Pertandingan pembuka Liga 2 Wilayah Barat dimulai pada Minggu, 28 Agustus 2022. Meski belum memiliki pemain, Persiraja masih memiliki kesempatan untuk ikut kompetisi Liga 2 tahun 2022/2023 karena sudah mendaftar.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Polemik peralihan saham Persatuan Sepak Bola Indonesia Kutaraja atau Persiraja Banda Aceh kepada presiden klub yang baru akhirnya rampung. Di tangan presiden baru, Zulfikar, publik berharap Persiraja tetap dapat ikut kompetisi Liga 2 musim 2022/2023.
”Alhamdulillah (peralihan saham) Persiraja sudah siap. Manajemen baru segera dibentuk dan seleksi pemain segera kami lakukan,” kata Zulfikar, dihubungi pada Senin (22/8/2022).
Zulfikar mengatakan, Presiden Persiraja sebelumnya, Nazaruddin, telah melepaskan sahamnya 80 persen kepada dirinya. Surat kesepakatan peralihan saham ditandatangani pada Senin di Balai Kota Banda Aceh. Zulfikar merupakan pengusaha di bidang perumahan.
Menurut dia, waktu persiapan sangat mepet. Dia telah merancang manajemen baru agar segera dapat mempersiapkan tim. Calon pelatih dan calon pemain sudah dikantongi. Mengingat waktu persiapan sangat singkat, seleksi akan dilakukan secara terbatas.
Pertandingan pembuka Liga 2 Wilayah Barat dimulai pada Minggu, 28 Agustus 2022. Meski belum memiliki pemain, Persiraja masih memiliki kesempatan untuk ikut kompetisi Liga 2 tahun 2022/2023 karena sudah mendaftar. Persiraja menjalani pertandingan perdana pada 5 September 2022 melawan PSMS Medan.
”Persiraja adalah marwah Aceh dan Banda Aceh sehingga harus diselamatkan. Saya mengambil amanah ini agar Persiraja tidak jatuh ke Liga 3,” kata Zulfikar.
Dia mengatakan, semua warga Aceh mencintai Persiraja. Dia mengharapkan dukungan dari pemerintah, pengusaha, dan warga Aceh. Zulfikar merencanakan 80 persen saham akan dibuka untuk publik.
Persiraja didirikan pada tahun 1957 oleh kumpulan klub di Banda Aceh. Namun, setelah ada aturan klub profesional tidak boleh menggunakan anggaran dari pemerintah, saham Persiraja dijual kepada publik.
Saham di PT Persiraja Lantak Laju itu sebesar 80 persen milik Nazaruddin dan 20 persen milik Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Podiraja FC.
Nazaruddin, presiden klub sebelumnya, melepaskan 80 persen saham tanpa pembayaran modal atau dilepas gratis. Nazaruddin berharap, di bawah manajemen baru, Persiraja dapat menorehkan prestasi hingga mendapatkan promosi kembali ke Liga 1.
Dampak pandemi
Pada saat promosi ke Liga 1 tahun 2019, Nazaruddin optimistis timnya akan mampu bersaing di papan atas. Sedikit sesumbar, Persiraja akan mampu finis di peringkat kelima. Namun, pandemi Covid-19 selama dua tahun membuat Persiraja kelimpungan. Liga ditunda, tetapi gaji pemain tetap jalan. Saat liga dilanjutkan di Pulau Jawa, tanpa penonton, Persiraja kehilangan potensi pendapatan dari penjualan tiket.
Berstatus sebagai tim yang baru mendapatkan promosi tanpa bermain di kandang di depan suporternya membuat Persiraja menjadi bulan-bulanan tim lain. Alhasil, dari 34 pertandingan, tim berjuluk ”Laskar Rencong” itu hanya mampu memperoleh 13 poin. Persiraja menjadi tim pertama yang mengalami degradasi ke Liga 2.
Setelah degradasi, Persiraja mengalami kesulitan keuangan. Nazaruddin akhirnya mundur dari posisi presiden klub. ”Saya mundur karena ada kesibukan lain. Selamat kepada presiden baru,” kata Nazaruddin yang kini menjadi anggota DPR 2019-2024.
Seorang suporter Persiraja, Haris (25), mengatakan, karena klub tersebut dalam kondisi keuangan yang sulit, dia tidak berharap banyak kepada manajemen baru. Harapan terbesar pada musim ini adalah Persiraja mampu bertahan di Liga 2.