Lakukan Pemantauan, Pemprov Jatim Sebut Hewan Kurban Sehat dan Aman
Pemprov Jatim menyatakan, seluruh hewan kurban di provinsi itu dalam kondisi sehat dan aman. Kondisi itu diketahui berdasarkan pemantauan yang dilakukan di 17.000 lebih tempat pemotongan hewan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan, seluruh hewan kurban di provinsi itu dalam kondisi sehat dan aman. Kondisi itu diketahui berdasarkan pemantauan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim di 17.000 lebih tempat pemotongan hewan di provinsi tersebut.
Pada Minggu (10/7/2022), seusai shalat Idul Adha, Emil Dardak melakukan penyerahan hewan kurban di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya. Dia juga sempat melakukan peninjauan beberapa jenis sapi yang akan dikurbankan. Menurut rencana, penyembelihan dilakukan Senin (11/7/2022).
Pada kesempatan itu, dilakukan pula penyerahan hewan kurban dari Presiden Republik Indonesia dan Gubernur Jawa Timur kepada Masjid Nasional Al Akbar.
Presiden Joko Widodo memberikan sapi kurban jenis Simental dengan berat 1,2 ton untuk. Sapi tersebut memiliki tinggi pundak 151 sentimeter (cm), panjang badan 187 cm, dan lebar dada 256 cm. Sapi itu berasal dari Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim.
Sementara sapi kurban Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa adalah sapi Simental berwarna merah dengan usia 5 tahun. Sapi itu memiliki bobot 1.050 kg dengan tinggi pundak 160 cm, panjang badan 195 cm, dan lingkar dada 231 cm. Adapun asal sapi itu dari Desa Kanten, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Tahun ini, jumlah hewan kurban yang diamanahkan untuk dilakukan penyembelihan di Masjid Nasional Al Akbar sebanyak 26 sapi dan 57 kambing. Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan tahun lalu meski saat ini sedang terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pada kesempatan itu, Emil Dardak menyampaikan, masyarakat tidak perlu khawatir dan ragu untuk berkurban meski masih terjadi penularan PMK. Hal ini karena Pemprov Jatim terus melakukan pengawasan terhadap penyembelihan hewan kurban di sejumlah lokasi.
Dia menyebut, ada 17.000 titik pemotongan hewan kurban yang tersebar di Jatim. Semua lokasi pemotongan itu sudah didaftarkan di dinas terkait di kabupaten dan kota serta rumah potong hewan.
Bahkan, pada Minggu, bertambah lagi 2.000 lokasi pemotongan hewan kurban. Lokasi-lokasi baru itu disebut sudah terpantau seluruhnya. ”Di setiap lokasi ada paramedik dan veteriner mengawasi,” ujar Emil Dardak.
Dia menambahkan, saat ini, kondisi penularan PMK dari hari ke hari cenderung mengalami penurunan. Meski begitu, Wakil Gubernur Jatim itu terus mengingatkan para peternak tidak lengah.
Emil Dardak juga mengapresiasi kerja keras veteriner dan paramedik dalam mengantisipasi penularan PMK saat Idul Adha. Para petugas itu terus-menerus melakukan pemeriksaan di sejumlah lokasi, misalnya rumah potong hewan (RPH) Pegirian, Surabaya, dan Islamic Center Surabaya.
Berdasarkan pemeriksaan dengan proses ante mortem serta pemeriksaan pra-penyembelihan yang dilakukan oleh petugas, tidak ditemukan satu pun hewan kurban yang mengalami tanda-tanda PMK. ”Masyarakat mohon dipatuhi peraturan yang berlaku. Pastikan tempat tersebut sudah melakukan pemeriksaan, baik ante mortem (sebelum penyembelihan) dan post mortem (sesudah penyembelihan),” ujar Emil Dardak.
Sementara itu, saat menjadi khatib shalat Idul Adha di Masjid Nasional Al Akbar, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Akhmad Muzakki, berpesan agar para jemaah belajar dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarga. Para jemaah juga diajak bekerja keras agar dapat mencapai sukses hidup dengan mengutamankam kemaslahatan bersama.
”Kerja keras penuh ikhlas dan tawakkal itu akan lebih sempurna jika kita barengi dengan nilai dan jiwa pengorbanan karena Allah, solidaritas yang tinggi kepada sesama, serta semangat untuk menempatkan kepentingan bersama sebagai bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan,” pesannya.
Di setiap lokasi ada paramedik dan veteriner mengawasi. (Emil Dardak)
Tim pengecekan
Di sisi lain, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Surabaya juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan secara ante mortem dan post mortem itu dilakukan untuk penyembelihan di luar Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R).
Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, pihaknya menerjunkan seluruh petugas veteriner untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 31 kecamatan di wilayah Kota Surabaya.
Antiek menjelaskan, kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan kurban ini rutin dilakukan setiap tahun saat hari raya Idul Adha. Kali ini, dalam situasi wabah PMK, pihaknya terus berupaya melakukan antisipasi terhadap penyebaran wabah tersebut dengan memastikan keamanan selama pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.
Kegiatan pemeriksaan hewan kurban itu akan terus dilakukan hingga 13 Juli 2022. Hal itu dilakukan agar masyarakat yang hendak mengonsumsi daging kurban bisa merasa aman.
Apabila ditemukan hewan yang terjangkit PMK, Antiek menyatakan, pihaknya akan melakukan penanganan agar penyakit itu tidak menyebar ke hewan ternak yang lain. Hewan ternak dengan gejala PMK yang masih memenuhi syarat akan dilakukan pemotongan secara terpisah.
Alternatif lainnya, ternak bergejala PMK itu akan dilakukan pemotongan setelah semua hewan sehat selesai dipotong. Selain itu bagian kepala, jeroan, kaki, ekor/buntut dan tulang harus dimusnahkan dengan prosedur disinfeksi atau direbus dalam air mendidih minimal 30 menit.
Menurut Antiek semua peralatan yang digunakan untuk menyembelih juga harus diberi disinfektan karena panitia penyembelihan wajib menjaga kebersihan. ”Selain itu, tempat pembuangan limbah juga dilakukan pembersihan dengan menggunakan disinfektan,” ujarnya.
Saat meninjau pemotongan hewan kurban di Masjid AL-Mukminun, Surabaya, Antiek menyebut, tata cara pemotongan hewan kurban di masjid itu telah sesuai dengan pedoman pemotongan hewan kurban dalam situasi wabah PMK. Sebab, pengelola masjid telah memiliki tempat pembuangan limbah sendiri.
”Proses bagus, memiliki tempat pembuangan limbah, serta proses penangannya sesuai dengan kententuan yang berlaku. Bahkan, pembungkusan daging sudah tidak menggunakan kantong plastik karena panitia menggunakan besek atau keranjang anyaman,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa terkait hewan ternak yang masuk dalam kategori suspek PMK, telah dilakukan uji laboratorium. Namun, waktu untuk menunggu hasil uji tersebut cukup lama. Sebab, pihaknya juga harus memisahkan hewan ternak tersebut untuk dilakukan isolasi dan pemberian pengobatan serta vitamin. ”Untuk uji laboratorium sejak satu pekan menjelang Idul Adha belum dilakukan. Tapi saat awal PMK, ada 34 hewan ternak yang positif dan sudah dilakukan penanganan. Alhamdulilah sudah sembuh semuanya,” terangnya.
Dokter hewan DKPP Kota Surabaya Rizal Maulana Ishaq mengatakan, pemeriksaan ante mortem adalah memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih. Pada masa wabah PMK ini, pemeriksaan difokuskan pada daerah mulut, apakah ada sariawan atau tidak. Jika tidak ada sariawan, dipastikan hewan tersebut sehat.
Selain itu, terkait dengan sumur resapan atau tempat pembuangan limbah penyembelihan hewan kurban, DKPP Kota Surabaya terus memberikan pendampingan kepada pengelola masjid di ”Kota Pahlawan ”mengenai proses kebersihan setelah dilakukan penyembelihan hewan kurban.