Kalbar Kini Memiliki Pelabuhan Ekspor Impor Internasional
Dengan adanya pelabuhan tersebut Kalbar bisa langsung mengekspor berbagai komoditas ke berbagai negara tujuan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kalimantan Barat kini memiliki pelabuhan ekspor dan impor internasional di Mempawah. Dengan adanya pelabuhan tersebut, potensi ekonomi Kalbar bisa langsung diekspor melalui pelabuhan tersebut.
Presiden Joko Widodo, menurut rencana, meresmikan Pelabuhan Internasional Ekspor-Impor di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (9/8/2022). Dengan adanya pelabuhan tersebut Kalbar bisa langsung mengekspor berbagai komoditas ke sejumlah negara tujuan. Sebelum pelabuhan ekspor di Mempawah beroperasi, ekspor Kalbar melalui pelabuhan di provinsi lain, misalnya Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
Menurut Gubernur Kalbar Sutarmidji, Senin (8/8), Kalbar memiliki sejumlah komoditas yang bisa mengisi ekspor di antaranya minyak sawit mentah (CPO) 6 juta ton per tahun dan industri alumina. Adanya pelabuhan internasional juga bisa memancing ekspor komoditas lain di Kalbar.
Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak, Eddy Suratman, menuturkan, pelabuhan internasional di Mempawah diperlukan Kalbar terutama mendekatkan jarak antara Kalbar dan negara-negara tujuan ekspor.
Selama ini, Kalbar memiliki sumber daya alam mentah dan setengah jadi yang dijual ke negara lain. Namun, karena tidak memiliki pelabuhan ekspor, Kalbar mengirim komoditas ekspornya ke palabuhan ekspor provinsi lain.
”Akibatnya pencatatan ekspor masuk menjadi catatan ekspor provinsi lain. Dengan demikian, sebetulnya ada kesulitan untuk bisa mengetahui berapa sebetulnya volume ekspor Kalbar yang dikirim ke negara lain. Ketika ada bagi hasil bisa merugikan Kalbar karena terhitung seolah-olah ekspor provinsi lain,” ungkap Eddy.
Manfaat lainnya keberadaan pelabuhan internasional di Mempawah tersebut, biaya logistik bisa lebih efisien. Jika mengirim komoditas ekspor ke negara tujuan ekspor melalui pelabuhan di provisi lain tentu ada tambahan biaya sehingga ekspor Kalbar kurang kompetitif.
”Dari hal-hal tersebut, pelabuhan yang akan diresmikan presiden tersebut pantas disambut baik. Saya berharap transaksi melalui pelabuhan tersebut betul-betul mulai dioptimalkan,” ujarnya.
Eddy menambahkan, pelabuhan tersebut juga mendorong tumbuhnya industri lain di sekitarnya. Sekarang beberapa industri mulai mendekat ke pelabuhan, misalnya pengolahan minyak sawit mentah menjadi minyak goreng.
Selain meresmikan Pelabuhan Ekspor-Impor Internasional Mempawah, Presiden, menurut rencana, meresmikan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak. Bangunan tersebut terdiri dari dua gedung dengan enam lantai.
Sutarmidji, menjelaskan, pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso direncanakan sejak 2019. Tahun 2020 mulai pembangunan fisik dan pada akhirnya selesai pada 2022. Konsep gedung baru di RSUD Soedarso tersebut tidak ada kelas dan terdiri dari 275 tempat tidur.
Bangunan baru tersebut juga dilengkapi dengan ruangan operasi, unit perawatan intensif (ICU), dan ruangan perawatan anak pasca-kelahiran. Di bagian belakang terdapat rumah sakit infeksius dengan tekanan negatif yang memiliki 100 tempat tidur berfungsi untuk perawatan, misalnya perawatan Covid-19 dan sakit paru.
”Dengan adanya bangunan baru tersebut, sepanjang penyakit bisa diobati di Pontianak, masyarakat tidak perlu berobat ke Kuching, Sarawak, Malaysia. Bangunan baru itu untuk menjaga kepercayaan masyarakat tentang pelayanan. Pelayanan harus terus membaik,” ujarnya.