Jenazah Pendaki Portugal yang Jatuh di Rinjani Berhasil Dievakuasi
Jenazah pendaki asal Portugal yang terjatuh di puncak Rinjani berhasil dievakuasi. Proses evakuasi oleh Tim SAR gabungan yang berlangsung selama empat hari terkendala cuaca buruk dan kondisi medan yang sulit.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sempat terkendala cuaca buruk dan kondisi medan yang sulit, tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Boaz Tan Anam (37), Senin (22/8/2022). Pendaki berkewarganegaraan Portugal itu terjatuh saat berswafoto di tepi jurang puncak Gunung Rinjani, Jumat (19/8/2022).
Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH mengatakan, tim gabungan tiba di puncak Rinjani sekitar pukul 09.45 Wita. Tim langsung menyiapkan peralatan dan menurunkan penyelamat ke posisi korban.
Boaz diketahui berada di kedalaman 150 meter dari puncak Rinjani. Saat ditemukan, pria kelahiran Israel itu telah meninggal dunia. Sekitar pukul 14.22 Wita, korban berhasil dibawa ke puncak Rinjani dan dimasukkan ke kantong jenazah untuk dibawa turun.
”Sekitar pukul 15.00 Wita, korban dibawa turun ke posko evakuasi di Sembalun. Pukul 21.00 Wita, korban sudah tiba di savana Bawak Nao. Selanjutnya diserahkan ke pihak Taman Nasional Gunung Rinjani dan langsung dibawa ambulans Puskesmas Sembalun menuju Rumah Sakit Bhayangkara di Mataram,” kata Nanang dalam keterangan persnya di Mataram, Senin malam.
Proses evakuasi memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar empat hari. Kondisi cuaca yang kurang bersahabat, seperti angin kencang dan kabut yang menyelimuti pada saat-saat tertentu, menyebabkan sempitnya waktu untuk evakuasi.
”Di samping itu, kendala lainnya adalah tanah yang labil dan tebing yang curam dengan kedalaman hingga ratusan meter,” kata Nanang.
Seperti diberitakan, Boaz terjatuh pada Jumat (19/8) pagi sekitar pukul 05.30 Wita. Ia jatuh ke lereng bagian barat laut atau arah Danau Segara Anak. Untuk melakukan evakuasi, Tim SAR gabungan harus mendaki ke puncak Rinjani.
Berbagai unsur dilibatkan dalam proses evakuasi, antara lain Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Brimob, Polsek Sembalun, Koramil Sembalun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lombok Timur, Dinas Pemadam Kebakaran, Edelweis Medical Health Center, dan Unit SAR Lombok Timur, sukarelawan, dan warga setempat.
Kejadian yang menimpa Boaz menambah daftar kecelakaan di Gunung Rinjani sepanjang Agustus 2022. Sebelumnya, pada 6 Agustus 2022, seorang pendaki terkilir di jalur pendakian Torean. Hal itu membuatnya harus dievakuasi dan tidak bisa melanjutkan pendakian.
Sehari kemudian, seorang pendaki asing yang hendak turun ke Danau Segara Anak (dari Pelawangan Senaru) terpeleset di Kilometer 10 jalur Pelawangan Sembalun-Danau Segara Anak. Cedera membuatnya tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus dievakuasi sehari kemudian.
Pada Juli 2020, seorang pendaki juga dilaporkan meninggal dunia di Rinjani. Pendaki asal Lombok Tengah itu nekat mendaki, padahal saat itu Rinjani tengah ditutup untuk pemulihan ekosistem dan antisipasi cuaca ekstrem.
Guna mengantisipasi kejadian serupa, Kepala Sub-bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dwi Pangestu mengatakan, pihaknya akan menambah sarana dan prasarana pendakian. Termasuk papan pengumuman di titik-titik rawan kecelakaan gunung.
Dwi menambahkan, mereka juga akan mengingatkan para pendamping pendakian untuk memberikan pengarahan singkat kepada tamu. Pemandu juga diminta untuk mengawasi tamu mereka selama pendakian.