KKB Serang Warga di Ibu Kota Nduga, Sembilan Orang Tewas
Kelompok Egianus Kogoya menyerang warga sipil di ibu kota Kabupaten Nduga, Papua. Sebanyak sembilan orang dilaporkan tewas dan satu orang luka berat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyerang warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022). Dilaporkan sebanyak sembilan orang tewas dan satu orang dalam kondisi sekarat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani membenarkan adanya insiden di Kampung Nogolait tersebut. Penyerangan terhadap warga sipil itu terjadi pada pukul 09.15 WIT.
Faisal memaparkan, identitas sembilan korban tewas tersebut adalah Yulius Watu (23), Hubertus Goti (41), Daeng Marannu (42), Taufan Amir (42), Johan (26), Alex (45), Yuda Nurusinga (22), Nasjen (41), dan Eliaser Baner (54). Eliaser diketahui sebagai tokoh gereja di wilayah setempat. Sementara korban yang mengalami luka-luka adalah Sudirman (36). Saat ini semua korban tewas dan luka telah dievakuasi ke Puskesmas Kenyam.
”Kami sungguh menyayangkan kelompok ini membunuh Eliaser yang juga tokoh agama di Kampung Nogolait. Saat ini kami masih mengumpulkan data profesi korban dan kronologi insiden tersebut,” kata Faisal.
Ia menuturkan, status keamanan di Kenyam ditetapkan siaga satu atau tingkat kesiagaan tertinggi. Satua Tugas Penegakan Hukum Damai Cartenz telah diterjunkan ke Nduga untuk menghadapi kelompok Egianus.
”Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri telah menginstruksikan tim Satgas Gakkum melaksanakan upaya penegakan hukum dengan tegas dan terukur di Kenyam. Tim akan berupaya untuk mengamankan lokasi kejadian,” ujar Faisal.
Sejak Januari 2022 hingga 16 Juli 2022 total telah terjadi 45 kasus serangan KKB di Papua. Kasus-kasus ini terjadi di Kabupaten Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Paniai, Puncak Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang, Yalimo, Jayawijaya, dan Deiyai.
Dalam kasus-kasus tersebut terdapat korban dari aparat TNI, Polri, dan warga. Dari aparat TNI, korban meninggal sebanyak 7 orang dan 12 orang luka, sedangkan anggota Polri yang meninggal 1 orang dan 2 orang mengalami luka-luka. Sementara warga yang meninggal sebanyak 26 orang dan 6 orang luka-luka. Sementara korban tewas dari KKB sebanyak 3 orang.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, dibutuhkan upaya pemulihan keamanan untuk menghentikan aksi kekerasan yang terus terjadi di Papua saat ini.
Frits berpendapat, penyerangan terhadap warga sipil bukanlah sikap yang menunjukkan perjuangan gerakan referendum Papua. Aksi KKB dapat dikategorikan oleh publik internasional sebagai tindakan kriminal.
”Kami berharap ada pendekatan keamanan, tetapi bukan dengan cara operasi militer, melainkan penegakan hukum yang terukur untuk menghentikan aksi kekerasan ini,” ujarnya.