Presiden Resmikan Pelabuhan Terbesar di Kalimantan
Pelabuhan ekspor impor terbesar di Kalimantan diresmikan. Pembangunan infrastruktur yang ada perlu dioptimalkan supaya betul-betul menguatkan pertumbuhan ekonomi.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (9/8/2022). Pelabuhan terbesar di Kalimantan itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk-produk asli daerah. Namun, untuk mengoptimalkan Terminal Kijing, masih diperlukan infrastruktur pendukung lainnya.
Presiden Jokowi menekan tuas kapal dan menandatangani prasasti sebagai penanda peresmian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Selasa pagi. Selain didampingi Nyonya Iriana, Presiden juga disertai Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, dan Bupati Mempawah Erlina.
Presiden Jokowi berharap, pelabuhan yang dibangun dengan biaya Rp 2,9 triliun ini benar-benar bisa memperkuat daya saing dan mendorong konektivitas antardaerah ataupun antarnegara. ”Jangan sampai investasi yang besar seperti itu tidak bisa memperkuat daya saing dan tidak bisa memperbaiki konektivitas antarpelabuhan, antarpulau dan antarnegara,” tuturnya dalam pidato peresmian.
Terminal Kijing, yang dibangun sejak 2016 tersebut, akan melayani industri minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), alumina, bauksit, dan produk-produk lain. Karena itu, Presiden sangat mengharapkan keberadaan terminal ini bisa menguatkan daya saing produk-produk Kalbar.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Terminal Kijing salah satu proyek strategis nasional. Pembangunannya dikerjakan PT Pelindo (Persero) dan mendapatkan konsesi dari pemerintah.
Proses pengerjaan konstruksi diakui sedikit terlambat akibat pandemi Covid-19. Namun, akhirnya pembangunan dapat diselesaikan pada Mei 2022.
Pembangunan Terminal Kijing diperlukan karena kapasitas Pelabuhan Dwikora yang ada di Pontianak semakin terbatas. Pada tahap awal, kapasitas sementara Terminal Kijing 1 juta TEUs dan 16 juta ton nonpeti kemas yang terdiri atas curah cair dan curah kering.
Jangan sampai investasi yang besar seperti itu tidak bisa memperkuat daya saing dan tidak bisa memperbaiki konektivitas antarpelabuhan, antarpulau, dan antarnegara.
Selain itu, kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, pengembangan Pelabuhan Dwikora Pontianak sangat sulit karena di kanan-kirinya sudah sangat padat. Kedalaman laut di Pelabuhan Pontianak juga tidak memadai karena merupakan pelabuhan sungai.
Oleh karena itu, Terminal Kijing dibangun untuk menggantikan Pelabuhan Pontianak yang secara bertahap akan ditutup. Keberadaan Terminal Kijing juga akan memberikan ruang pertumbuhan bagi industri-industri di Kalimantan Barat.
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan Terminal Kijing, beberapa infrastruktur pendukung diperlukan. Pertama, melebarkan jalan arteri. Hal ini dirasa perlu karena sekitar 70 persen lalu lintas untuk Pontianak dan sekitarnya. Dengan pelabuhan baru, diperlukan jalan yang cukup lebar dan mampu menampung kendaraan-kendaraan berat.
Kedua, untuk mendorong pertumbuhan industri dengan sumber daya yang ada di sekitar pelabuhan, seperti CPO dan bauksit, sebaiknya area 2.000-3.000 hektar di belakang pelabuhan disiapkan untuk kegiatan industri.
Terakhir, Arif mengusulkan jalan tol yang menghubungkan dua kota perdagangan Kalbar, yakni Pontianak dan Singkawang. ”Saya yakin bila Singkawang-Pontianak terhubung jalan tol, pelabuhan ini akan tumbuh dan Kalbar secara umum akan tumbuh,” tuturnya.
Presiden Jokowi pun menyepakati perlunya infrastruktur pendukung untuk mengoptimalkan pemanfaatan Terminal Kijing. ”Saya juga ingin dari pelabuhan ini ke Pontianak jalannya diperlebar. Ini Pak Menteri PUPR hadir. Jadi, selesaikan sekalian sehingga perjalanan kontainer ataupun yang nonpeti kemas semuanya bisa lancar dan tujuan akhir kita memperkuat daya saing itu betul-betul bisa kita lakukan,” tambahnya.
Presiden juga mempersilakan pemerintah daerah untuk mengusulkan nama berbeda untuk Terminal Kijing. Pemda bisa mengajukannya kepada pemerintah pusat.
Kunjungan sehari
Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana berkunjung ke Kalimantan Barat selama sehari. Perjalanan menuju Provinsi Kalimantan Barat menggunakan Pesawat Kepresidenan dimulai dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 07.00.
Setiba di Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Presiden melanjutkan perjalanan dengan menumpangi helikopter Super Puma TNI AU menuju Kabupaten Mempawah. Selain meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Kabupaten Mempawah, Presiden ke Pasar Sungai Duri, Kabupaten Bengkayang, untuk menyerahkan sejumlah bantuan sosial bagi masyarakat penerima manfaat dan pedagang.
Presiden akan kembali terbang menggunakan helikopter Super Puma TNI AU menuju Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya. Siang harinya, Presiden meresmikan Tower A dan B RSUD dr Soedarso, Kota Pontianak. Setelahnya, Presiden dan Nyonya Iriana langsung kembali menuju Jakarta.