Diduga Keracunan Jajanan Sekolah, Tujuh Pelajar di Tegal Dirawat Intensif
Diduga karena menyantap makaroni telur, puluhan siswa di Kabupaten Tegal, Jateng, mengeluhkan gejala keracunan. Sebagian siswa dirawat dan yang lain diizinkan pulang ke rumah.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Puluhan pelajar sekolah dasar dari tiga sekolah berbeda di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan gejala pusing, muntah-muntah dan lemas, Senin (8/8/2022). Sebagian pelajar dibawa ke rumah sakit dan tujuh di antaranya dirawat inap. Sebelumnya, mereka menyantap makaroni telur yang dijajakan di lingkungan sekolah mereka.
Keracunan makanan menimpa puluhan pelajar dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01, SDN 02, dan SDN 03 Slawi Wetan, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Kejadian itu bermula saat mereka mengeluhkan gejala keracunan, seperti mual, muntah, pusing dan lemas seusai jam istirahat.
Di SDN 01 Slawi Wetan, ada 11 pelajar yang mengalami gejala keracunan. Mereka merupakan siswa kelas III dan kelas IV.
”Kejadiannya setelah istirahat, sekitar pukul 09.30. Tiba-tiba, pada muntah-muntah. Awalnya satu anak, tapi kemudian disusul anak-anak yang lain,” kata Kepala Sekolah SDN 01 Slawi Wetan Murtini, saat dihubungi, Senin.
Pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut kepada orangtua siswa kemudian meminta bantuan medis dari Puskesmas Slawi serta Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Setelah diperiksa, sebagian siswa dirujuk ke rumah sakit lantaran kondisinya lemas.
”Setelah di rumah sakit, kami baru tahu ternyata ada pelajar dari sekolah-sekolah lain yang juga dilarikan ke rumah sakit. Rata-rata gejalanya sama, pusing, mual, muntah dan lemas,” ucap Murtini.
Menurut Murtini, para pelajar di sekolahnya mengeluhkan gejala keracunan seusai menyantap makaroni telur yang dijual di depan sekolah. Penjual makaroni telur itu juga, disebut Murtini, berjualan keliling ke sekolah-sekolah lain.
”Penjualnya itu sudah bertahun-tahun jualan makaroni telur di sini. Biasanya tidak kenapa-kenapa. Bahkan, Jumat kemarin, saya juga sempat beli dan tidak ada masalah,” imbuhnya.
Petugas Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Siti Putri Nur Khaolifah, mengatakan, jumlah pelajar yang keracunan di tiga sekolah dasar tersebut berjumlah 33 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak tujuh orang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo dan di public safety center (PSC) Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal.
”Tiga anak dirawat di IGD RSUD dr Soeselo dan empat lainnya di PSC Dinkes. Adapun yang lainnya sudah membaik dan diizinkan pulang ke rumah,” ujar Siti.
Dari hasil pemeriksaan sementara, terdapat makaroni dalam muntahan para pelajar tersebut. Dinas Kesehatan dan kepolisian setempat kemudian mengambil sampel makaroni tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di salah satu laboratorium kesehatan di Semarang.
”Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan. Tadi, sampel makanan yang dikirim untuk diperiksa, terdiri dari sampel muntahan, sisa makaroni kering, makaroni basah, bumbu-bumbu bubuk, telur dan minyak goreng yang digunakan penjual,” katanya.
Kepolisian Resor Tegal juga turut menyelidiki kasus keracunan tersebut. Sesaat setelah kejadian, petugas dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tegal mendatangi tiga sekolah itu untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.
”Saat ini, tim dari Satreskrim sedang memeriksa saksi-saksi dan sejumlah korban. Berdasarkan informasi awal yang kami terima, keracunan diduga karena makaroni telur. Namun, masih akan kami dalami lagi apakah betul dari makanan itu atau tidak,” tutur Wakil Kepala Polres Tegal Komisaris Didi Dewantoro.