14.000 Penari Meriahkan HUT Bhayangkara di Magelang
Sebanyak 14.245 penari terlibat memeriahkan peringatan HUT Ke-76 Bhayangkara yang digelar Kepolisian Resor Magelang Kota, Kamis (7/7/2022). Sekitar 11.000 orang di antaranya menari di Alun-alun Magelang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 14.245 penari terlibat memeriahkan peringatan Hari Bhayangkara Ke-76 yang digelar Kepolisian Resor Magelang Kota, Kamis (7/7/2022). Lebih dari 11.000 orang menari di Alun-alun Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah, sedangkan sekitar 2.700 orang lainnya ikut menari secara daring dari sejumlah kota.
Kepala Polres Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Yolanda Evalyn Sebayang mengatakan, acara tari ini awalnya hanya direncanakan diikuti 3.000 orang. Namun, setelah rencana acara itu dipublikasikan di media sosial, ternyata banyak orang berminat untuk bergabung.
Mereka yang berminat memeriahkan acara itu tidak hanya dari kalangan polisi, tapi juga masyarakat dari beragam latar belakang. Para peserta tari itu berasal dari sejumlah kota, misalnya Balikpapan, Jakarta, Bandung, serta sejumlah kota di Provinsi Banten.
”Mulai dari kalangan pelajar, ibu-ibu, kelompok senam, hingga komunitas sepeda ontel, ikut bergabung untuk menari,” ujar Yolanda.
Tari yang ditampilkan dalam acara itu adalah tari gugur gunung yang menjadi simbol semangat gotong royong dan kerja sama. Acara menari massal ini juga dicatatkan sebagai capaian rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) nomor 10.416.
Di Alun-alun Magelang, acara menari secara massal ini diikuti oleh sejumlah tokoh, misalnya kolektor seni rupa Oei Hong Djien, tokoh ulama KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang, M Nur Aziz dan M Mansyur, hingga Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi.
Salah seorang peserta menari massal itu, Fatma (63), mengatakan, dirinya mengetahui informasi tentang acara tersebut sejak seminggu lalu. Karena tertarik untuk bergabung, dia pun mengajak 30 rekannya yang juga sudah lanjut usia untuk ikut menari.
”Kami juga mempersiapkan diri. Bersama-sama, kami berlatih menari selama dua hari dengan mengikuti panduan gerakan tari dari Youtube,” ujar perempuan dari kelompok senam aerobik di Kecamatan Magelang Selatan itu.
Puluhan ibu lansia itu pun berinisiatif tampil unik dengan mendandani diri meniru figur Limbuk, tokoh perempuan dalam wayang dengan penampilan lucu. Mereka juga datang jauh lebih awal dari jadwal acara yang ditetapkan. Sekalipun Polres Magelang Kota sudah menginformasikan acara dimulai pukul 08.00, mereka sudah ada di Alun-alun Magelang sejak pukul 05.00.
Semangat serupa juga ditunjukkan oleh sekitar 50 warga lansia anggota klub senam sehat Kota Magelang yang juga terlibat dalam acara menari massal itu. ”Sama seperti senam, menari adalah bagian dari olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh,” ujar Indri (45), instruktur senam sehat.
KH Yusuf Chudlori mengatakan, selain bermanfaat untuk kebugaran tubuh, acara menari massal itu juga menjadi ajang kumpul-kumpul untuk menebarkan semangat dan kebahagiaan. ”Setelah sekian lama pandemi, kegembiraan untuk berkumpul dan beraktivitas bersama inilah yang begitu dirindukan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, kegiatan perayaan dengan melibatkan massa ini diharapkan bisa membuat masyarakat turut bergembira merayakan HUT Bhayangkara. ”Kami juga ingin menunjukkan bahwa kami juga bisa menggelar acara yang melibatkan dan menggembirakan masyarakat banyak,” ujarnya.