Wisatawan harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan tempat di kapal penyeberangan, bahkan banyak yang akhirnya membatalkan perjalanan karena tidak mendapat tempat. E-ticket sangat ditunggu pelaku wisata di Danau Toba.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Para pelaku wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, hingga kini masih menunggu realisasi penerapan pembelian tiket feri penyeberangan Danau Toba secara daring. Aplikasi yang dijanjikan mulai beroperasi pada 17 Agustus atau saat perayaan HUT Kemerdekaan itu hingga kini belum jelas kapan diterapkan.
”Ini menyedihkan, sampai saat ini belum jelas realisasinya. Kami sangat membutuhkan itu karena para wisatawan enggan berlibur ke Samosir saat hari besar akibat antrean penyeberangan sangat panjang,” kata Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kabupaten Samosir Ombang Siboro kepada Kompas, Kamis (25/8/2022).
Dengan adanya penjualan tiket daring, pelaku wisata bisa mendapatkan kepastian waktu penyeberangan sehingga waktu libur mereka tidak terkuras menunggu penyeberangan. Selain itu, tiket penyeberangan juga bisa dipesan jauh-jauh hari.
Selama ini, saat hari libur nasional atau akhir pekan, antrean penyeberangan ke Pulau Samosir membeludak. Wisatawan harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan tempat di kapal penyeberangan, bahkan banyak yang akhirnya membatalkan perjalanan karena tidak mendapat tempat. Kondisi itu sangat memprihatinkan mengingat Danau Toba merupakan kawasan strategis nasional sekaligus destinasi wisata superprioritas.
Pengalaman Kompas menyeberang pun demikian. Antrean mobil yang hendak menyeberang dari Sumatera ke Samosir atau sebaliknya bisa mencapai ratusan meter, terutama di musim liburan.
Dalam rapat terbatas bupati se-kawasan Danau Toba dan perwakilan kementerian dan lembaga bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada 20 Juli 2022, diputuskan paling lambat 17 Agustus 2022 aplikasi e-ticket diluncurkan. Pentingnya aplikasi itu disampaikan Bupati Samosir Vandiko Gultom dalam forum tersebut mengingat semakin parahnya tumpukan wisatawan yang akan menyeberang ke Samosir, terutama saat masa liburan.
Adapun pengusulan e-ticket oleh para pelaku wisata itu sudah dilakukan sejak tahun lalu, terutama untuk kapal penyeberangan yang dikelola PT ASDP. Feri bernama Ihan Batak itu mengangkut penumpang dari Ajibata menuju Ambarita dan sebaliknya.
Penyeberangan feri di Danau Toba dilayani beberapa dermaga, yakni Ajibata (Sumatera)-Ambarita (Samosir) dan sebaliknya (PP) yang dikelola Kementerian Perhubungan; Ajibata-Tomok yang dikelola swasta; Tiga Ras-Simanindo yang dikelola PT Cipta Sarana, BUMD Pemprov Sumut; dan Balige-Onanrunggu yang dikelola Kementerian Perhubungan. Tarif penyeberangan rata-rata Rp 110.000-Rp 115.000 per kendaraan roda empat, sedangkan untuk bus Rp 450.000.
Pada 17 Agustus 2022 sudah beredar pengumuman bahwa mulai 17 Agustus 2022, pembelian tiket feri lintasan Ajibata-Ambarita dapat dipesan secara daring melalui situs web toba.ferizy.com. Namun, hingga kini situs webitu masih bertuliskan, ”This site is under construction”. ”Ribuan orang mendapat prank,” kata Ombang.
Kepala PT ASDP Cabang Sibolga Partogi Tamba mengatakan, tanggal 17 Agustus 2022 itu merupakan soft launching. Sejauh ini aplikasi masih disempurnakan. Ada kekacauan pada sistem IT-nya. Hal itu sedang diperbaiki.
Menurut rencana, aplikasi akan diuji coba pada 1 September mendatang. Jika tidak ada kendala pada saat uji coba, akan dilakukan grand launching segera. ”Ini penugasan mendadak atas perintah Pak Luhut, jadi bisa dipahami. Dan kami pun bersedia menjalankannya,” kata Partogi.