Nelayan di Blitar Hilang Tersapu Ombak Saat Kejar Perahu
Bermaksud mengejar perahu yang terbawa arus, seorang nelayan di Pantai Serang, Kabupaten Blitar, hilang terseret ombak.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Tim gabungan masih berupaya mencari Suwarno (40), nelayan Pantai Serang di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang dilaporkan hilang pada Rabu (10/8/2022) sore. Peristiwa itu terjadi saat korban berupaya meraih perahunya yang terseret arus.
Koordinator Pos SAR Trenggalek Yoni Fariza mengatakan, hingga Kamis (11/8/2022) sore, pencarian terus dilakukan, tetapi belum membuahkan hasil. Total ada sekitar 40 orang dari beberapa unsur yang terlibat pencarian, seperti personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kelompok nelayan.
Pencarian tidak hanya dilakukan dengan menyisir pantai dari sisi perairan, tetapi juga pemantauan di beberapa titik di darat. ”Hari ini masih nihil. Belum ada tanda-tanda keberadaan korban, termasuk perahunya yang juga ikut hilang,” ujar Yoni.
Dia menjelaskan, saat ini penyisiran masih dilakukan di sekitar Pantai Serang, belum mengarah keluar. Berdasarkan pengalaman saat terjadi kecelakaan laut sebelumnya di Serang, korban biasanya ditemukan di kawasan teluk yang melingkupi pantai tersebut, tidak keluar ke perairan lepas.
Tim relatif tidak menghadapi kendala dalam pencarian korban tersebut. Kondisi gelombang dan cuaca relatif normal dengan arus laut mengarah ke tenggara. ”Kami berharap, dengan kondisi ini, korban bisa segera ditemukan,” ucapnya.
Kecelakaan laut yang menimpa Suwarno berawal saat dirinya bersama sang adik, Supadi (35), tengah memasang keramba. Lokasi keramba berjarak sekitar 1 mil laut atau 1,8 kilometer dari bibir pantai.
Saat sedang asyik bekerja, tiba-tiba tali jangkar yang menambat perahu terlepas. Korban kemudian berupaya mengejar perahu itu dengan cara berenang, tetapi tidak berhasil. Supadi yang berupaya ikut mengejar juga gagal meraih kakaknya yang menghilang di balik ombak.
”Korban dan adiknya melaut dengan speedboat. Namun, saat memasang keramba, tali jangkarnya lepas. Nah, korban mengejar speedboat itu, adiknya juga. Namun, adiknya bisa berenang menyelamatkan diri,” kata Kepala Desa Serang, Handoko.
Handoko menduga tali jangkar perahu yang mereka gunakan lepas akibat arus laut saat itu cukup kencang. Seperti perairan lainnya di pesisir selatan Jawa, akhir-akhir ini kondisi ombak dan tinggi gelombang di pantai tersebut kerap meningkat.
Mengacu pada prakiraan kondisi cuaca maritim wilayah perairan Jawa Timur oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tinggi gelombang laut di Samudra Hindia mencapai 1,5-4,5 meter (m) pada 11 Agustus. Sementara di Selat Madura, tinggi gelombang laut 0,3-1,3 m dan di Laut Jawa bagian timur 0,8-1,8 m. BMKG pun mengingatkan untuk mewaspadai gelombang dengan tinggi lebih dari 2,5 m di Samudra Hindia.
Kecelakaan laut yang menimpa nelayan di Blitar bukan kali ini saja terjadi. Akhir Juni lalu, dua pemancing, yakni Sumaji (46) dan anaknya, Zidan Okta (13), terjatuh dari tebing akibat empasan ombak di Pantai Pudak, Kecamatan Wonotirto. Korban ditemukan meninggal di lokasi berbeda dengan jeda waktu beberapa hari.