Kurban Berkurang, Stok Ternak di Padang Pariaman dan Tanah Datar Diklaim Mencukupi
Kebutuhan hewan kurban di Padang Pariaman dan Tanah Datar, Sumatera Barat, diklaim mencukupi di tengah adanya wabah PMK.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kebutuhan hewan kurban di Padang Pariaman dan Tanah Datar, Sumatera Barat, diklaim mencukupi di tengah adanya wabah penyakit mulut dan kaki. Kondisi itu karena jumlah ketersediaan hewan kurban berkurang yang diimbangi dengan berkurangnya minat masyarakat berkurban.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Padang Pariaman Devi Yanti, Rabu (6/7/2022), mengatakan, kebutuhan hewan kurban di kabupaten ini relatif mencukupi.
”Di tengah wabah PMK ini, ketersediaan ternak berkurang dan permintaan juga berkurang karena masyarakat takut. Jadi, tidak memengaruhi stok yang ada,” kata Devi, Rabu siang. Namun, ia belum dapat memberikan data estimasi kebutuhan kurban di Padang Pariaman tahun ini.
Menurut Devi, penurunan minat berkurban itu terlihat dari hasil pengecekan petugas dinas ke masjid-masjid. Sebagai contoh, di salah satu masjid, biasanya ada 10 sapi yang dikurbankan, sekarang cuma 5-6 sapi.
Devi melanjutkan, sejak H-10 Idul Adha yang dirayakan pada 10 Juli 2022, petugas dinas melakukan pengawasan hewan kurban. Petugas datang ke kandang penampungan mengecek kesehatan hewan. Jika dinyatakan sehat, hewan dilabeli dan dibekali dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
”Pedagang nanti membawa hewan ke masjid. Kami mengimbau panitia di masjid yang melakukan kurban agar meminta SKKH dari pedagang. Dengan itu, ada jaminan kesehatannya,” ujarnya.
Hingga 5 Juli 2022, jumlah ternak terpapar PMK di Padang Pariaman sebanyak 1.485 ekor yang terdiri dari sapi 1.253 ekor, kerbau 230 ekor, dan kambing 2 ekor. Dari total jumlah itu, sebanyak 339 ekor sembuh, 9 ekor potong paksa, dan 8 ekor mati.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tanah Datar Varia Warvis mengatakan, stok hewan kurban mencukupi di tengah wabah PMK. ”Hewan kurban cukup,” katanya.
Sekitar 70 persen kebutuhan sapi kurban di Tanah Datar, kata Varia, didatangkan dari luar provinsi. Tauke sudah mendatangkan ternak sejak 3-6 bulan menjelang hari H sehingga ketika PMK datang tinggal mencukupi kebutuhan yang kurang.
Hewan kurban cukup. (Varia Warvis)
Varia tidak menyebutkan estimasi kebutuhan hewan kurban tahun ini. Namun, berkaca pada tahun 2020 dan 2021, kebutuhannya sekitar 4.500 ekor. Ia memperkirakan kebutuhan hewan kurban tahun ini berkurang.
Diperketat
Faktor yang memengaruhi kondisi itu, kata Varia, antara lain, aturan lalu lintas diperketat. ”Ditambah memang masyarakat kurang memahami PMK, anggap PMK menular ke manusia. Informasi berkembang, ternak sakit, berpengaruh ke pembelian ternak dan tauke daging,” kata Varia.
Hingga 6 Juli dini hari, jumlah ternak terpapar PMK di Tanah Datar sebanyak 948 ekor, 90 persen di antaranya sapi. Dari jumlah itu, 193 ekor sembuh dan 23 ekor potong paksa.
Adapun untuk Sumbar, Dinas Peternakan Sumbar mencatat, hingga 4 Juli dini hari, jumlah ternak terpapar PMK sebanyak 6.064 ekor yang tersebar di 17 dari 19 kabupaten/kota. Dari total jumlah itu, 1.330 ekor sembuh, potong bersyarat/paksa 30 ekor, dan mati 4 ekor.