Walau Belum Masuk Indonesia, Upaya Mitigasi Cacar Monyet Digencarkan
Pemerintah memastikan belum ada kasus cacar monyet di Indonesia. Jika dibandingkan Eropa, masyarakat Indonesia dinilai lebih kebal karena pernah ada vaksinasi cacar sekitar 1970-an. Meski begitu, harus tetap waspada.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan sampai saat ini belum ada indikasi penyebaran cacar monyet di Indonesia. Meskipun begitu, upaya mitigasi, termasuk deteksi dini, terus dilakukan.
Dalam kunjungannya di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (27/7/2022), Budi memastikan belum ada warga Indonesia yang terjangkit cacar monyet. Sebelumnya memang ada sembilan orang yang terindikasi terkena cacar monyet. Namun, setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, hasil laboratorium menyatakan sampel dari kesembilan pasien itu tidak terjangkit cacar monyet.
Hanya saja, Budi mengakui, pemeriksaan terhadap cacar monyet baru terpusat di DKI Jakarta. Dalam waktu dekat, pemeriksaan akan disebar ke sejumlah daerah agar penanganannya lebih cepat. ”Ini sebagai upaya deteksi dini terhadap penyebaran cacar monyet,” ucapnya.
Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan alat serta bahan baku untuk pemeriksaan dini bagi orang yang terindikasi terkena cacar monyet. Direncanakan, sudah ada 1.500 reagen yang disiapkan untuk tes cacar monyet ini. Reagen itu nantinya dikirim ke semua Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di setiap daerah.
Khusus untuk BBLK Palembang sudah dialokasikan sekitar 500 kit reagen. Persiapan perlu dilakukan segera mengingat bahan baku reagen-nya untuk mendeteksi cacar monyet berbeda dengan Covid-19. ”Kami sudah menyiapkan reagen sekitar 500 kit, kemarin ada sembilan yang sudah dipakai, kita tambah lagi 1.000. Jadi, total ada 1.500 yang akan kita distribusikan ke laboratorium di seluruh Indonesia,” ujar Budi.
Selain reagen, Kemenkes juga telah menyediakan 1.000 obat cacar monyet sebagai antisipasi. Budi menjelaskan, penyebaran cacar monyet itu melalui cairan yang bersentuhan, berbeda dengan cara penularan Covid-19 yang bisa melalui udara.
Pencegahannya pun dapat diketahui lebih awal dibandingkan dengan Covid-19. Gejela awal cacar monyet bisa dideteksi secara kasatmata. Dimulai dengan demam, tidak enak badan, dan bercak merah. Ketika telah muncul bercak itulah, harus segera dites dengan mengambil sampel cairan cacarnya.
”Kalau hasil tes positif, penderita harus segera diisolasi,” ucapnya. Namun, proses isolasi bisa dilakukan di rumah saja karena dalam waktu dua sampai empat minggu biasanya akan sembuh.
Budi meyakini, kasus cacar monyet di Indonesia tidak akan sebesar di Eropa lantaran banyak warga yang sudah menerima vaksin cacar. Vaksinasi itulah yang membuat imunitasnya terbentuk. ”Jika sudah divaksin cacar, biasanya imunitasnya bertahan sampai seumur hidup, berbeda dengan Covid-19 yang perlu dilakukan suntikan dosis penguat,” ucapnya.
Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang Andi Yussianto menerangkan, secara peralatan, di BBLK Palembang sudah cukup memadai untuk memeriksa indikasi adanya cacar monyet. ”Alatnya cenderung sama, tetapi bahan baku reagen saja yang berbeda dengan sampel Covid-19,” ucapnya.
Sampel yang diambil juga berupa sampel cairan yang ada di cacar tersebut. ”Prosesnya juga harus dilakukan dengan cepat agar sampel tidak rusak,” ujarnya.