Harga Telur di Pegunungan Papua Lebih Rp 100.000 Per Rak
Harga telur di daerah pesisir dan pegunungan Papua Rp 75.000-Rp 120.000 per rak. Kondisi ini dapat menyebabkan masyarakat Papua tak mampu mengonsumsinya secara rutin seperti biasanya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Harga telur di daerah pegunungan Papua mencapai Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per rak. Satu rak berisi 30 butir. Di Yalimo, telur bahkan dijual eceran Rp 5.000 per butir. Sementara di wilayah pesisir Papua, harga telur mencapai Rp 75.000 hingga Rp 80.000 per rak.
Yuli Tangalele, salah seorang pedagang eceran barang kebutuhan pokok di Kabupaten Yalimo saat dihubungi dari Jayapura pada Jumat (26/8/2022), mengatakan, pihaknya mendapatkan telur dari daerah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, seharga Rp 120.000 per rak. Ia pun menjual telur per butir seharga Rp 5.000 di Yalimo.
Wamena merupakan pusat distribusi barang kebutuhan pokok yang didatangkan dari Jayapura ke sejumlah daerah di kawasan pegunungan Papua dengan mobil dan pesawat. Daerah-daerah itu, antara lain, Yalimo, Tolikara, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, dan Nduga.
”Kami menjual telur dengan harga mahal karena mengeluarkan biaya pembelian di tingkat agen yang sangat tinggi. Biasanya para agen menjual telur yang dipasok dari Wamena,” kata Yuli.
Yuli berharap ada upaya dari pemerintah daerah untuk menekan harga telur agar tidak meningkat terus. Sebab, telur adalah salah satu barang kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari.
Berdasarkan pantauan Kompas di Pasar Hamadi Jayapura pada Jumat, harga telur per rak yang berisi 30 butir dijual Rp 75.000-Rp 78.000. Sebelumnya harga normal telur di pasar tersebut hanya Rp 60.000-Rp 65.000 per rak.
Nurmiati, salah satu pedagang di Pasar Hamadi, mengatakan, pihaknya terpaksa menjual telur dengan harga di atas Rp 70.000 karena tingginya biaya operasional. Sebab, telur yang dijual di Pasar Hamadi didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur.
Penyidik PNS Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Papua Eko Irianto Laksono mengatakan, terdapat dua penyebab tingginya harga telur. Kedua faktor ini adalah tingginya harga pakan ternak yang mencapai Rp 400.000 per 50 kilogram dan menipisnya stok telur di sejumlah daerah sentra distribusi barang kebutuhan pokok di Papua.
Rata-rata harga telur di wilayah pesisir mencapai Rp 80.000 per rak. Sementara di wilayah pegunungan, seperti Wamena dan sekitarnya, mencapai Rp 100.000 per rak.
Telur menjadi salah bahan makanan pokok untuk meningkatkan gizi anak-anak di Papua (Thomas Sondegau).
”Terjadi defisit pasokan telur di wilayah utara dan selatan Papua, seperti Merauke. Sementara harga jual telur di daerah pegunungan Papua mencapai di atas Rp 100.000 per rak karena terhitung dengan biaya angkut pesawat,” kata Eko.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Thomas Sondegau, berharap ada intervensi dari pemerintah untuk menekan tingginya harga telur di Papua. Sebab, masyarakat di daerah terisolasi tidak akan mampu membeli telur karena harganya yang sangat mahal.
”Telur menjadi salah satu bahan makanan pokok untuk meningkatkan gizi anak-anak di Papua. Masyarakat di daerah pedalaman tidak mungkin bisa membeli telur untuk dikonsumsi setiap hari jika harganya sudah mencapai ratusan ribu,” ucap Thomas.
Kepala Seksi Bahan Pokok dan Barang Penting Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Tenaga Kerja Papua Baji Idrus mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan harga di seluruh pasar tradisional di Papua sebelum mengambil kebijakan untuk menekan tingginya harga telur.