Lebih dari Rp 6 Miliar Dibukukan UMKM Kalimantan di Jakarta
Produk UMKM Kalimantan terbukti mampu bersaing di pasar. Program akselerasi UMKM berorientasi ekspor atau Pamor Borneo 2022 di Jakarta membukukan transaksi penjualan dan kesepakatan bisnis lebih dari Rp 6 miliar.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah berorientasi ekspor dari Kalimantan membukukan transaksi penjualan dan kesepakatan bisnis lebih dari Rp 6 miliar dalam pameran selama lima hari di Jakarta. Pencapaian itu membuktikan produk UMKM Kalimantan mampu bersaing dan diterima pasar.
Program akselerasi UMKM berorientasi ekspor atau Pamor Borneo 2022 digelar di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta, 24-28 Agustus. Pameran produk UMKM itu diikuti 38 UMKM unggulan se-Kalimantan yang lolos kurasi. Mereka menawarkan produk busana (fashion), aksesori, dekorasi rumah (home decor), serta makanan dan minuman.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Imam Subarkah mengatakan, kegiatan Pamor Borneo ketiga pada tahun ini ingin menunjukkan produk-produk unggulan UMKM Kalimantan kepada konsumen di Jakarta. Hal itu untuk melihat sejauh mana akseptasi atau penerimaan masyarakat Ibu Kota terhadap produk-produk UMKM Kalimantan.
”Ternyata produk UMKM Kalimantan memang layak hadir di Ibu Kota. Kalau ditotal, nilai transaksi penjualan dan kesepakatan bisnis selama kegiatan Pamor Borneo 2022 lebih dari Rp 6 miliar. Ini pencapaian yang luar biasa,” kata Imam dalam acara penutupan Pamor Borneo di Jakarta, Minggu (28/8/2022) malam.
Ia menyampaikan, transaksi penjualan produk UMKM secara langsung di lokasi pameran ataupun secara daring selama kegiatan Pamor Borneo 2022 mencapai Rp 1,17 miliar. Nilai tersebut melampaui transaksi penjualan produk UMKM selama kegiatan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Banjarmasin pada 22-24 Juli 2022 senilai Rp 600 juta.
Di samping pameran produk UMKM, pertemuan bisnis juga diadakan selama kegiatan Pamor Borneo 2022 dan menghasilkan potensi kesepakatan bisnis mencapai Rp 1,95 miliar. Selanjutnya, ada juga pertemuan bisnis terkait pembiayaan UMKM oleh salah satu perbankan dengan nilai mencapai Rp 3,65 miliar.
”Pencapaian yang luar biasa itu menunjukkan potensi UMKM Kalimantan memang sangat besar. Kalau dikemas dan dilakukan kurasi secara lebih baik, tentunya akan menghasilkan produk yang sangat baik sehingga layak dan bisa bersaing di pasar,” katanya.
Menurut Imam, kegiatan Pamor Borneo 2022 di Jakarta akan berlanjut dengan kegiatan promosi perdagangan dan investasi di Nagoya, Jepang, 2-3 September 2022. Untuk kegiatan tersebut telah dilakukan proses penjajakan dengan pembeli potensial di Jepang sejak awal Agustus dan berpotensi menghasilkan kesepakatan bisnis mencapai Rp 1,34 miliar.
Selanjutnya, untuk promosi investasi telah disiapkan enam proyek investasi clear and clean yang akan dipaparkan kepada empat investor potensial di Jepang dengan target potensi kesepakatan nilai investasi mencapai Rp 300 miliar.
”Kami berharap kegiatan Pamor Borneo ke depan bisa semakin dikembangkan untuk meningkatkan UMKM di wilayah Kalimantan. Kegiatan ini bukan hanya milik Bank Indonesia, melainkan juga milik pemerintah provinsi di Kalimantan dan semua yang ada di bumi Kalimantan,” ujarnya.
Penetrasi pasar
Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalsel Mahyuni, yang juga Kepala Dinas Perindustrian Kalsel, mengatakan, kegiatan Pamor Borneo merupakan salah satu wujud kolaborasi Bank Indonesia dengan Pemprov Kalsel. Tujuannya untuk memajukan UMKM Kalsel agar naik kelas dan berdaya saing di tingkat nasional ataupun internasional.
”Melalui kegiatan Pamor Borneo 2022, UMKM Kalimantan telah mendapatkan penetrasi pasar di Jakarta. Ini diharapkan bisa menciptakan kesadaran merek (brand awareness) bagi masyarakat nasional, khususnya di Jakarta, terhadap produk-produk UMKM unggulan Kalimantan,” katanya.
Dengan pencapaian transaksi penjualan dan kesepakatan bisnis lebih dari Rp 6 miliar, lanjut Mahyuni, kegiatan Pamor Borneo 2022 secara nyata berkontribusi pada penguatan pengembangan perekonomian. ”Diharapkan juga akan ada hubungan bisnis yang berkelanjutan antara UMKM dan pembeli potensial,” ujarnya.
Menurut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, UMKM merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Kalsel. Ada sekitar 400.000 UMKM di Kalsel yang selama ini memberikan kontribusi besar sebagai penopang stabilitas perekonomian daerah. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Kalsel juga memberikan ruang cukup besar bagi lahirnya berbagai macam jenis UMKM.
”Pemerintah daerah melalui kebijakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan terus mendorong UMKM untuk dapat mengakselerasi potensi yang dimiliki. Melalui Pamor Borneo 2022, produk kreativitas dan UMKM pilihan Kalimantan diharapkan semakin terpacu untuk terus meningkatkan kualitas,” kata Sahbirin dalam acara pembukaan Pamor Borneo pada Rabu lalu.