Wings Air Terbang Perdana, Tandai Beroperasinya Kembali Bandara JBS Purbalingga
Bandara Purbalingga kembali beroperasi. Maskapai Wings Air melayani rute Purbalingga-Pondok Cabe sepekan sekali. Diharapkan penerbangan ini berdampak positif bagi Purbalingga dan sekitarnya.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Maskapai penerbangan Wings Air terbang perdana dari Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, menuju Bandara Pondok Cabe di Banten, Jumat (5/8/2022). Penerbangan pergi pulang itu menandai kembali beroperasinya bandara ini setelah berhenti beberapa bulan akibat sepinya penumpang dan pandemi Covid-19.
”Kami akan melayani penerbangan satu minggu satu kali dan mungkin jika ada permintaan yang besar seperti tadi disampaikan banyak potensi wisata di sini, pasti seiring dengan kegiatan-kegiatan di sini pasti demand-nya akan besar,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Wings Air Fitzgerald Julian Rahman di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat.
Wings Air dengan pesawat jenis ATR 72-600 terbang dari Bandara Pondok Cabe ke Jenderal Besar Purbalingga setiap Jumat pada pukul 08.20 dan terbang dari Bandara Jenderal Besar Purbalingga ke Pondok Cabe pukul 09.50.
”Kami juga berharap agar pelayanan dan jasa angkutan udara yang dilaksanakan Wings Air dapat memberi kontribusi yang besar dan kemajuan untuk daerah Purbalingga dan sekitarnya, dapat mendukung pertumbuhan perekonomian, pariwisata, pendidikan, dan UMKM,” tutur Julian.
Dari catatan Kompas, bandara ini pertama kali digunakan secara komersial pada 3 Juni 2021. Saat itu maskapai penerbangan Citilink melayani penerbangan rute Jakarta (Halim Perdana Kusuma)-Purbalingga-Surabaya setiap Kamis dan Sabtu dengan pesawat jenis ATR-72 (Kompas.id, 3/6/2021). Presiden Joko Widodo juga pernah mengunjungi bandara ini pada 11 Juni 2021 dan mengapresiasi bandara ini meski masih menggunakan tenda untuk terminalnya (Kompas.id, 11/6/2021).
Namun, baru berjalan sekitar empat bulan, penerbangan Citilink berhenti pada Oktober 2021. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, berhentinya layanan penerbangan disebabkan, antara lain, oleh meningkatnya kasus Covid-19 sehingga syarat untuk penerbangan cukup ketat, yaitu menggunakan PCR dan adanya revitalisasi di Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta.
”Tidak lama setelah dibuka dan dioperasionalkan bandara ini, kita memang dilanda Covid-19 yang luar biasa. Ini memberi dampak terhadap persyaratan penerbangan, jadi agak sedikit ketat saat itu,” kata Pratiwi.
Menurut Pratiwi, tingkat keterisian penumpang pesawat dari Purbalingga kala itu cukup bagus, yaitu 59-75 persen. Oleh karena itu, Pratiwi berterima kasih kepada Wings Air yang telah membuka penerbangan di Purbalingga. Diharapkan perekonomian di Purbalingga dan daerah lainnya meliputi Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen dapat ikut terungkit.
Untuk menjaga keterisian penumpang, lanjut Pratiwi, pihaknya akan bekerja sama dengan kepala daerah di sekitar Purbalingga untuk menyiapkan acara-acara wisata serta menggencarkan sosialisasi dan promosi bandara ini.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie yang juga menjadi penumpang pesawat Wings Air menuju Jakarta mengapresiasi dibukanya kembali penerbangan di sini. Menurut dia, dengan waktu tempuh 1 jam menuju Jakarta cukup efektif dibandingkan dengan menggunakan kereta api yang bisa memakan waktu 4-5 jam perjalanan dari Purwokerto.
”Bagi kami warga Purwokerto dan sekitarnya sangat membantu sebagai alternatif transportasi ke Ibu Kota. Bagi kami yang sering mendapat undangan rapat atau kegiatan dinas ke Jakarta ini bisa jadi solusi karena tidak terlalu lama di perjalanan,” tutur Agus. Agus berharap ke depan jadwal penerbangan bisa ditambah minimal sepekan dua kali.