Ketika Ayam, Kambing, dan Sapi Ikut Memeriahkan Pasar
Para pedagang Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, menyemarakkan pasar dengan beragam hiasan menyambut perayaan kemerdekaan RI, 17 Agustus 2022.
Kemeriahan pesta perayaan kemerdekaan RI sudah disiapkan sejak sepekan lalu di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah. Tidak sekadar dari aktivitas manusia di sekitarnya, sukacita kemerdekaan juga ditandai oleh ayam, kambing, dan sapi, yang juga mulai ”bergaya” berdiri di atas, melampaui meja di los-los pedagang pasar.
Ayam, kambing, dan sapi yang dimaksudkan tentu saja bukanlah binatang hidup sesungguhnya. ”Mereka” hanyalah patung yang dibuat sejumlah perajin berdasarkan pesanan para pedagang Pasar Rejowinangun.
”Kami sengaja iuran khusus untuk memesan patung tersebut,” ujar Evin (48), salah seorang pedagang daging ayam yang bertugas menjadi koordinator pengumpulan dana kelompok pedagang ayam Pasar Rejowinangun untuk perayaan HUT Ke-77 RI, Rabu (10/8/2022).
Menguatkan nuansa perayaan menjelang peringatan kemerdekaan RI, patung yang dihadirkan berwujud ayam berbulu putih dengan jengger berwarna merah. Tinggi patung ayam mencapai sekitar 2 meter dengan lebar badan sekitar 1 meter.
Patung ayam tersebut ditempatkan di tengah, di ruang kosong di atas tangga. Agar tetap tegak berdiri, patung itu dikaitkan pada sebilah bambu yang diletakkan melintang.
Total jumlah pedagang daging ayam di Pasar Rejowinangun mencapai sekitar 50 orang.
Patung ayam dibuat oleh anak salah seorang pedagang daging ayam yang sebelumnya memang diketahui terampil membuat beragam kerajinan. Pembuatan patung menghabiskan dana sekitar Rp 600.000. Namun, untuk beragam keperluan, termasuk untuk konsumsi saat puncak perayaan pada 17 Agustus, para pedagang mengumpulkan uang sekitar Rp 1,6 juta, dengan cara iuran Rp 30.000 per orang.
Ayam sengaja dipilih sebagai simbol dari komoditas utama dari para pedagang daging ayam.
Selain itu, kambing dan sapi pun berdiri di ”habitat” masing-masing di los pedagang daging sapi dan ayam. Jika patung sapi dibuat dengan biaya sukarela dari salah seorang pedagang yang menjadi donatur, di los daging kambing, patung juga dibiayai berdasarkan iuran para pedagang.
Kelompok pedagang lain menyemarakkan pasar dengan cara dan kreativitas masing-masing. Jika di kelompok pedagang daging memasang patung, perayaan HUT RI di los pedagang tahu dan tempe dimeriahkan oleh kehadiran sosok Bung Karno.
Guntingan gambar proklamator RI tersebut ditempel di tampah atau penampi beras yang dipasang serta digantung di meja-meja pedagang tahu dan tempe.
Puluhan tampah lainnya terpasang di semua meja pedagang. Selain gambar, penampi tersebut juga diberi coretan beraneka warna serta tulisan yang menggelorakan semangat kemerdekaan.
Selain itu, sama seperti los pedagang di blok-blok lainnya, los kalangan pedagang tahu dan tempe juga disemarakkan oleh rangkaian bendera plastik kecil dan balon-balon mungil berwarna-warni.
Sri Tumini Maryati (65) mengatakan, pemasangan beragam pernak-pernik peringatan HUT RI ini dibiayai dari sisa iuran untuk biaya pembayaran tagihan air PDAM sebesar Rp 2 juta. Total pedagang tahu dan tempe di Pasar Rejowinangun terdata mencapai sekitar 50 pedagang.
Pemasangan pernak-pernik tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh pedagang dan dikerjakan sendiri oleh mereka.
”Di sela-sela aktivitas berdagang, kami mencicil pekerjaan, memulai pasang pernak-pernik di meja masing-masing,” ujarnya. Pemasangan aneka hiasan tersebut mulai dilakukan beberapa hari lalu.
Baca juga :Bendera Lusuh Penggerak Hati Para Ibu
Syukuran
Selain untuk menambah kemeriahan, patung diputuskan harus dibuat besar untuk menggambarkan besarnya kegembiraan mereka menyambut perayaan 17 Agustus di tengah situasi yang kini makin membaik.
”Perayaan 17 Agustus ini sekaligus menjadi bentuk syukuran kami. Sekalipun masih pandemi, aktivitas perdagangan di pasar sudah semakin ramai, semakin membaik, dan semoga bertambah baik lagi di masa mendatang,” ujar Puji (51), salah seorang pedagang daging ayam, yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan di Pasar Rejowinangun.
Selama dua tahun pandemi, 2020-2021, Puji mengaku volume penjualannya sempat anjlok hingga 50 persen. Namun, tahun ini, perdagangan sudah makin membaik dan dia sudah mampu menjual 1 kuintal daging ayam per hari, sama seperti kondisi sebelum pandemi.
Sama seperti diutarakan oleh Puji, Samsiyah (55), pedagang daging kambing, mengatakan, peringatan kemerdekaan RI kali ini harus dirayakan dengan meriah, sekaligus untuk merayakan kegembiraan mereka karena situasi sudah makin membaik.
”Sekarang ini situasi sudah hampir normal,” ujarnya. Sebelum pandemi, Samsiyah bisa menjual sekitar 2 kuintal daging kambing per hari, di mana sebagian di antaranya adalah pesanan, permintaan dari sejumlah katering. Tahun ini, rata-rata penjualan sudah berkisar 750 kilogram (kg) hingga 1 kuintal daging kambing per hari.
Baca juga: Masyarakat Kembali Diundang Hadiri Upacara Kemerdekaan RI secara Langsung
Bripka Matroni, anggota Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota yang sekaligus juga menjabat sebagai koordinator pengamanan di Pasar Rejowinangun, mengatakan, para pedagang memang sangat bersemangat untuk merayakan HUT RI. Oleh karena itu, dia pun mendorong, memotivasi mereka untuk menghias pasar, sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing.
”Saya mengatakan kepada para pedagang, mereka harus berlomba-lomba menghias los masing-masing,” ujarnya. Sesekali, Matroni juga ikut menyumbangkan ide dan saran.
Di Pasar Rejowinangun terdapat puluhan blok pedagang dengan komoditasnya masing-masing. Di setiap blok itulah komoditas perdagagan atau setidaknya tiruannya turut mempercantik setiap sisi los.
Di los pedagang makanan ringan, misalnya, berbagai camilan ringan anak-anak juga ikut digantung di antara los. Adapun di bagian perlengkapan dapur, barang-barang yang digantung, antara lain, sendok nasi, talenan, dan sendok sayur. Sementara di los pakaian bekas ditempatkan sejumlah patung di mana sebagian di antaranya baju adat dari sejumlah daerah serta beberapa patung lain memakai baju berwarna merah dan putih.
Kemeriahan di pasar ini juga dijaga, ”diamankan” agar terus terjaga.
”Kami selalu mengawasi, menjaga, jangan sampai ada pengunjung yang usil, menarik-narik balon-balon yang dipasang untuk dibawa pulang,” ujar Nuryadi, salah seorang petugas satpam Pasar Rejowinangun.
Acara menghias dan memasang pernak-pernik di Pasar Rejowinangun masih berlangsung hingga beberapa hari menjelang 17 Agustus. Adapun di acara puncak pada 17 Agustus, perayaan HUT kemerdekaan RI di Pasar Rejowinangun dimeriahkan oleh adanya panggung hiburan yang digunakan oleh pedagang untuk pentas, menampilkan berbagai kesenian.
Selain itu, juga diarak dua gunungan berisi berbagai komoditas, barang dagangan yang disusun, dan diperebutkan oleh pedagang serta pengunjung pasar.
Dari pasar, sorak kegembiraan kemerdekaan juga akan terdengar lantang dan meriah....