Mengurangi ketergantungan terhadap bawang putih impor terus diupayakan sejumlah pihak. Di Tegal, Jateng, Bank Indonesia bersama sejumlah pihak membantu petani bawang putih mengoptimalkan produk mereka.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
KOMPAS/KRISTI D UTAMI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan bibit bawang putih varietas lokal kepada para petani bawang putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (12/8/2022).
SLAWI, KOMPAS — Indonesia berpeluang mengurangi ketergantungan terhadap bawang putih impor. Sebab, produktivitas bawang putih di Tanah Air bisa dioptimalkan melalui sejumlah metode, di antaranya penanaman bibit dobel kromosom. Uji coba penanaman bawang putih dobel kromosom salah satunya dilakukan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Rektor Institut Pertanian Bogor University Arif Satria menuturkan, Indonesia memiliki luasan lahan tanam bawang putih sekitar 40.000 hektar. Produktivitas bawang putih mencapai 15 ton per hektar. Artinya, Indonesia mampu menghasilkan sekitar 600.000 ton bawang putih.
Jumlah bawang putih yang dihasilkan tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata jumlah impor bawang putih di Indonesia sepanjang 2019-2020, yakni 460.000 ton. Jumlah itu, disebut Arif, bisa lebih dioptimalkan jika bibit yang digunakan menggunakan bibit dobel kromosom yang produktivitasnya mencapai 23 ton per hektar.
”Di atas kertas, kita itu sebenarnya surplus bawang putih. Kita harus optimistis bahwa kita bisa swasembada,” ujar Arif di sela-sela peresmian Learning Center Bawang Putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jumat (12/8/2022).
KOMPAS/KRISTI D UTAMI
Petani bawang putih sedang panen di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (12/8/2022).
Untuk mencapai swasembada bawang putih, ada sejumlah pekerjaan rumah yang menurut Arif perlu diselesaikan. Pekerjaan rumah itu antara lain persoalan logistik, pasar, dan insentif bagi petani.
”Kita punya kewajiban untuk membuat suasana psikologis petani itu bangga dan terus senang bertani. Sejumlah masalah, seperti banjir impor, itu menekan psikologis petani. Kalau petani down, kita akan semakin bergantung terhadap impor,” ujarnya.
Sejumlah petani di sentra bawang putih Desa Tuwel mengeluhkan sulitnya penyerapan hasil pertanian bawang putih. Hal itu terjadi karena adanya perubahan peraturan wajib tanam bagi importir.
SHARON PATRICIA
Harga bawang putih melonjak pada awal Februari 2020 . Saat itu harga per kilogram bawang putih di sejumlah pasar di DKI Jakarta ada yang mencapai Rp 60.000 per kilogram.
Pada tahun 2017, pemerintah mewajibkan setiap importir menanam sekitar 5 persen dari kuota impor, kemudian para importir akan mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). Namun, mulai tahun 2019, kebijakan itu dibalik. Importir lebih dahulu mendapatkan RIPH, kemudian diminta melakukan wajib tanam setelahnya.
”Selama ini, bawang putih yang kami hasilkan diserap oleh para importir untuk bibit dalam program wajib tanam. Setelah kebijakan berubah, banyak importir yang tidak menjalankan wajib tanam, tetapi terus mendapatkan RIPH. Hal itu karena konsekuensi yang diterima importir apabila tidak menjalankan kewajibannya tidak tegas,” kata Ahmad Maufur (39), petani bawang putih.
Sejak kebijakan itu berlaku, petani merugi. Sekitar 70 ton bibit bawang putih yang mereka hasilkan rusak lantaran tidak terserap. Kerugian yang kala itu ditanggung para petani sekitar Rp 3,5 miliar.
Beralih
Sejumlah petani bawang putih kemudian memutuskan untuk beralih ke tanaman lain. Fatimah (49), misalnya, beralih menanam wortel dan sayuran lainnya. Meski hasil penjualan wortel dan sayuran lainnya, disebut Fatimah, tak sebesar penjualan bawang putih, dirinya tetap memilih beralih menanam tanaman lainnya karena tak mau merugi lebih lama.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Foto ilustrasi: Ade (52), petani sayur di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang menyiapkan hasil panen wortelnya seusai dicuci sebelum diambil tengkulak, Jumat (20/6/2014).
”Kalau jualan bibit bawang putih, harganya bisa sampai Rp 12 juta per ton. Kalau sayuran seperti wortel, itu sekitar Rp 2,2 juta per ton. Kecil memang, yang penting tetap ada hasilnya,” ujar Fatimah.
Fatimah ingin kembali menanam bawang putih, selain supaya bisa meraup keuntungan lebih banyak, ia juga ingin kembali membuat Desa Tuwel yang merupakan sentra bawang putih bisa kembali berjaya. Ia berharap pemerintah bisa memberikan solusi terkait penyerapan produk bawang putih.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga berharap ketergantungan Indonesia terhadap bawang putih impor bisa dikurangi dan bawang putih yang dihasilkan petani lokal bisa terserap. Upaya penyerapan produk bawang putih akan dilakukan melalui perusahaan umum milik negara dan daerah. Selain itu, hilirisasi produk juga menjadi salah satu opsi.
”Kita siapkan offtaker-nya (pembeli langsung), bisa menggunakan kekuatan pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD. Atau, bisa juga kita olah supaya usianya semakin panjang. Kalau dua (hal) itu bisa dilakukan, mungkin kontrol inflasinya akan lebih baik,” tutur Ganjar.
KOMPAS/KRISTI D UTAMI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama sejumlah pejabat dari Bank Indonesia serta IPB University dan para petani lokal panen bawang putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (12/8/2022).
Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah memperkuat sinergi dan inovasi dalam mendorong stabilitas inflasi. Selain melakukan operasi pasar dan kerja sama antardaerah, Bank Indonesia juga mendirikan pusat pembelajaran bawang putih nasional di Desa Tuwel. Di tempat tersebut, setiap orang bisa belajar banyak hal, mulai dari budidaya hingga penanganan pascapanen produk bawang putih, termasuk diversifikasi produk turunan hingga pemasarannya.
”Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal bersama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal dan IPB University melakukan inovasi jangka panjang melalui pendirian learning center yang diharapkan bisa mendorong produktivitas bawang puitih lebih optimal. Tujuan akhirnya ialah meningkatkan penyerapan produk petani dan mengurangi ketergantungan kita dengan pasokan bawang putih impor,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman.