Sungai Cimanis Cirebon Menelan Korban Lagi, Seorang Anak Tewas
Dua anak tenggelam ketika bermain di Sungai Cimanis, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (5/7/2022) siang. Seorang ditemukan meninggal dan seorang lainnya masih dalam pencarian.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sungai Cimanis di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali menelan korban jiwa. Dua anak tenggelam ketika bermain di sungai tersebut pada Selasa (5/7/2022) siang. Seorang ditemukan tewas dan seorang lainnya masih dalam pencarian.
Petaka itu bermula saat Riko (11) bersama Adam (11) dan beberapa temannya bermain di pinggir Sungai Cimanis, tepatnya di Desa Sarajaya, Kecamatan Lemahabang, sekitar pukul 11.00. Akan tetapi, Riko terbawa arus dan tenggelam. Adam kemudian terjun ke sungai demi menyelamatkan Riko.
”Tetapi, Adam juga terbawa arus. Teman-temannya langsung pergi melapor. Saya juga cukup kaget karena mereka jarang main di sini (Sungai Cimanis),” ujar Kuwu (Kepala Desa) Sigong Sumarsono. Riko dan Adam merupakan warga Sigong yang juga masih kerabat Sumarsono.
Warga yang mengetahui kabar tenggelamnya kedua anak itu langsung mencari korban. Warga juga menghubungi tim SAR. Sekitar pukul 12.00, Riko ditemukan meninggal. Jenazah lalu dibawa ke RSD Gunung Jati Cirebon untuk diotopsi.
Sementara Adam belum ditemukan hingga Selasa petang. Lebih dari 20 personel SAR gabungan turut mencari korban. Tim terdiri dari Pos SAR Cirebon, Polsek Lemahabang, Koramil 0620-10/Lemahabang, Polairud Polda Jabar, BPBD Kabupaten Cirebon, dan warga setempat.
Sumarsono mengatakan, kasus tenggelamnya warga di Sungai Cimanis kerap terjadi. Tahun lalu, seorang warga Karangsuwung terseret arus sungai yang berhulu di Kabupaten Kuningan itu. ”Setiap tahun ada korban. Penyebabnya, masyarakat tidak tahu medan,” katanya.
Sungai dengan lebar lebih dari 8 meter itu tampak dangkal di pinggirnya. Apalagi, banyak sampah plastik dan dahan pohon. Akan tetapi, di bagian tengahnya, kedalaman sungai bisa lebih dari lima meter. Dulu, warga menyeberangi sungai untuk ke desa lainnya.
”Tahun 1997, delapan orang yang menyeberang terseret arus. Empat orang meninggal dan ditemukan di laut (wilayah Pangenan),” ujarnya. Setelah tragedi itu, pemerintah membangun jembatan dari Sarajaya ke Karangmekar untuk mencegah korban jiwa di sungai tersebut.
Meski sudah ada jembatan, kata Sumarsono, kadang-kadang masih ada yang menyeberangi sungai untuk ke sawah. Pihaknya telah berulang kali meminta warga tidak menyeberang atau bermain di sekitar Sungai Cimanis, apalagi saat musim hujan. Namun, imbauan itu belum sepenuhnya dipatuhi.
Hingga Selasa pukul 17.30, pencarian Adam dengan menyisir sungai dihentikan karena terkendala penerangan. Koordinator Pos SAR Cirebon Edy Pamungkas mengatakan, kedalaman sungai hingga 7 meter serta batang pohon di dasarnya juga menghambat proses pencarian.
Selain menggunakan tali tambang dan bambu, pencarian juga menyisir dasar sungai dengan alat khusus. ”Besok (Rabu), pencarian dilanjutkan. Kami akan menurunkan dua set peralatan selam. Area pencarian masih fokus di daerah sini, sekitar 160 meter persegi,” ujarnya.