Gempa M 5,9 Segmen Megathrust Guncang Mentawai, Warga Sempat Mengungsi
Gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut bermagnitudo 5,9, Senin (29/8/2020) pagi, memicu kerusakan ringan di SMP 3 Siberut Barat. Warga sempat mengungsi.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,9 (dimutakhirkan jadi 5,8) mengguncang Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (29/8/2022) pagi. Warga di sekitar pusat gempa di Kecamatan Siberut Barat sempat melakukan evakuasi mandiri ke tempat pengungsian.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa tektonik yang terjadi pukul 05.34 itu berpusat di koordinat 1,01 Lintang Selatan dan 98,55 Bujur Timur. Lokasinya di laut pada jarak 3 kilometer arah barat laut Kecamatan Siberut Barat pada kedalaman 16 km.
Gempa bumi dirasakan di Siberut Utara dengan skala intensitas IV Skala Mercalli (MMI). Di Tuapejat, ibu kota Kepulauan Mentawai, getaran gempa III MMI. Gempa juga dirasakan di Pasaman Barat, Padang, Painan, dan Nias Selatan II-III MMI, sedangkan di Padang Panjang, Bukittinggi, Solok, dan Solok Selatan II MMI.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan, gempa terasa kuat di beberapa desa di Siberut Barat, Siberut Utara, dan Siberut Barat Daya. Gempa paling kuat terasa di Desa Simalegi, Siberut Barat, sekitar IV MMI karena dekat dengan pusat gempa.
”Saat gempa, warga sempat melakukan evakuasi mandiri, terutama di Desa Simalegi. Warga mengungsi ke bukit dekat perkampungan. Namun, sekarang warga sudah kembali ke rumah. Aktivitas sudah seperti biasa,” kata Novriadi ketika dihubungi dari Padang, Senin pagi.
Novriadi melanjutkan, gempa memicu kerusakan ringan di SMP 3 Siberut Barat. Ada retak-retak kecil di dinding sekolah. Walakin, kerusakan itu tidak membahayakan. Dari lokasi lain, belum ada laporan kerusakan dan korban.
”Kami mengimbau masyarakat tetap waspada. Gempa kali ini terjadi di segmen Megathrust sesuai ahli BMKG dan ahli geologi,” ujarnya. Segmen Megathrust Mentawai punya potensi gempa M 8,9.
Kami mengimbau masyarakat tetap waspada. Gempa kali ini terjadi di segmen Megathrust sesuai ahli BMKG dan ahli geologi. (Novriadi)
Hendrikus Bentar (32), warga Siberut Selatan, mengatakan, gempa juga dirasakan relatif kuat dan lama di Muara Siberut. ”Warga sempat keluar rumah, tetapi tidak ada yang sampai mengungsi. Sekarang warga sudah beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap waspada,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
”Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Senin. Hingga pukul 06.20, BMKG mencatat ada satu gempa susulan M 3,8.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diminta pula agar menghindar dari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali kedalam rumah,” ujarnya.