum tahu perihal adanya bukti CCTV yang dimaksud warga. ”Kalau warga punya bahan petunjuk atau bukti, tolong sampaikan pada kami agar bisa ditindaklanjuti,” tambahnya.
Fitria menambahkan, masyarakat berharap aparat serius menangani kasus ini. Jika tidak, warga akan terus dilanda ketakutan karena pelaku yang masih bebas. Ketakutan pun dapat merembet luas. ”Warga waswas selama pelakunya masih berkeliaran,” ujarnya.