Vaksinasi Dosis Ketiga Kota Bandung Baru 36 Persen
Wali Kota Yana Mulyana menyatakan bakal menggenjot vaksinasi hingga target 50 persen tercapai akhir Agustus 2022.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 dosis ketiga di Kota Bandung, Jawa Barat, baru mencapai 36 persen. Warga pun diimbau segera mengakses layanan vaksinasi demi perlindungan di tengah peningkatan kasus saat ini.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Selasa (19/7/2022), menyatakan, target vaksinasi dosis ketiga sebesar 50 persen diharapkan terpenuhi pada akhir Agustus 2022. Untuk mencapai hal tersebut, pihaknya juga mengeluarkan aturan yang mensyaratkan warga telah divaksinasi dosis ketiga jika ingin mengakses ruang publik.
Jika penularan masih tinggi, Yana khawatir Kota Bandung turun ke pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Jika hal itu terjadi, mobilitas masyarakat akan diperketat dan berdampak pada kegiatan masyarakat.
Saat ini Kota Bandung masih dalam status PPKM level 1. Sementara kasus harian Covid-19 masih bertambah puluhan pasien per hari. Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung (Pusicov), total kasus Covid-19 di kota ini mencapai 88.230 orang hingga Senin (18/7/2022). Jumlah tersebut bertambah 61 pasien jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Dari jumlah itu, 609 pasien masih dalam perawatan dan 86.143 warga lainnya dinyatakan sembuh. Namun, 1.478 orang di Bandung meninggal akibat terpapar Covid-19. ”Masyarakat yang ingin datang ke ruang publik sudah harus vaksin booster (penguat). Semoga ini ikhtiar untuk meningkatkan vaksinasi lebih dari 50 persen di akhir Agustus ini,” paparnya di Bandung.
Di Kota Bandung, sasaran vaksinasi Covid-19 mencapai 1,9 juta orang. Dari data Kementerian Kesehatan melalui vaksin.kemkes.go.id, vaksinasi Covid-19 dosis ketiga di Kota Bandung hingga Selasa (19/7/2022) siang mencapai 708.682 dosis.
Selain vaksinasi, Yana pun menekankan penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah. Apalagi, saat ini anak-anak sudah masuk tahun ajaran baru dan melaksanakan pembelajaran tatap muka hingga 100 persen.
Selain memperkenalkan lingkungan sekolah, ujar Yana, siswa juga diajarkan untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah pertemuan tatap muka (PTM) dan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Hal ini berguna untuk membiasakan anak hidup dengan adaptasi kebiasaan baru.
”Penerapan prokes mulai dari saat berangkat sekolah, membawa bekal dari rumah, dan memakai masker. Sekolah juga mempersiapkan tempat cuci tangan, jaga jarak, dan mencipatakan kegiatan yang mengurangi risiko kerumunan,” paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar menyatakan, pihaknya meminta satuan pendidikan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendukung tersebut. Hal ini untuk memfasilitasi peserta didik beradaptasi.
”Adanya fasilitas yang memadai mampu membantu peserta didik dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekolah yang baru,” ujarnya.