Angkatan Laut Negara di ASEAN Sepakat Pelihara Stabilitas Kawasan
Indonesia bersama negara ASEAN berkoordinasi dan berkomunikasi untuk memelihara dan menjaga keamanan dan stabilitas regional. Kepala Staf TNI Angkatan Laut menggelar pertemuan ke-16 KSAL ASEAN (ANCM) di Nusa Dua, Badung.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pimpinan angkatan laut negara-negara ASEAN sepakat menjaga keamanan bersama di kawasan Indo-Pasifik. Mereka akan terus berkoordinasi merespons dinamika geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi di regional ASEAN, termasuk di perairan Laut China Selatan.
Hal itu disampaikan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono seusai memimpin pertemuan ke-16 ASEAN Navy Chiefs Meeting (the 16th ANCM) di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Senin (22/8/2022). Dalam forum itu, Yudo memimpin delegasi AL Indonesia sekaligus menjadi tuan rumah acara.
Sejauh ini, TNI AL bersama angkatan laut negara-negara ASEAN memiliki hubungan erat dalam berbagai bentuk kerja sama, di antaranya patroli terkoordinasi,Intelligence Exchange (Intelex),Naval Working Group (NVG), Joint Naval Working Group (JNWG), Navy to Navy Talk (NTNT), ASEAN Multilateral Naval Exercise (AMNEX), dan ANCM. Hal itu menunjukkan inisiatif dan keseriusan Indonesia, khususnya TNI AL, menjaga kedaulatan negara di laut regional dan kawasan Indo-Pasifik.
Forum pertemuan ke-16 ANCM di Bali, Senin (22/8/2022), mengangkat topik ”The Roles of ASEAN Navies in Addressing Maritime Challenges” atau Peran Angkatan Laut ASEAN dalam Menangani Tantangan Maritim. Dari daftar pimpinan delegasi, pertemuan ke-16 ANCM di Bali dihadiri petinggi angkatan laut ASEAN. Mereka antara lain Commander of the Royal Brunei Navy, Commander of the Royal Malaysian Navy, dan Chief of Republic of Singapore Navy serta Deputy Chief of General Staff Laos People’s Army.
Secara geostrategis dan geopolitik, ASEAN berperan penting bagi kepentingan internasional. Oleh karena itu, setiap negara anggota ASEAN telah mengerahkan kemampuan mereka untuk mempertahankan kedaulatannya. Di sisi lain, mereka juga turut menjaga sentralitas kawasan.
Yudo mengatakan, dinamika terkait Laut China Selatan juga dibahas dalam pertemuan kali ini. Alasannya, Laut China Selatan menjadi bagian keamanan kawasan laut, termasuk mengenai antisipasi aktivitas ilegal dan kejahatan di perairan perbatasan.
”Ini keamanan kawasan karena Laut China Selatan berbatasan dengan sejumlah negara ASEAN, misalnya Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Vietnam,” kata Yudo. Yudo menambahkan, TNI AL menempatkan sejumlah kapal AL di sekitar Laut China Selatan dalam misi menjaga kedaulatan Indonesia.
Sementara itu, terkait pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, Polda Bali kembali menggelar operasi kepolisian untuk pengamanan kegiatan dengan sandi Operasi Gapura Agung VIII 2022. Operasi itu akan berlangsung selama 14 hari mulai Senin (22/8/2022). Operasi Gapura Agung VIII 2022 melibatkan sedikitnya 2.500 personel gabungan.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra mengatakan, operasi ini bertujuan memastikan terjaganya keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pertemuan dan rapat dalam rangkaian KTT G20. ”Dari 40 acara kegiatan G20 di Bali, sudah 25 event yang dilaksanakan. (Pengamanan) ini menjadi tanggung jawab Polri, TNI, dan juga BIN Daerah Bali,” ujar Putu Jayan.
Putu Jayan menyatakan, pola pengamanan untuk kegiatan sampingan G20 itu disiapkan dalam sistem zonasi dan juga sistem ring, yang dimulai dari kedatangan delegasi, perjalanan delegasi, pertemuan delegasi, hingga kepulangan delegasi. ”Termasuk juga pengamanan untuk kegiatan field trip delegasi,” katanya lebih lanjut.