”The Tour” Borobudur Marathon, Oase bagi Para Pelari
Hujan lebat tidak menyurutkan antusiasme para pelari dari Banyumas dan sekitarnya untuk mengikuti ”The Tour” Borobudur Marathon 2022 di GOR Satria Purwokerto.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sekitar 100 pelari dari berbagai komunitas dan atlet muda di wilayah Banyumas dan sekitarnya menyambut antusias kegiatan ”The Tour” Borobudur Marathon 2022 yang digelar di GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (7/8/2022). Meski hujan lebat mengguyur sejak pagi, para peserta bersemangat mengikuti ajang pembuka Borobudur Marathon yang menonjolkan program anyar berupa penjaringan atlet muda berbakat dan kesempatan mengikuti bleep test.
”Tadi berangkat dari Purbalingga sekitar pukul 05.00 pakai motor. Ada 13 orang yang ikut acara ini. Yang jelas acaranya seru, ada bleep test, juga jadi ajang silaturahmi para pelari se-Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen),” kata Ketua Komunitas Purbalingga Runner Nurkholis (30), Minggu.
Nurkholis mengaku penasaran dengan bleep test atau metode untuk mengukur penyerapan maksimum oksigen dalam tubuh (VO2 max) dan kebugaran kardiovaskuler. ”Ini hal baru buat saya dan teman-teman, bahkan ada teman-teman yang belum tahu. Ini hal yang luar biasa,” tuturnya.
Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng yang bertema ”Stronger to Victory” ini juga menghadirkan narasumber Ketua Komisi Medis dan Anti Doping PB PASI dokter Wawan Budisusilo, Reza Aulia Pradipta, dan Aditya M Pamungkas. Mereka memberikan motivasi dan coaching clinic bagi para pelari.
”Saya sangat bangga, saya sangat bersyukur sekali karena saya saya bisa mendapat pekerjaan saya sebagai TNI dari lari. Saya sangat berterima kasih dengan lari,” kata Reza, pelari muda, saat memotivasi para pelari.
Dalam sesi tanya jawab, Aditya (40), pelari dari Purbalingga, mengisahkan, setelah terkena Covid-19 terjadi perubahan drastis dalam napasnya yang ternyata kian pendek. Dari yang biasanya mampu berlari dengan pace 4-5 dan kondisi tubuh masih bugar, kini untuk mencapai performa yang sama butuh upaya yang lebih besar.
Menanggapi hal itu, dokter Wawan menyebutkan bahwa kondisi itu perlu diterima dengan lapang dada dan perlu dilatih kembali secara konsisten supaya bisa terjadi peningkatan kualitas kebugaran dalam berlari.
”Latihannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang, jangan mengingat kondisi yang dulu pasti akan terjadi overcapacity. Jadi, kecapekan. Ingat bahwa tujuan kita berlari adalah salah satunya adalah untuk kesehatan. Balik ke situ saja,” kata Wawan.
Terkait penjaringan atlet muda dalam program Bank Jateng Young Talent, Kepala Sub Divisi Komunikasi Korporat Bank Jateng Arief Nugroho menyampaikan, program ini dibuat untuk mewadahi bakat-bakat muda di bidang lari.
”Karena pandemi kemarin otomatis atletik salah satunya (kaderisasi atlet) lari banyak yang tidak berlanjut. Pencarian seperti ini akan membuka peluang bagi atlet muda yang berbakat, punya potensi untuk mendapatkan pengetahuan mengenai lari untuk jadi lebih baik lagi. Apalagi generasinya Agus Prayogo (atlet lari) sudah mulai kurang,” papar Arief.
Sponsorship & Partnership Event Manager Harian Kompas Ari Setiawan menambahkan, pendaftaran Bank Jateng Young Talent dibuka bagi seluruh atlet muda Indonesia berusia 15-18 tahun.
”Program ini untuk mencari Agus Prayogo-Agus Prayogo baru. Pendaftaran hanya dibuka melalui aplikasi My Borobudur Marathon. Teman-teman Bank Jateng Young Talent akan lari di kategori 10 kilometer. Jadi mengapa ada proses pendaftaran, seleksi, dan program training adalah supaya kami bisa melihat keseriusan dari teman-teman untuk menjadi calon-calon atlet muda terdepan nanti di Indonesia,” kata Ari.